Si Koneng pun, memberitahukan kepada sang Raja, rencana apa yang dia miliki untuk menjebak para pengkhianat negeri Awan tersebut.
"Wahai, yang mulia paduka raja, hambamu ini memiliki burung yang bisa mendeteksi kejujuran. Burung ini akan bernyanyi merdu bila mencium aroma kebenaran dan akan berteriak maling..maling, bila mencium aroma kebohongan. Hamba bisa membuktikan kepada paduka Raja, silahkan tanyakan sesuatu yang hanya paduka Raja tahu jawabannya" ucap Si Koneng.
"Wahai, engkau burung dalam sangkar, apakah aku adalah orang yang paling berkuasa di negeri ini ?" tanya sang Raja. Burung pun langsung bernyanyi dengan merdunya. Sang Raja terkejut, ternyata burung itu benar bisa mendeteksi kejujuran.
"Baiklah Koneng aku percaya padamu, silahkan jalankan rencanamu" ujar sang Raja.
"Terima kasih atas kepecayaan yang telah paduka berikan pada hamba, tapi apa yang hamba peroleh bila berhasil menjebak para pengkhianat negeri Awan yang mulia ? tanya Si Koneng.
"Apapun yang kau mau akan aku berikan kepadamu, ini adalah janji kesatria sejati" jawan sang Raja.
Si koneng pun, pergi ke alun-alun, mengumumkan sayembara berhadiah dari Sang Raja. Barang siapa yang bisa mengalahkan burung yang dia miliki, maka sang Raja akan memberikan apapun yang diinginkan.
Berita tentang sayembara ini pun sampai juga ke telinga para pengkhianat. Para pengkhianat sangatlah antusias menyambut berita itu, mereka pun ikut serta dalam sayembara tersebut karena tergiur oleh hadiah yang dijanjikan oleh sang Raja.
Saat tiba gilirannya sang pemimpin serigala kejam, Neto..burung itu berteeriak maling..maling..maling...begitu pula pada saat gilirannya para ajudan Raja, burung itupun berteriak maling...maling...maling...
Sang Raja pun terkejut, mendengarnya..benar apa kata Si Koneng, ternyata mereka adalah para musuh dalam selimut yang berusaha menggulingkan kekuasaannya.
Sang Raja pun, menepati janjinya kepada Si Koneng, apapun yang diinginkan akan dikabulkan.