Mohon tunggu...
Novia Nanda Putri
Novia Nanda Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Suka Menulis!

Semoga semua tulisan yg kutuangkan disini seperti kopi, semua orang bisa menikmatinya. 🤍

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Emosional? Ini Cara Mengubahnya Menjadi Kekuatan!

22 Desember 2024   19:39 Diperbarui: 27 Desember 2024   10:01 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : pexels/Murry Lee) 

APA ITU EMOSIONAL PADA ANAK?

 
Emosional pada anak adalah kemampuan anak untuk memahami, mengendalikan dan mengelola emosi dirinya sendiri dan orang lain. Dan emosi pada anak ini masih dalam proses perkembangan , sehingga perlu bimbingan yang tepat. Pengendalian emosi pada anak ini berkembang secara bertahap mulai dari usia dini hingga usia remaja.

Emosional pada Anak ini sangatlah penting, namun terkadang orang tua belum begitu memahaminya , sehingga masih ada beberapa orang tua yang terkadang mengabaikan atau tidak memperdulikan sikap atau sifat anak yang cenderung ke arah anak emosional ini. Sebagai orang tua, belajar untuk memahami karakter atau kepribadian anak adalah salah satu bentuk kepedulian terhadap mental anak dan juga kecerdasan emosional pada anak.

Kurangnya pengetahuan tentang psikologi anak ini terjadi karena beberapa faktor seperti orang tua yang stress dan fokus yang mengganggu pada pengasuhan, keterbatasan waktu dan perhatian untuk mempelajari psikologi anak, dan juga kurangnya kesadaran tentang pentingnya psikologi atau emosional anak. Itulah beberapa faktor yang membuat orang tua di zaman sekarang banyak yang tidak paham untuk mengenali kepribadian dan karakter anak mereka.

Tentunya menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah, ada banyak tantangan yang harus orang tua hadapi tentunya untuk masalah tumbuh kembang anak atau menghadapi dan mempelajari tentang emosi pada anak,tentu tujuan ini agar anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan patuh,anak yang dapat mengontrol emosinya , anak yang berprestasi dan percaya diri.

Namun terkadang dalam perjalanan hidup menjadi orang tua ada sesuatu hal yang harus orang tua siap hadapi . Seperti memiliki anak yang emosional. Menghadapi anak emosional ini tentu akan membuat orang tua harus membimbing dengan sangat ekstra, karena salah penanganan pada anak emosional ini tentu akan berdampak negatif pada perkembangan dan kesehatan mental anak. Jadi harus benar benar tahu cara penanganan yang baik.

Dan yang dimaksud anak emosional ini adalah emosi yang negatif yang ada pada diri anak. Dampak anak emosional ini mungkin terjadi karena beberapa hal seperti faktor genetik, faktor lingkungan, atau faktor psikologis atau karena faktor faktor lain yang menyebabkan anak emosional.

Kenali juga yuk apakah anak anda termasuk anak emosional atau tidak? Ciri ciri yang mengarah kepada anak emosional ini adalah sensitif dan mudah tersinggung , sulitnya mengontrol emosi, mudah menangis atau marah, mudah cemas atau takut, dan sering membantah atau melawan orang lain.

Jadi , selain orang tua harus mengenali ciri ciri anak emosional , orang tua juga harus tahu loh tanda tanda yang pasti, yang ada di dalam diri anak emosional ini.

APA SAJA SIH TANDA TANDA ANAK EMOSIONAL?

1.       Marah (agresif) atau kesal tanpa alasan

Marah merupakan penyebab yang paling utama pada anak emosional ini. Karena tidak bisa mengontrol emosi ini yang membuat anak emosional kesulitan untuk mengendalikan amarah atau emosinya. Anak emosional ini juga mungkin kesulitan untuk mengatur perasaannya, sehingga saat dia merasa frustasi atau cemas dan takut atau tidak nyaman dengan sesuatu hal , mereka cenderung melampiaskan emosinya dengan marah atau kesal tidak jelas, mengamuk, menggigit, menendang atau menghancurkan barang barang yang ada di depannya, dan menolak berbicara atau berinteraksi.

2.      Stress (Cemas dan takut berlebihan)

Anak dengan tanda ini dia biasanya merasa ketakutan pada hal hal yang tidak berbahaya, seperti gelap, suara, binatang. Hal ini menyebabkan mereka terkadang takut ditinggalkan oleh orang tua mereka, mimpi buruk, kesulitan tidur, dan menolak melakukan aktivitas karena takut. Penyebab atau tanda cemas dan takut berlebihan ini juga bisa karena pengalaman traumatis , ketergantungan terhadap orang tua, keterbatasan kemampuan menghadapi stress atau karena sebab yang lain nya.

3.      Depresi (Sedih terus menerus atau menangis berlebihan)

4.      Kesulitan mengendalikan emosi

5.      Perubahan mood yang cepat

Perubahan mood ini merujuk pada perubahan emosi yang tidak stabil dan berubah ubah dengan cepat. Beberapa contoh seperti marah berubah menjadi sedih hanya dalam beberapa detik atau gembira menjadi kesal tanpa alasan.

6.      Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Anak mudah marah dan berperilaku menentang atau tidak patuh aturan.

7.      Sulit menghadapi kritik atau saran.

Sulit menghadapi kritik atau saran pada anak berarti anak tersebut mengalami kesulitan menerima dan mengolah informasi yang bersifat konstruktif atau korektif , sehingga muncul reaksi emosional yang kuat.

Jika orang tua memiliki anak dengan tanda tanda tersebut, berarti Anda memiliki anak yang emosional . Tentu sebagai orang tua jika mempunyai anak emosional itu tentu bisa menjadi tantangan dan memicu perasaan sedih, khawatir dan frustasi bahkan terkadang mempunyai rasa bersalah pada anak. Namun dalam hal ini sebagai orang tua harus berlapang dada atau terima anak apa adanya, jangan menyalahkan diri sendiri, fokus pada kemampuan positif anak, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah berikan kasih sayang dan dukungan, karena kasih sayang ini lah yang sangat dibutuhkan oleh semua anak, khususnya anak emosional ini.

Untuk menghadapi anak emosional tentunya membutuhkan kesabaran, pemahaman dan strategi yang tepat. Jadi untuk orang tua tidak perlu khawatir karena bisa mengubah anak emosional ini menjadi sebuah kekuatan, meskipun terkadang banyak tantangan dan kesulitan, namun itu tidak menjadikan kita menjadi tidak percaya diri. Justru semangat dan kesabaran kita yang membuat anak bisa bahagia.

JADI BAGAIMANA CARA MENGUBAH ANAK EMOSIONAL MENJADI KEKUATAN?

1.      Membangun kekuatan emosi pada anak.

Dalam tahapan ini membangun kekuatan emosi pada anak berarti mengembangkan kemampuan pada anak untuk mengontrol emosinya, atau memahami dan mengenali emosi anak itu sendiri. Sebab membiarkan anak menikmati emosi negatif yang ada pada dirinya tidaklah baik, karena akan menjadi masalah pada kehidupan sosialnya nya kelak ,juga akan berpengaruh buruk untuk diri nya sendiri.

Sebagai orang tua tentu harus terus memberikan pemahaman kepada anak. Anak boleh marah dan kesal, namun tentu harus dengan cara yang baik, tidak dengan tindakan ,seperti mengamuk atau membanting barang, namun  melampiaskan emosinya dengan perkataan , tentu bukan sembarang perkataan, namun harus mengatakan hal baik, tidak boleh berkata kasar. Hal ini tentu diminta agar anak bisa mengapresiasikan amarahnya dengan cara yang lebih baik atau bijak. Sehingga orang tua mampu memahami perasaan anak dan anak mudah mengatakan apa yang dia rasa kepada orang tuanya dengan cara yang baik.

Seperti contoh, saat anak sedang marah orang tua bisa mengatakan "adik kenapa? Adik sedang marah ya? " atau dengan mengatakan "adik sedih ya, adik boleh sedih,boleh juga marah kok,tapi jangan membanting barang ya ?" . Dengan perkataan perkataan seperti itu, kemungkinan bisa membuat anak semakin merasa bahagia dan tenang karena dia merasa disayang dan dipedulikan orang tua nya.

2.      Meningkatkan Kemandirian

Meningkatkan kemandirian pada anak berarti mengembangkan kemampuan anak untuk belajar mengambil keputusan sendiri, meningkatkan kepercayaan diri, menghadapi kesulitan tanpa bantuan orang tua atau tidak ketergantungan kepada orang tua atau orang lain dan juga mengembangkan kemampuan berkomunikasi.

Hal yang bisa dilakukan orang tua untuk meningkatkan kemandirian pada anak adalah dengan cara berikan kebebasan anak untuk mengambil keputusan, berikan dukungan dan bimbingan, berikan pujian atau penghargaan setiap pencapaian anak. Seperti contoh anak pada usia

*        4-6 tahun berikan kebebasan anak untuk memilih pakaian, ajarkan anak menyimpan mainan dan barang miliknya, berikan tanggung jawab kecil, seperti membuang sampah atau menutup pintu.

*        Atau untuk usia 7-10 tahun, berikan tanggung jawab yang lebih besar (latih anak mencuci piring) , ajarkan anak mengelola uang saku, dorong mengatur waktu belajar sendiri.

*        Untuk anak usia 11-14 tahun, berikan kebebasan memilih teman, berikan kebebasan mengembangkan minat dan bakat dan dorong berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

Itulah beberapa contoh yang dapat orang tua lakukan agar anak tumbuh menjadi anak yang mandiri , Namun untuk anak emosional ini, saat anak salah hindari menghukum atau memarahi, namun katakan dengan lebih lembut dan lebih perhatian agar anak tidak takut dan mengerti jika dia bisa belajar dari kesalahan agar kedepannya tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi.

3.      Mengembangkan Empati pada Anak

Empati pada anak sangatlah penting, sebagai orang tua perlu memberikan bimbingan agar anak mempunyai empati kepada diri sendiri, orang tua ataupun orang lain.

Diskusi lah tentang perasaan anak, tanyakan perasaan anak dan dengarkan dengan sabar, jangan menghakimi dia. Saat anak sedang sedih atau marah, peluklah dia dan tanya tentang apa yang sedang dia rasakan, hal ini bisa membuatnya merasa orang tua nya begitu peduli dan mempunyai empati terhadapnya, karena anak sering kali mencontoh apa yang orang tua lakukan. Energi atau perkataan positif orang tua juga akan berpengaruh baik kepada anak. Ajarkan anak juga untuk berempati kepada temannya, dengan mencontohkan anak untuk membantu teman atau orang sekitarnya, dan juga berikan kesempatan anak untuk berinteraksi sosial.

4.       Meningkatkan Kepercayaan Diri

Jangan jadikan anak memiliki ketakutan atau kecemasan, sering kali karena orang tua terlalu protektif atau khawatir dengan anak dia akan melarang anak dengan keras atau tidak membebaskan anak melakukan sesuatu hal yang dia sukai. Ini lah yang terkadang membuat anak kurangnya kepercayaan diri.

Untuk mengatasi hal tersebut tentu sebagai orang tua harus selalu mendorong anak untuk mengeksplorasi hal hal baru, fokus pada kekuatan dan kemampuan anak, berikan juga pujian dan penghargaan pada anak, berikan juga kesempatan anak untuk mengembangkan minat mereka. Tentunya tak perlu harus khawatir berlebihan. Biarkan anak melakukan sesuatu hal yang positif dengan kita mengawasi atau memperhatikan dari belakang, jangan terlalu cemas yang akan membuat anak tidak percaya diri.

5.      Mengelola Stress dan Kecemasan.

Tak hanya orang tua saja yang punya stress dan kecemasan dalam dirinya. Namun anak juga terkadang mempunyai stress dan kecemasan. Seperti mereka terlalu disuruh belajar seharian full di rumah, sehingga waktu istirahat atau main dia menjadi sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Sebagai orang tua kita perlu untuk sesekali tidak egois terhadap anak. Karena dengan kita mengerti perasaan anak dan tidak dengan mengekang dia itu bisa membuat anak merasakan kasih sayang orang tua atau mengurangi stress mereka.

Anak juga perlu untuk diajarkan teknik relaksasi agar anak bisa mengatur nafas mereka, ini sangat berguna juga untuk anak bisa mengontrol emosi mereka, tentunya hal ini akan membuat anak terhindar dari stress dan kecemasan.
Selain itu orang tua juga perlu berikan waktu istirahat yang cukup atau tidur siang yang cukup untuk anak, pasalnya jika anak teratur tidur siang akan membuat mood anak menjadi baik dan juga meningkatkan konsentrasi pada anak.

 Berikan anak juga ruang untuk bermain di luar rumah, seperti berolahraga atau bermain dengan teman. Bermain di luar ruangan juga perlu, selain agar anak merasa happy juga agar anak tidak terlalu sering menatap layar gadget mereka.
Itulah hal hal yang bisa dilakukan orang tua agar bisa mengubah anak emosional menjadi kekuatan. Selain membuat mereka menjadi positif dan lebih bisa mengendalikan emosi mereka, itu juga bisa membuat hubungan atau komunikasi anak dan orang tua semakin dekat, karena mereka sama sama saling mengerti perasaan masing masing dan tidak mengikuti ego mereka.

Dalam hal ini memang peran orang tua sangatlah penting. Seperti orang tua yang harus terus sabar dan tenang menghadapi anak emosional, juga orang tua yang selalu mencontohkan hal yang baik pada anak sangatlah penting.

Aku tahu semua orang tua pasti menyayangi anak mereka. Namun kasih sayang kalian yang selalu anak butuhkan.

Namun perlu anda ketahui, jika sebagai orang tua anda kurang paham tentang ilmu untuk mengatasi anak emosional ini, kalian sebagai orang tua juga bisa berkonsultasi kepada psikologi anak atau membaca buku tentang bagaimana cara mengelola emosi pada anak atau dengan banyak membaca artikel di website. Ini akan membuat orang tua nantinya lebih terbuka tentang masalah perasaan anak atau mereka akan lebih paham pentingnya emosional pada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun