Mohon tunggu...
Novia Kartika
Novia Kartika Mohon Tunggu... Freelancer - Stay Healty and Positive

Halo, saya Novia seorang mental health enthusiast, saya hobi menulis seputaran gaya hidup, kesehatan mental, kritikan sosial dan pendidikan. Visi saya adalah mengedukasi dan memberi pengetahuan pada oranglain mengenai hal-hal yang mungkin tidak bisa didapatkannya secara bebas. Saya adalah orang yang teoritis (sebagian besar orang berkata seperti itu haha) jadi jikalau mungkin artikel saya terkesan bertele-tele mohon maaf sekali, namun saya sangat terbuka dengan kritikan dan sarannya. Salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memahami Kasus Anak dengan Hukum melalui Teori Problem-Behavior

7 Agustus 2018   23:19 Diperbarui: 13 Agustus 2018   03:15 1714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun dengan kita melihat konsekuensi sosial yang remaja itu harapkan atau dapatkan, kemungkinan besar rehabilitasi dan sistem koreksi hukum yang berlaku bisa lebih diarahkan ke sana, agar lebih efektif dan berjangka panjang dibanding hanya memberikan konsekuensi hukuman yang tujuannya untuk "memutus perilaku sesaat" saja.

Sistem koreksi yang bisa diusahakan bisa memanfaatkan faktor protektif yang bisa dilatihkan untuk si remaja seperti misal melatih kontrol diri untuk mengendalikan ketika si remaja hendak terlibat dalam perilaku beresiko, membuat model perilaku baik selama di rehabilitasi, membangkitkan nilai-nilai positif seperti mengejar suatu prestasi dst, membangkitkan intoleransi akan penyimpangan.

Atau, jika memang "bisa", faktor protektif yang dimiliki oleh lingkungan sosial juga bisa dilibatkan sebagai, misal, melibatkan keluarga (dengan memperkuat kohesivitas keluarga), memberikan pemahaman untuk tidak mentoleransi penyimpangan pada masyarakat sekitar, dst.

Bagaimana dengan pencegahan untuk anak-anak dan remaja yang "pasti" memiliki faktor risiko yang di katakan oleh Jessor namun belum melakukan kenakalan itu?

Kembali pada faktor protektif yang bisa dimaksimalkan: Keluarga dan lingkungan memiliki peran sentral bagi si anak.

Jika sebagai significant other kita bisa memberikan hal ini, maka sebaiknya silakan dibangun.

Namun jangan lupa, bahwa faktor protektif dalam diri juga sangat penting peranannya melalui penanaman nilai dan moral anak sejak kecil secara benar dan tanpa pemaksaan.

***

DAFTAR PUSTAKA:

Jessor, R. (1991). Risk Behavior in Adolescence: A Psychosocial Framework for Understanding and Action. Journal of Adolescent Health , 597-605.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun