Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Kegiatan proyek dimaksudkan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem tersebut selanjutnya akan digunakan dalam membantu aktivitas perusahaan. Sebelum melakukan sebuah proyek, pemilik proyek perlu menentukan terlebih dahulu proyek apa yang ingin dikerjakan. Hal ini dikarenakan terdapat berbagai jenis proyek yang dilihat dari komponenen kegiatan utamanya. Pembangunan proyek konstruksi terutama gedung terus mengalami peningkatan. Penyebab meningkatnya pembangunan gedung disebabkan beberapa hal, misalnya tingginya minat masyarakat Indonesia dalam sektor properti yang termasuk ke dalam jasa konstruksi dan pembangunan yang terencanakan karena keperluan bersama. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaa jasa konstruksi sebagai pengelola proyek harus menyusun dan melaksanakan penjadwalan proyek dengan optimal.
Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan meliputi manusia, anggaran, dan material dalam rangka mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto 1999: 28). Tak hanya itu, manajemen proyek juga menerapkan sistem (system approach to management) dan memiliki hierarki (arus kegiatan) vertikal serta horizontal karena sifatnya yang spesifik.
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Penjadwalan dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana, durasi pengerjaan, kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, perlatan, dan material serta perkembangan waktu penyelesaian proyek. Penyususnan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih detail dan terperinci dalam proses penjadwalan sehingga akan membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan membantu pengalokasian waktu yang tersedia dengan melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam upaya menyelesaikan suatu proyek sehingga tercapai hasil yang optimal serta mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Manajemen waktu proyek adalah tahapan mendefinisikan proses-proses yang perlu dilakukan selama proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan agar proyek dapat berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan keterbatasan biaya serta penjagaan kualitas produk/servis/hasil unik dari proyek.
Sifat proyek yang dinamis menyebabkan proyek mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dan teknologi. Hal ini mendorong pihak manajemen untuk selalu mampu mengelola sumber daya yang dimiliki agar menghasilkan produk yang berkualitas tinggi serta dapat bersaing di pasar. Oleh karena itu, pihak manajemen harus memiliki kemampuan pemahaman yang baik mengenai manajemen proyek sehingga menghasilkan produk yang berkualitas meskipun dengan adanya keterbatasan waktu, biaya, dan ruang lingkup pekerjaan
Pada masa pandemi Covid-19, pentingnya ketersediaan Rumah Sakit agar dapat mengobati masyarakat yang terinfeksi Covid-19. Salah satu Rumah Sakit yang akan dibangun selama masa Pandemi Covid-19 adalah Rumah Sakit Khusus Covid-19 Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.
Setiap hari semakin banyaknya pasien yang terkonfirmasi terkena virus Covid-19 membuat pemerintah harus cepat tanggap dalam memberikan fasilitas Rumah Sakit rujukan yang memadai. Rumuah sakit Pulau Galang sebelumnya diketahui sebagai tempat pengungsian para pengungsi Vietnam pascaperang saudara 1979-1997. Sehingga, pemerintah merancanakan Rumah Sakit khusus pasien Covid-19 menggunakan gedung lama yang sudah di perbaharui. Lokasi tersebut dianggap memiliki fasilitas yang memadai dan transportasi yang mudah di tempuh.
Pemerintah dalam melaksanakan proyek pembangunan rumah sakit infeksi Pulau Galang harus optimalisasi dalam waktu pengerjaan. Sehingga, pengerjaan proyek harus tepat waktu dan melaksanakan penjadwalan proyek dengan optimal.
Optimal berarti kondisi yang paling baik. Penjadwalan proyek yang optimal menunjukkan bahwa selama masa pelaksanaan rencana yang disusun dalam bentuk penjadwalan sudah efektif dan efisien. Apabila dalam pelaksanaan penjadwalan masih melebihi rencana semula, maka penjadwalan proyek belum bisa dikatakan optimal, sehingga optimalisasi penjadwalan proyek perlu dilakukan agar pelaksanaan proyek tercapai sesuai dengan kesepakatan. Optimalisasi bertujuan untuk mencapai solusi terbaik atas permasalahan yang ditimbulkan dalam penjadwalan proyek dengan mengetahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan proyek.
