Mohon tunggu...
Novi Dian
Novi Dian Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Hawa yang suka menulis

Women must be become a good teacher for the children

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Cinta dan Pengkhianatan

8 Januari 2021   00:00 Diperbarui: 8 Januari 2021   00:10 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita fabel kali ini berkisah tentang kehidupan seekeor kucing jantan lokal bernama "Si Koneng" yang berakhir bahagia akibat sikap jujurnya.  Alkisah di suatu negeri Awan yang paling kaya raya di bumi ini hiduplah seekor kucing yang terkenal dengan kegagahan dan kejujurannya, penduduk yang tinggal di negeri itu memanggilnya dengan sebutan Si Koneng "KJ" alias Kucing Jujur. Berkat kejujurannya ini, sang Ratu Kety yang merupakan istri dari raja  hutan Aki diam-diam menyukainya. Sangat tidak bisa ditolerir, seekor singa betina dan permaisuri dari sang raja hutan bisa menyukai seekor kucing jantan yang berbeda jenis dan kelas. Bagaikan langit dan bumi. Apakah ini yang dikatakan cinta buta?? Ternyata cinta Ratu Kety tidak bertepuk sebelah tangan. Si Koneng pun sangat mengagumi kecantikan hati dan fisik dari sang Ratu Kety.

"Duhai Ratu Kety, seandainya aku adalah seorang pangeran tampan dan kaya raya, mungkin sudah kupersunting dirimu sebelum Raja Aki meminangmu, tapi apa dayaku yang hanya seekor kucing jelata, itu hanya impian belaka" batin Si Koneng. 

Berusaha mengalihkan pikirannya terhadap Ratu Kety, Si Koneng berdagang keliling negeri. Siang malam, dia berkeliling desa kota yang ada di negeri ini. Karena Si Koneng berdagang dengan jujur, maka banyak sekali penduduk yang menyukai cara berdagangnya. 

Suatu hari,Si Koneng tiba di kota Maung yang terkenal angker menurut penduduk negeri Awan. Benar adanya, kota itu seperti kota mati, tak berpenghuni. Dinginnya udara malam membuat suasana semakin mencekam. Si Koneng berusaha mencari penginapan untuk melepas lelah dan penatnya. Ternyata hanya ada satu penginapan kecil di kota Maung. Bangunannya tidak mirip seperti penginapan tapi lebih mirip dengan rumah tua yang lama tidak berpenghuni.

"Selamat malam, apakah ada kamar kosong" seru Si Koneng..

"Kreek..." terdengar suara pintu di dorong dari ujung lorong.

" Ada yang bisa kami bantu anak muda ?" lirih terdengar suara kucing tua bertanya.

"Saya mencari kamar kosong kek untuk bermalam" jawab Si Koneng.

"Kami banyak kamar kosong, silahkan pilih mau yang mana" ujar sang kucing tua.

"Yang mana saja kek, asal saya bisa melepas lelah untuk malam ini" jawab Si Koneng.

"Baiklah anak muda, aku akan memberikan kamar yang paling istimewa di sini, karena kamu adalah tamu istimewaku malam ini."

Si Koneng berguman, kenapa tidak ada yang mau menginap disini, padahal kamar tidurnya sangat nyaman, apakah karena kota ini dijuluki kota angker?" Berkutak dengan rasa penasarannya, akhirnya si Koneng pun terlelap dalam tidurnya pergi ke alam mimpi.

" Teng...teng..teng..." jam berdetak sebanyak dua belas kali menunjukkan waktu sudah masuk tengah malam.

Terdengar sayup-sayup suara keributan dari salah satu kamar, Si Koneng pun terbangun.

" Apa yang terjadi, kenapa sudah malam seperti ini masih ribut, mengganggu waktu istirahatku saja" Si Koneng pun beranjak dari tempat tidurnya dan berusaha menghampiri sumber suara keributan itu.

Sungguh terkejut Si Koneng, saat mengintip dari lubang pintu, dia melihat segerombolan serigala kejam sedang berpesta pora dengan salah satu adipati negara Awan serta penasehat kerajaan Awan. " Apa yang sedang terjadi, kenapa tengah malam seperti ini mereka berpesta pora" guman Si Koneng. Karena penasaran, Si Koneng mencoba mencuri dengar pembicaraan penasehat kerajaan Awan dengan pemimpin gerombolan serigala.

"Bagaimana rencana kita, penasehat, apakah kamu sudah berhasil menyakinkan Sang Raja seperti apa yang aku suruh padamu." ucap Neto, sang pemimpin gerombolan serigala.

"Sudah Neto sang pemimpin, aku sudah coba mengadu domba antara Ratu Kety dengan Sang Raja Aki, kita tinggal menunggu tanggal mainnya, kapan sang Raja aki akan lengser dari kekuasaanya"jawab sang penasehat.

