"Hatinya lembut sepertimu, Sayang." Keduanya menempelkan hidung masing-masing.
----
Lama tak bertemu, keduanya berbincang. Saling meluapkan apa yang selama ini tertunda untuk disampaikan. Keduanya berlarian di padang yang amat sejuk. Rumput begitu luas nan hijau. Ada sungai yang amat jernih, mengalir, dan gemercik terdengar. Tak ada tempat yang seindah ini menurutnya.Â
----
"Nara pasti tambah cantik seperti kamu." Lelaki itu mencubit pipi istrinya.
"Iya. Kan aku ibunya." Wanita memeluk manja.
"Coba lihat ini, bunganya begitu harum dan warna warni. Tak ada hujan, setiap harinya sejuk dan menenangkan. Segala yang kamu butuhkan ada di sini. Mau makan apapun, tinggal bilang ke pelayan di sini. Aku telah lama di sini. Namun, aku merindukanmu. Merindukan Nara." Lelaki itu bercerita.
"Iya sepertinya di sini memanglah tempat paling sempurna ya." Ia tersenyum.
"Hmmmmm begitulah." Lelaki itu mengangguk pelan.
"Apa ada yang menjaili anakku ?" Lelaki itu menatap tajam istrinya, seperti tidak ingin anaknya disakiti oleh siapapun.
"Tidak ada. Nara anak yang baik. Ia memiliki banyak teman. Seperti kamu, ia senang sekali ke Gramedia dan mengkoleksi buku terbaru dari sana. Sekarang perpustakaan kita sudah hampir penuh dengan koleksi buku kita." Wanita itu menjelaskan.