Batasan waktu artinya pelaksanaan proyek harus didasarkan pada kesepakatan atas penyelesaian atau penyerahan produk proyek kepada pihak yang berkepentingan. Proyek dapat dikatakan berhasil apabila selesai tepat pada waktu yang telah direncanakan. Jadi, jika proyek mengalami keterlambatan maka perusahaan pengelola proyek akan dipandang memiliki kredibilitas yang buruk bagi pengguna atau pemilik proyek. Hal ini juga akan berdampak negatif terhadap citra perusahaan pengelola proyek. Keputusan dalam suatu penjadwalan yang diartikan pada penugasan adalah berupa mengurutkan pekerjaan (squencing) dan waktu (timing) untuk memulai pekerjaan, di mana untuk menentukan semuanya itu harus diketahui terlebih dahulu urutan operasi pekerjannya. Pinedo (2002:252), menjelaskan bahwa “penjadwalan selalu berhubungan dengan pengalokasian sumber daya yang ada pada jangka waktu tertentu, hal tersebut adalah proses pengambilan keputusan yang tujuannya adalah untuk optimalitas”.
Proses untuk menyiapkan jaringan proyek secara lengkap, seperti tugas-tugas perencanaa, menyusun jadwal pekerjaan, dan tolak ukur pengendalian, dibutuhkan proses yang panjang dan bertingkat-tingkat. Hal ini diawali dengan teknik membuat jaringan kerja dan diakhiri dengan meningkatkan kualitasnya dengan memasukkan faktor-faktor, seperti hasil analisis biaya yang efisien, pemerataan penggunaan sumber daya, dan lain-lain. Sebelum melanjutkan langkah untuk menyusun urutan kegiatan berdasarkan logika ketergantungan, maka terlebih dahulu perlu mengenal terminologi dan kaidah dasar jaringan kerja (Soeharto, 1999:243).
Optimalisasi dapat dilakukan dengan menerapkan teknik penjadwalan yang tepat yaitu diagram jaringan kerja (Network Planning) dengan metodenya Precedence Diagram Method (PDM). Network Planning cocok digunakan untuk jenis proyek. Konstruksi yang memiliki karakterisitik seperti proyek Rumah Sakit Infeksi Pulau Galang.
6 LANGKAH MANAJEMEN WAKTU PROYEK:
1. Definisikan Aktivitas
Aktivitas atau tugas yang dilakukan dari awal pengerjaan proyek hingga akhir pengerjaan proyek dengan pengembangan dari work breakdown structure (WBS) yang lebih rinci untuk mendukung pekerjaan yang dilakukan sehingga pengerjaannya dalam setiap elemen (estimasi biaya, durasi, sumber daya, dll) menjadi realistis.
- Daftar Aktivitas:
1. Nama Aktivitas : Memberikan nama pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan selama pengerjaan proyek
2. No aktivitas : Memberikan nomor pada setiap aktivitas proyek - Milestone
2. Pengurutan Aktivitas
Semua aktivitas yang telah didefenisikan pada daftar aktivitas disusun menjadi tahap dan milestone.
Menurut AZ (2016), diagram jaringan kerja dapat digunakan sebagai analisis terhadap waktu penyelesaian proyek, masalah yang muncul saat pelaksanaan mengalami keterlambatan, kemungkinan penyelesaian proyek, dan biaya yang dibutuhkan untuk mempercepat penyelesaian proyek. Selain itu, melihat kegiatan proyek yang mengalami ketergantungan dan item pekerjaan bisa dikerjakan meskipun pekerjaan pendahulunya belum selesai 100% pengerjaan, maka metode yang tepat digunakan dalam penjadwalan proyek Rumah Sakit Infeksi Pulau Galang adalah Precedence Diagram Method (PDM).
Precedence Diagram Method (PDM) dapat digunakan untuk proyek berskala besar yang memiliki biaya besar dan kecendurangan akan bertambahnya kompleksitas proyek. Apalagi proyek yang mengandung beberapa unit yang identik serupa seperti segmen-segmen lantai pada bangunan bertingkat, unit-unit rumah pada pembangunan perumahan, dan ruas-ruas jalan pada proyek jalan raya. PDM mempunyai empat hubungan ketergantungan yang lebih spesifik, tetapi terlihat relatif sederhana sehingga lebih cocok untuk penjadwalan kegiatan yang overlapping atau berulang. Kelebihan PDM yang lain yaitu mampu menentukan jalur kritis kegiatan proyek agar jika terjadi keterlambatan pekerjaan proyek yang dikoreksi menjadi mudah dilakukan karena diprioritaskan.