Aku tidak menyangka Raja Singa itu sangat dungu dan tolol, mudah sekali di adu domba, Ha..ha..ha..ha..ha..

Si Koneng tidak menyangka bila sang penasehat kerajaan serta adipati, orang kepercayaan Raja Hutan Aki berkhianat dan bersengkongkol dengan Neto, sang pemimpin gerombolan serigala untuk menjatuhkan kekuasaan Raja Hutan Aki.

Mendengar semua itu, Si Koneng bertekad akan menolong pujaan hatinya agar tidak terjebak oleh rencana jahat Neto. 

Bermodalkan kejujuran yang dia miliki, akhirnya si Koneng memberanikan diri untuk menghadap sang Raja Aki. Mendengar penjelasan dari Si Koneng, sang Raja tidak percaya dengan apa yang didengarnya, mana mungkin para ajudan kepercayaannya telah berkhianat kepada dirinya.

Si Koneng pun, memberitahukan kepada sang Raja, rencana apa yang dia miliki untuk menjebak para pengkhianat negeri Awan tersebut.

"Wahai, yang mulia paduka raja, hambamu ini memiliki burung yang bisa mendeteksi kejujuran. Burung ini akan bernyanyi merdu bila mencium aroma kebenaran dan akan berteriak maling..maling, bila mencium aroma kebohongan. Hamba bisa membuktikan kepada paduka Raja, silahkan tanyakan sesuatu yang hanya paduka Raja tahu jawabannya" ucap Si Koneng.

"Wahai, engkau burung dalam sangkar, apakah aku adalah orang yang paling berkuasa di negeri ini ?" tanya sang Raja. Burung pun langsung bernyanyi dengan merdunya. Sang Raja terkejut, ternyata burung itu benar bisa mendeteksi kejujuran.

"Baiklah Koneng aku percaya padamu, silahkan jalankan rencanamu" ujar sang Raja.

"Terima kasih atas kepecayaan yang telah paduka berikan pada hamba, tapi apa yang hamba peroleh bila berhasil menjebak para pengkhianat negeri Awan yang mulia ? tanya Si Koneng.

"Apapun yang kau mau akan aku berikan kepadamu, ini adalah janji kesatria sejati" jawan sang Raja.

Si koneng pun, pergi ke alun-alun, mengumumkan sayembara berhadiah dari Sang Raja. Barang siapa yang bisa mengalahkan burung yang dia miliki, maka sang Raja akan memberikan apapun yang diinginkan.

Berita tentang sayembara ini pun sampai juga ke telinga para pengkhianat. Para pengkhianat sangatlah antusias menyambut berita itu, mereka pun ikut serta dalam sayembara tersebut karena tergiur oleh hadiah yang dijanjikan oleh sang Raja.

Saat tiba gilirannya sang pemimpin serigala kejam, Neto..burung itu berteeriak maling..maling..maling...begitu pula pada saat gilirannya para ajudan Raja, burung itupun berteriak maling...maling...maling...

Sang Raja pun terkejut, mendengarnya..benar apa kata Si Koneng, ternyata mereka adalah para musuh dalam selimut yang berusaha menggulingkan kekuasaannya.

Sang Raja pun, menepati janjinya kepada Si Koneng, apapun yang diinginkan akan dikabulkan.

Si Koneng hanya ingin sang Raja Aki membebaskan Ratu kety dari hukuman cambuk dan membersihkan nama baiknya dari fitnah yang disebarkan oleh para pengkhianat

Itulah cinta tulus dari si Koneng.

Di pagi buta, Si Koneng pun, meninggalkan penginapan tua itu. Sekarang dia tahu kenapa kota Maung itu dibilang angker, ternyata kota itu dihuni oleh para gerombolan serigala kejam bukan karena berhantu, penduduk negeri Awan pun malas singgah di kota Maung dan berurusan dengan gerombolan serigala kejam.

Si Koneng pun menyusun rencana strategis agar bisa menggagalkan rencana jahat Neto dan para pengkhianat negeri Awan. 

Setibanya di kota kerajaan, Si Koneng mendengar kabar bila Ratu Kety di hukum cambuk oleh sang Raja Aki di alun-alun kota karena dituduh sudah berkhianat terhadap kerajaaan awan. Perasaan  Si Koneng campur aduk antara iba dan cinta melihat pujaan hatinya diperlakukan tidak adil oleh sang raja. 

Berbekal kejujuran yang dia miliki, si Koneng pun memberanikan diri menghadap sang Raja Hutan Aki untuk mengungkapkan  siapa dalang kekacauan yang sedang terjadi di kerajaan Awan.

Mendengar cerita dari Si Koneng, sang Raja Aki tidak langsung percaya, mana mungkin para kepercayaannya telah menusuk 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun