Sejak dia ditinggalkan istrinya, hari-hari kini ditambalkan pada hari-hari esok. Pelukis kita mengalami kegelandangan batin. Kehampaan setelah melalui tikungan, membuat dirinya mengalami nafsu kerja yang tinggi dan meluap. Rasanya, Tokoh kita mampu mengerjakan kerja apa saja, asalkan itu dilakukan sebelum matahari tenggelam. Telah dijadikannya prinsip sejak istrinya menjadi mayat, pelukis kita tidak mau menerima kerja tetap yang meminta ketekunan dirinya lebih dari lima jam berturut-turut sehari. Tokoh kita selalu berprilaku aneh setelah ditinggal mati istrinya. Keanehan itu sedikit hilang, setelah ia memberanikan diri untuk bekerja sebagai pengapur kuburan. Opseter kuburan itu berhasil membuat Tokoh kita yang selalu menolak pekerjaan yang berhubungan dengan kuburan, menjadi setuju dan menerima pekerjaannya sebagai pengapur kuburan, bahkan ia bekerja di kuburan tempat di aman istrinya dimakamkan.
Dahulunya, Tokoh kita adalah sosok pelukis berbakat dan namanya juga terkenal hingga ke luar negeri. Seseorang bangsa asing berhasil membuat kehidupan Tokoh kita berubah. Seseorang itu meninggalkan uang yang sangat banyak karena ia tertarik dengan lukisan yang dibuat oleh Tokoh kita. Hidup Tokoh kita dilanda kebingungan, ia bingung cara apa lagi yang harus ia lakukan untuk menghabiskan uang miliknya. Bahkan ia ikut judi dan berharap ia kalah dan uangnya ikut habis. Nyatanya itu bertolak belakang dengan apa yang ia harapkan. Pelukis kita selalu menang dalam permainan judnya, yang membuat uang miliknya kini semakin bertambah. Tokoh kita mulai kebingung apa yang harus ia lakukan untuk cepat mengahbiskan uang miliknya. Bahkan ia nekad untuk melakukan bunuh diri. Tokoh kita loncat dari lantai empat hotel ternama yang ia tempati. Ia terjun bebeas ke atas aspal yang panas, namun sayangnya ia jatuh persis di pangkuang perempuan yang ada di aspal itu dan mereka bercinta di atas aspal.
Perempuan itu kini menjadicalon istri dari Tokoh kita. Mereka melangsungkan pernikahan yang sangat mewah. Tamu-tamu agung berdatangan untuk mengucapkan doa dan selamat kepada Tokoh kita dan juga istrinya. Pernikahan itu dikelilingin oleh banyaknya karangan bunga yang memenuhi Kotapraja, bahkan hingga ke peloksok. Jalanan di Kotapraja sudah penuh akibat menumpuknya karangan bungan milik Pelukis kita. Para manusia di Kotapraja sudah mulai muak akan karangan bunga yang sangat banyak, bahkan mereka mengusir Tokoh kita ke laut. Tokoh kita kini mengalami perubah menjadi sosok yang semula dikenal banyak orang menjadi sosok yang amat dibenci semua orang.
Para tokoh terkemuka dari luar negeri hendak mengunjungi Tokoh kita. Itu semua membuat Pemerintahan Kotapraja sangat panik, karena akan membuat malu negara jika para tokoh terkemuka itu melihat kini Pelukis kita diasingkan di pinggir lautan. Pemerintah Kotapraja meminta Pelukis kita dan istrinya untuk kembali ke kota dan menempati rumah dinas yang diberikan oleh pemerintahan Kotapraja. Di sana Tokoh kita mencetak kartu nama yang amat banyak dan kemudian membagikannya kepada semua orang. Tetapi itu semua membuat istri pelukis kita tidak senang. Tokoh kita kemudia membakar semua kartu nama miliknya dan kembali ke pinggir pantai.
Mereka berdua kembali menjadi pasangan yang sangat berbahagia. Tetapi semua itu hanyalah sementara, perempuan tua itu merubah segalanya. Sosok perempuan tua itu tertarik dengan kebahgaian kedua pasangan itu dan perempuan tua tiada hentinya memandangi Tokoh kita dan juga istrinya. Karena hal itu, membuat istrei dari tokoh kita jatuh sakit dan meninggal dunia di pinggir pantai. Kekecewaan itu membuat awal kehancuran dari hidup Tokoh kita. Ia bahkan membuang semua alat lukis miliknya ke lautan. Dan sejak itu ia mengalami kerusakan syaraf dan Pelukis kita sejak saat itu selalu menunggu di tikungan jalan, berahap istrinya yang telah menjadi mayat kembali menemui dirinya. bahkan kini, Tokoh kita tidak tahu siapa nama istrinya dan juga di mana letak kuburan milik istrinya.
E. Penokohan dalam Novel Ziarah
1. Tokoh kita atau Pelukis
Tokoh kita adalh bekas pelukis yang hidupnya selalu tentang meulis. Ia membiarkan imajinasinya menjadi liar di atas alat tempur lukis miliknya. Ia tidak pedulu tentang omongan orang tentang apa yang dilukinya. Kenyataannya, pakar lukis dari luar negeri harus membayar mahal untuk membeli salah satu lukisan miliknya. Ia juga bercinta dengan sosok perempuan yang ia tiduri saat ia loncat dari lantai empat hotel ternama. Wanitia itu membuat kreatifitas Tokoh kita semakin melejit dan karyanya makin digandrungi oleh banyak orang. Kematian istrinya membuat sosok Tokoh kita melalui gerbang kenacuran. Ia bahkan mengakui kepada semua orang bahwa mayat itu bukan istrinya, dan ia yakin bahwa istrinya adalah sosok yang tetap hidup. Bahkan saat prosesi pemakaman ia berlagak seperti khalayak biasa yang berdiri di tengah kerumunan banyak orang, disaat semua orang kebingungan mencari-cari keberadaan Tokoh kita yang harus menguburkan mayar istrinya itu.
2. Istri Pelukis atau Tokoh kita
Istri pelukis adalah sosok perempuan yang ditiduri oleh Tokoh kita saat ia hendak bunuh diri loncat dari lantai empat. Sosok Tokoh kita membuat istri pelukis ini merasa hal yang di tubuh Tokoh kita adalh cerminan dari dirinya. Mereka hidup layaknya pasangan kekasih. Tetapi Istri pelukis lebih menyukai hidup di pinggir pantai dibandingkan hidup di rumah dinas miliki Tokoh kita. Akhirnya Tokoh kita memutuskan untuk kembali ke pinggri pantai dan membangun gubuk untuk mereka berdua. Tetapi keharmonisan itu hanyalah sementara, saat semua orang kini tertarik dengan kehidupan kedua pasang kekasih itu, mereka seperti halnya hewan di kebun binatang yang menjadi pusat perhatian banyak orang. Itu semua membuat Tokoh kita dan istrinya merasa risih. Istri dari pelukis selalu di tatap oleh seseorang perempuan tua yang ternyata itu adalah ibunya. Karena itu lah istri pelukis mati dihantui banyang-banyang kehidupannya yang dahulu sangat kelam.
3. Opseter Kuburan