Menurut Pastiarsa (2015:80), terdapat empat tahapan dalam membuat Precedence Diagram Method (PDM), yaitu sebagai berikut.
- Membuat denah node segiempat sesuai dengan jumlah kegiatan
- Menghubungkan antar node dengan anak panah yang sesuai dengan jenis ketergantungan dan konstrain.
- Menyelesaikan diagram PDM dengan melengkapi atribut dan simbol yang dibutuhkan.
- Menghitung ES, EF, LS, dan LF untuk mengidentifikasi total waktu penyelesaian proyek, jalur kritis, kegiatan kritis, dan float
Berdasarkan data yang didapat peneliti, pembangunan fasilitas observasi penampungan, dan karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular dilakukan selama 31 hari yaitu 9 Maret – 8 April 2020. Proses yang dilakukan lebih cepat dari kontar yang dilakukan oleh kontraktor yang berkerja sama yaitu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Upaya dalam mencapai target dapat dilakukan sejak awal oleh kontraktor seharusnya dengan menggunakan metode penjadwalan yang tepat. Maka metode penjadwalan dengan network planning menggunakan Precedence Diagram Method (PDM) dapat digunakan dalam analisis data. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh penyusun penjadwalan proyek dengan PDM.
- Mengetahui seluruh kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan proyek.
Langkah untuk mengetahui seluruh kegiatan dapat dilakukan dengan mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek kemudian menguraikannya menjadi komponen yang lebih kecil yang disebut kegiatan. Kegiatan ini yang akan dijadikan dasar untuk menyusun estimasi waktu dan biaya proyek serta untuk memantau dan mengendalikan pelaksanaan proyek. - Menentukan ketergantungan antar kegiatan, yaitu kegiatan pendahulu (predecessor) dan kegiatan pengikut (successor).
Sebelum membuat network planning, perlu untuk logika ketergantungan antar kegiatan dan menentukan urutan kegiatan. Logika ketergantungan dalam network planning digunakan untuk mengetahui urutan kegiatan dari awal hingga berakhirnya pelaksanaan proyek. Pada Precedence Diagram Method (PDM), terdapat dua jenis ketergantungan antar kegiatan yaitu kegiatan pendahulu (predecessor) dan kegiatan pengikut (successor). Selain itu, karena menggunakan PDM, maka aturannya kegiatan pengikut dapat dikerjakan meskipun kegiatan pendahulunya belum selesai 100%. Hal itulah yang menyebabkan tumpang tindih (overlapping) dan timbulnya konstrain. - Membuat denah node segiempat sesuai dengan jumlah kegiatan.
Pada denah node segiempat dibuat sejajar karena melihat jenis konstrain yang diketahui. Semua kegiatan memiliki jenis konstrain sehingga peneliti membuat agar mudah menggambar anak panahnya dan mudah dipahami. Oleh karena itu, cara meletakkan denah node segiempat pada PDM tergantung jenis konstrain yang ditentukan. - Menghubungkan antar node dengan anak panah yang sesuai dengan jenis ketergantungan dan konstrain.
Setelah membuat denah node segiempat yang berdasarkan jumlah kegiatan, maka langkah selanjutnya menghubungan antar node dengan anak panah yang disusun sesuai dengan jenis ketergantungan dan konstrain kegiatan. - Menyelesaikan diagram PDM dengan melengkapi atribut dan simbol yang dibutuhkan.
Setelah menghubungkan node dengan anak panah, maka langkah selanjutnya yaitu melengkapi node segiempat tersebut dengan atribut atau simbol seperti durasi, ES, EF, LS, dan LF. - Menghitung ES, EF, LS, dan LF untuk mengidentifikasi total waktu penyelesaian proyek, jalur kritis, kegiatan kritis, dan float
Hasil ES, EF, LS, LF, dan float akan mempermudah untuk menentukan total waktu penyelesaian, jalur, dan kegiatan kritis dalam pelaksanaan penjadwalan proyek. Berikut penjelasan langkah-langkah tersebut.
- Perhitungan Maju: Perhitungan maju dimulai dengan mencari jumlah ES, EF, dan kurun waktu penyelesaian proyek.
