Sulit menghadapi kritik atau saran pada anak berarti anak tersebut mengalami kesulitan menerima dan mengolah informasi yang bersifat konstruktif atau korektif , sehingga muncul reaksi emosional yang kuat.
Jika orang tua memiliki anak dengan tanda tanda tersebut, berarti Anda memiliki anak yang emosional . Tentu sebagai orang tua jika mempunyai anak emosional itu tentu bisa menjadi tantangan dan memicu perasaan sedih, khawatir dan frustasi bahkan terkadang mempunyai rasa bersalah pada anak. Namun dalam hal ini sebagai orang tua harus berlapang dada atau terima anak apa adanya, jangan menyalahkan diri sendiri, fokus pada kemampuan positif anak, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah berikan kasih sayang dan dukungan, karena kasih sayang ini lah yang sangat dibutuhkan oleh semua anak, khususnya anak emosional ini.
Untuk menghadapi anak emosional tentunya membutuhkan kesabaran, pemahaman dan strategi yang tepat. Jadi untuk orang tua tidak perlu khawatir karena bisa mengubah anak emosional ini menjadi sebuah kekuatan, meskipun terkadang banyak tantangan dan kesulitan, namun itu tidak menjadikan kita menjadi tidak percaya diri. Justru semangat dan kesabaran kita yang membuat anak bisa bahagia.
JADI BAGAIMANA CARA MENGUBAH ANAK EMOSIONAL MENJADI KEKUATAN?
1. Membangun kekuatan emosi pada anak.
Dalam tahapan ini membangun kekuatan emosi pada anak berarti mengembangkan kemampuan pada anak untuk mengontrol emosinya, atau memahami dan mengenali emosi anak itu sendiri. Sebab membiarkan anak menikmati emosi negatif yang ada pada dirinya tidaklah baik, karena akan menjadi masalah pada kehidupan sosialnya nya kelak ,juga akan berpengaruh buruk untuk diri nya sendiri.
Sebagai orang tua tentu harus terus memberikan pemahaman kepada anak. Anak boleh marah dan kesal, namun tentu harus dengan cara yang baik, tidak dengan tindakan ,seperti mengamuk atau membanting barang, namun melampiaskan emosinya dengan perkataan , tentu bukan sembarang perkataan, namun harus mengatakan hal baik, tidak boleh berkata kasar. Hal ini tentu diminta agar anak bisa mengaprsiasikan amarahnya dengan cara yang lebih baik atau bijak. Sehingga orang tua mampu memahami perasaan anak dan anak mudah mengatakan apa yang dia rasa kepada orang tuanya dengan cara yang baik.
Seperti contoh, saat anak sedang marah orang tua bisa mengatakan "adik kenapa? Adik sedang marah ya? " atau dengan mengatakan "adik sedih yaa, adik boleh sedih,boleh juga marah kok,tapi jangan membanting barang ya ?" . Dengan perkataan perkataan seperti itu, kemungkinan bisa membuat anak semakin merasa bahagia dan tenang karena dia merasa disayang dan dipedulikan orang tua nya.
2. Meningkatkan Kemandirian
Meningkatkan kemandirian pada anak berarti mengembangkan kemampuan anak untuk belajar mengambil keputusan sendiri, meningkatkan kepercayaan diri, menghadapai kesulitan tanpa bantuan orang tua atau tidak ketergantungan kepada orang tua atau orang lain dan juga mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Hal yang bisa dilakukan orang tua untuk meningkatkan kemandirian pada anak adalah dengan cara berikan kebebasan anak untuk mengambil keputusan, berikan dukungan dan bimbingan, berikan pujian atau penghargaan setiap pencapaian anak. Seperti contoh anak pada usia