Mohon tunggu...
Novia Kartika
Novia Kartika Mohon Tunggu... Freelancer - Stay Healty and Positive

Halo, saya Novia seorang mental health enthusiast, saya hobi menulis seputaran gaya hidup, kesehatan mental, kritikan sosial dan pendidikan. Visi saya adalah mengedukasi dan memberi pengetahuan pada oranglain mengenai hal-hal yang mungkin tidak bisa didapatkannya secara bebas. Saya adalah orang yang teoritis (sebagian besar orang berkata seperti itu haha) jadi jikalau mungkin artikel saya terkesan bertele-tele mohon maaf sekali, namun saya sangat terbuka dengan kritikan dan sarannya. Salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merekonstruksi Kembali Arti Kesembuhan bagi Para Penderita Gangguan Kesehatan Mental

20 November 2018   00:22 Diperbarui: 21 November 2018   15:50 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diagnosis memang dimaksudkan agar memudahkan pasien mencari pengobatan untuk kesembuhan, namun tanpa disadari konsekuensi lainnya pun jadi mengikuti. Gangguan kesehatan mental sendiri sifatnya memang sangatlah kompleks dan karena wujudnya pun tidak terlihat (melainkan hanya melalui perilaku) mengakibatkan semakin sulitnya gangguan kesehatan mental untuk disembuhkan dan dipahami jika hanya menggunakan satu sudut pandang saja.

Masyarakat cenderung membuat konsepsi sederhana yang sama antara definisi sembuh dalam gangguan kesehatan mental dan sembuhnya dalam gangguan kesehatan secara fisik. Meskipun jika dilihat dari segi biologis keduanya memang benar bisa dikatakan sama (yakni menormalkan kembali fungsi tubuh agar berjalan sesuai fungsi awalnya), namun dalam segi lainnya ada perbedaannya.

Sederhananya ketika seseorang mengatakan sembuh dari penyakit fisiknya maka rata-rata yang akan kita bayangkan adalah seseorang tersebut telah terbebas dari virus, bakteri, parasit yang berada di dalam tubuhnya kemudian karena telah hilangnya penyebab sakit ini maka tubuh bisa normal kembali, namun dalam gangguan kesehatan mental hal ini tidak sesederhana kelihatannya. 

Ada beberapa gangguan yang memang sulit untuk disembuhkan secara total alias dihilangkan secara penuh dari sebab sakitnya karena berbagai alasan, seperti misal gangguan Skizophrenia yang sampai sekarang penyebabnya saja masih menimbulkan perdebatan, penderitanya bisa dikatakan seumur hidup akan terbelenggu dengan gangguan ini karena sampai sekarang belum ditemukan obat yang mampu menghilangkan secara total gejala-gejalanya. 

Jika kita menggunakan model medis saja untuk melihat gangguan Skizophrenia, apakah masih bisa dikatakan tepat? Karena seperti dibahas sebelumnya gangguan ini membuat penderitanya terbelenggu seumur hidup tanpa bisa diberi cap "sembuh" menggunakan pandangan model medis.

Apa akibatnya? Akibatnya adalah masyarakat tidak pernah memandang mereka-mereka ini sembuh, sudah hidup dengan stigma yang melekat seumur hidup ditambah cap tidak pernah bisa sembuh, membuat kaum individu ini menjadi minoritas yang sarat akan ketertindasan. Lalu apa yang seharusnya diubah atau direkonstruksi kembali? Tentunya adalah cara pandang kita dalam menilai sembuh tidaknya seseorang terutama mereka dengan gangguan kesehatan mental.

Dikatakan sembuh tidak berarti harus bebas sepenuhnya dari sakit yang dideritanya.

Dikatakan sembuh tidak juga berarti harus bebas dari gejala-gejala sakit yang dialaminya.

Karena seseorang sudah bisa kita katakan sembuh ketika ia mampu melakukan sebagaimana fungsi dirinya di lingkungannya, sembuh ketika seseorang mampu berkegiatan sosial, sembuh ketika seseorang mampu membawa dirinya sesuai dengan konteks disekitarnya dan dikatakan sembuh ketika dia mampu berkarya sesuai bidang keahliannya serta menjalankan tugas dirinya sebagaimana individu lain di masyarakat.

Hidup dengan gangguan kesehatan mental memang membutuhkan dukungan sosial yang luar biasa dari lingkungan sekitar untuk dapat kembali menjalani kehidupan seperti individu pada umumnya, gangguan yang dialami saja pada dasarnya sudah memberikan sumbangsih kesulitan untuk kehidupan sehari-harinya apalagi jika harus ditambahi dengan stigma tidak mengenakkan yang harus mengikuti mereka sepanjang hidupnya.

Cukup adil bukan, jika kita turut berkontribusi positif pada mereka yang mengalami keadaan tidak seberuntung kita walau hanya melalui pengubahan mindset sederhana yang sudah cukup mengakar ini. Karena sebenarnya dengan kita mulai mengubah pikiran kita akan arti kesembuhan yang ternyata beragam, kita secara tidak langsung percaya bahwa mereka tidak berbeda dengan kita, dengan atau tanpa gangguan yang dideritanya, kita tahu bahwa mereka tetaplah seorang manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun