Opseter adalah mandor dari para buruh penggali kuburan. Di dalam novel ziarah terdapat dua orang opseter. Opseter pertama dia gantung diri di rumahnya yang ada di dalam kuburan. Sedangkan opseter baru adalah mahasiswa filsafat tingkat doktoral. Ia juga merupakan anak orang kaya di Kotapraja. Ia meyakini bahwa kesempurnaan hidup seseorang itu setelah merasakan kematian. Bahkan ia juga percaya bahwa kematian adalah sarjana dari kehidupan, karena seseorang yang telah mati telah melesaikan tugasnya sebagai seseorang yang telah selesai menghadapi permasalahan kehidupan.
4. Walikota Kotapraja
Walikota yang ada di dalam novel Ziarah terdiri dari empat orang. Walikota yang ada di dalam novel digambarkan menjadi sosok walikota yang ada tidak adil dengan kaum kelas bawah. Penulis juga mengambrakan sosok walikota yang adil dengan rakyatnya, seperti saat walikota ingin menjamin kuburan untuk istri Tokoh kita. Tetapi itu semua bukan semata-mata karena niat baik yang sungguh, tetapi terdapat juga maksud terselubung dibalik kebaikannya itu. Penaulis menggambarkan bahwa pejabat tidak ada yang benar-benar bekerja semata-mata untuk kesejahteraan rakyat, tetapi dibalik itu semua pasti ada maksud yang terselubung.
E. Kelebihan Novel Ziarah
Novel Ziarah adalah karya dari Iwan Simatupang. Beliau merupakan ahlis filsafat, yang membuat karya sastra ini tidak jauh dari pemikiran filsafat yang ada. Hal ini tentunya menjadi warna baru dari sebuah karya sastra yang ada. Penulis juga menghadirkan hal absuard yang tentunya itu tidak diterima oleh akan sehat, tetapi penulis dapat merangkai kata-kata yang membuat hal itu seakan hal lumrah di mata pembaca. Seperti halnya saat Tokoh kita meloncat dari lantai empat, tentunya menurut logika tidak ada orang yang lompat dari lantai empat tampa ada luka sedikitpundan bahkan penulis menggambarkan Tokoh kita setelah jatuh di aspal panas berccinta dengan perempuan yang ada dibawahnya. Hal itu tentunya memang tidak masuk ke dalam logika yang ada, tetapi penulis berhasil membuat hal itu seakan biasa saja di mata pembaca karena penulis berhasil menyajikan Tokoh kita dan perempuan itu layaknya sepasang kekasih setelah kejadian itu.
F. Kekurangan Novel ZiarahÂ
Novel ini menghadirkan nuansa baru dari karya sastra sebelumnya. Penulis membuat para tokoh yang ada di dalam novel tidak memiliki nama. Hal itu tentunya berbeda seperti karya sastra sebelumnya, yang biasa menggunakan nama untuk menggambarkan sebuah tokoh. Penulis menjadikan nama-nama profesi sebagai julukan tiap tokoh yang ada di dalam novel Ziarah. Penulis juga tidak menjelaskan alur tempat, waktu dan suasana dengan jelas. Tidak ada nama tempat, bahkan waktu yang ada di dalam cerita itu tidak tergambarkan dengan jelas. Sebagai pembaca tentunya seperti harus menerka-nerka tentang alur cerita dengan alur maju dan mundur. Sebagai pembaca perlu ketelitian yang tinggi, karena penulis menghadirkan alur cerita yang sangat-sangat membuat pembaca berfikir berulang kali untuk memahami akan sesuatu yang digambarkan oleh penulis.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H