- Perhitungan Mundur: Perhitungan mundur dilakukan setelah hasil perhitungan maju dari setiap kegiatan yaitu ES dan EF diketahui.
- Perhitungan float: Perhitungan total float dapat diketahui jika hasil ES, EF, LS, dan EF diketahui. Float dianggap kritis apabila LF dikurangi EF atau LS dikurangi ES sama dengan nol. Namun, jika dalam perhitungan diketahui nilai float yang negatif, dapat dianggap bahwa kegiatan sangat kritis.
Apabila nilai ES (Earlier Start), EF (Earlier Finish), LS (Latest Start), LF (Latest Finish), TF (Total Float) telah diketahui, maka langkah selanjutnya memasukkan nilai tersebut ke dalam denah node Precedence Diagram Method (PDM).
3. Estimasi Kebutuhan Aktivitas
Kebutuhan-kebutahan yang diperlukan selama melakukan aktivitas
4. Estimasi Durasi Aktivitas
Melakukan pengukuran durasi dalam setiap aktivitas yang dilakukan
5. Membangun Jadwal
Gunakan hasil proses manajemen waktu sebelumnya untuk mambangun jadwal. Sehingga lebih mudah dalam menentukan tanggal awal dan tanggal akhir dari sebuah aktivitas, tujuan utama dari proses ini adalah untuk membangun jadwal yang realistis sebagai dasar dalam memonitor kemajuan proyek berkaitan dengan keterbatasan waktu. Alat yang dapat digunakan antara lain : Gantt Charts, PERT analysis, critical path analysis dan critical chain scheduling.
6. Mengendalikan Jadwal
- Lakukan pemeriksaan jadwal secara teratur
- Jangan berpikir bahwa setiap orang dapat bekerja dengan kapasitas 100% setiap saat
- Lakukan rapat yang menyatakan kemajuan proyek dengan stakeholders dan nyatakanlah keadaan dengan jelas dan jujur dalam mengkomunikasikan isu-isu yang berkaitan dengan jadwal
Kementerian PUPR terus menyelesaikan pembangunan fasilitas observasi/penampungan/karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya COVID-di Pulau Galang, Kota Batam,Kepulauan Riau keseluruhan progres konstruksi hingga 31 Maret 2020 sudah 92%. Semula fasilitas ini ditargetkan selesai 28 Maret 2020, karena kendala faktor pengiriman barang, termasuk material konstruksi, akibat cuaca buruk, target penyelesaian bergeser menjadi 5 April 2020 .
Rencana kapasitas tampung Fasilitas Penampungan/Karantina/Observasi adalah 1.000 tempat tidur. Tahap I dibangun 2 gedung bertingkat 2 menampung 340 tempat tidur diprioritaskan untuk diselesaikan terlebih dahulu sebanyak 240 tempat tidur untuk orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 100 tempat tidur untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Adapun 340 tempat tidur tersebut merupakan fasilitas observasi non ICU, sedangkan 20 tempat tidur lainnya merupakan fasilitas ICU.
Pembangunan fasilitas observasi penyakit menular di Pulau Galang dibagi menjadi 3 Zonasi, yakni Zona A (Renovasi Eks Sinam) meliputi gedung penunjang seperti mess petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, laundry, gudang dan power house
Keseluruhan pekerjaan berlangsung dibawah supervisi Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kepulauan Riau, Ditjen Cipta Karya. Bertindak selaku kontraktor pelaksana adalah PT Wijaya Karya (Persero), sedangkan konsultan Manajemen Konstruksi PT Virama Karya (Persero). (Informasi: Akun resmi intagram Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat, Republik Indonesia)
Sumber:
Anisa Indraini.2020.Sudah Operasi, RS Corona di Pulau Galang Tangani ABK KM Kelud. https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4982044/sudah-operasi-rs-corona-di-pulau-galang-tangani-abk-km-kelud
Lia.2020. Pulau Galang (Eks Kamp Vietnam) Untuk RS Khusus Covid-19.https://www.inspira.tv/news/561/pulau-galang-eks-kamp-vietnam-untuk-rs-khusus-covid19 [Diakses pada 16 Juni 2020)
Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional.Jakarta: Erlangga.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek. Edisi 2. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H