Mohon tunggu...
Novia Kristina Siagian
Novia Kristina Siagian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Manajemen Rekayasa Institut Teknologi Del

Saya adalah Mahasiswi Manajemen Rekayasa yang ingin mambagikan informasi yang saya ketahui kepada orang lain agar menjadi orang yang berguna bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

OPTIMALISASI PELAKSANAAN TIME MANAGEMENT PROYEK RUMAH SAKIT KHUSUS INFEKSI PULAU GALANG

16 Juni 2020   20:07 Diperbarui: 17 Juni 2020   10:14 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Durasi Aktivitas Pengerjaan Proyek

1. Definisikan Aktivitas

Aktivitas atau tugas yang dilakukan dari awal pengerjaan proyek hingga akhir pengerjaan proyek dengan pengembangan dari work breakdown structure (WBS) yang lebih rinci untuk mendukung pekerjaan yang dilakukan sehingga pengerjaannya dalam setiap elemen (estimasi biaya, durasi, sumber daya, dll) menjadi realistis.

  • Daftar Aktivitas:
    1. Nama Aktivitas : Memberikan nama pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan selama pengerjaan proyek
    2. No aktivitas : Memberikan nomor pada setiap aktivitas proyek
  • Milestone

Daftar Aktivitas Pengerjaan Proyek
Daftar Aktivitas Pengerjaan Proyek

2. Pengurutan Aktivitas
Semua aktivitas yang telah didefenisikan pada daftar aktivitas disusun menjadi tahap dan milestone.

Milestone Aktivitas Pengerjaan Proyek
Milestone Aktivitas Pengerjaan Proyek
Menurut  AZ  (2016),  diagram  jaringan  kerja  dapat  digunakan  sebagai  analisis terhadap  waktu  penyelesaian  proyek,  masalah  yang  muncul  saat  pelaksanaan mengalami  keterlambatan,  kemungkinan  penyelesaian  proyek,  dan  biaya  yang dibutuhkan untuk mempercepat penyelesaian proyek. Selain itu, melihat kegiatan proyek  yang  mengalami  ketergantungan  dan  item  pekerjaan  bisa  dikerjakan meskipun pekerjaan pendahulunya belum selesai 100% pengerjaan, maka metode yang  tepat  digunakan  dalam  penjadwalan  proyek  Rumah  Sakit  Infeksi Pulau Galang  adalah Precedence Diagram Method (PDM).

Precedence Diagram Method (PDM) dapat digunakan   untuk   proyek   berskala   besar   yang   memiliki   biaya   besar   dan kecendurangan  akan  bertambahnya  kompleksitas  proyek.  Apalagi  proyek  yang mengandung  beberapa  unit  yang  identik  serupa  seperti  segmen-segmen  lantai pada  bangunan  bertingkat,  unit-unit  rumah  pada  pembangunan  perumahan,  dan ruas-ruas  jalan  pada  proyek  jalan   raya.  PDM  mempunyai  empat  hubungan ketergantungan yang lebih spesifik, tetapi terlihat relatif sederhana sehingga lebih cocok untuk  penjadwalan  kegiatan  yang overlapping atau  berulang.  Kelebihan PDM  yang  lain  yaitu  mampu  menentukan  jalur  kritis  kegiatan  proyek  agar  jika terjadi  keterlambatan  pekerjaan  proyek  yang  dikoreksi  menjadi  mudah  dilakukan karena diprioritaskan.

Menurut  Pastiarsa  (2015:80),  terdapat  empat  tahapan  dalam  membuat Precedence Diagram Method (PDM), yaitu sebagai berikut.

  • Membuat denah node segiempat sesuai dengan jumlah kegiatan
  • Menghubungkan  antar node dengan  anak  panah  yang  sesuai  dengan  jenis ketergantungan dan konstrain.
  • Menyelesaikan  diagram  PDM  dengan  melengkapi  atribut  dan  simbol  yang dibutuhkan.
  • Menghitung   ES, EF,   LS,   dan   LF   untuk   mengidentifikasi   total   waktu penyelesaian proyek, jalur kritis, kegiatan kritis, dan float

Berdasarkan   data   yang   didapat   peneliti,  pembangunan fasilitas observasi penampungan, dan karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular dilakukan selama 31 hari yaitu 9 Maret – 8 April 2020. Proses yang dilakukan lebih cepat dari kontar yang dilakukan oleh kontraktor yang berkerja sama yaitu,  PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Upaya  dalam  mencapai  target  dapat  dilakukan  sejak  awal  oleh  kontraktor seharusnya dengan  menggunakan   metode  penjadwalan   yang  tepat. Maka    metode    penjadwalan    dengan network    planning menggunakan Precedence Diagram Method (PDM) dapat digunakan dalam analisis data. Berikut   langkah-langkah   yang   dapat   dilakukan   oleh   penyusun   penjadwalan proyek dengan PDM.

  1. Mengetahui seluruh kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan proyek.
    Langkah  untuk  mengetahui  seluruh  kegiatan   dapat  dilakukan  dengan mengkaji   dan   mengidentifikasi   lingkup   proyek   kemudian   menguraikannya menjadi komponen yang lebih kecil yang disebut kegiatan. Kegiatan ini yang akan dijadikan  dasar  untuk  menyusun  estimasi  waktu  dan  biaya  proyek  serta  untuk memantau   dan   mengendalikan   pelaksanaan   proyek.
  2. Menentukan ketergantungan   antar   kegiatan,   yaitu   kegiatan   pendahulu (predecessor) dan kegiatan pengikut (successor).
    Sebelum  membuat network  planning,  perlu  untuk  logika  ketergantungan antar  kegiatan  dan  menentukan  urutan  kegiatan.  Logika  ketergantungan  dalam network  planning digunakan  untuk  mengetahui  urutan  kegiatan  dari  awal  hingga berakhirnya  pelaksanaan  proyek.  Pada Precedence Diagram Method (PDM), terdapat   dua   jenis   ketergantungan   antar   kegiatan yaitu   kegiatan   pendahulu (predecessor) dan kegiatan pengikut (successor). Selain itu, karena menggunakan PDM,  maka  aturannya  kegiatan  pengikut  dapat  dikerjakan  meskipun  kegiatan pendahulunya belum selesai 100%. Hal itulah yang menyebabkan tumpang tindih (overlapping) dan timbulnya konstrain.
  3. Membuat denah node segiempat sesuai dengan jumlah kegiatan.
    Pada  denah node segiempat  dibuat  sejajar  karena  melihat  jenis konstrain  yang  diketahui. Semua  kegiatan memiliki   jenis   konstrain   sehingga   peneliti   membuat agar  mudah menggambar  anak  panahnya  dan  mudah  dipahami.  Oleh karena  itu,  cara  meletakkan  denah node segiempat  pada  PDM  tergantung jenis konstrain yang ditentukan.
  4. Menghubungkan  antar node dengan  anak  panah yang  sesuai  dengan  jenis ketergantungan dan konstrain.
    Setelah   membuat   denah node segiempat   yang   berdasarkan   jumlah kegiatan, maka langkah selanjutnya menghubungan antar node dengan anak panah yang  disusun  sesuai  dengan  jenis  ketergantungan  dan  konstrain  kegiatan.
  5. Menyelesaikan  diagram  PDM  dengan  melengkapi  atribut  dan  simbol  yang dibutuhkan.
    Setelah   menghubungkan node dengan   anak   panah,   maka   langkah selanjutnya  yaitu melengkapi node segiempat tersebut dengan atribut atau simbol seperti durasi, ES, EF, LS, dan LF.
  6. Menghitung   ES,   EF,   LS,   dan   LF   untuk   mengidentifikasi   total   waktu penyelesaian proyek, jalur kritis, kegiatan kritis, dan float
    Hasil  ES,  EF,  LS,  LF,  dan float akan  mempermudah  untuk  menentukan total    waktu    penyelesaian,    jalur,    dan    kegiatan    kritis    dalam    pelaksanaan penjadwalan proyek. Berikut penjelasan langkah-langkah tersebut.
  • Perhitungan Maju: Perhitungan  maju  dimulai  dengan  mencari  jumlah  ES,  EF,  dan  kurun waktu  penyelesaian  proyek.
  • Perhitungan Mundur: Perhitungan  mundur  dilakukan  setelah  hasil  perhitungan  maju  dari  setiap kegiatan yaitu ES dan EF diketahui.
  • Perhitungan float: Perhitungan  total float dapat  diketahui  jika  hasil  ES,  EF,  LS,  dan  EF diketahui. Float dianggap  kritis  apabila  LF  dikurangi  EF  atau  LS  dikurangi  ES sama  dengan  nol.  Namun,  jika  dalam  perhitungan  diketahui  nilai float yang negatif, dapat dianggap bahwa kegiatan sangat kritis.

    Apabila nilai ES (Earlier Start), EF (Earlier Finish), LS (Latest Start), LF (Latest  Finish),  TF  (Total  Float) telah  diketahui,  maka langkah selanjutnya memasukkan nilai tersebut ke dalam denah node Precedence Diagram Method (PDM).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun