Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Kadang) Puisi adalah Sebuah Kekejaman

21 Maret 2018   14:06 Diperbarui: 21 Maret 2018   14:12 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang menyadari

Jika sebenarnya, kadang

Sebuah puisi kejamnya melebihi Hitler

Dengan kekuatannya

Puisi mampu membelenggu sebuah jiwa

*

Pada dasar lantainya yang dingin beku

Puisi mampu mengenggam 

Sebuah kenangan dengan kuat melekat

Dan menempatkannya di dua sisi jantung

*

Puisi mempunyai seribu sayap

Untuk memasung sebuah hati

Agar selalu terbang mengunjungi kenangan

Tiada batas waktu dikenalnya

*

Saat kepak sayap puisi terbang,

Hingga pada kenangan terindah

Senyum terkulum simpul

Kepak-kepak sayapnya berpelangi

*

Sebaliknya,

Ketika sayap puisi terbang

Dan hinggap di kenangan penuh luka

Seketika kelam pandangan

*

Begitulah puisi

Yang bukan sehelai daun

Yang bisa  bebas terjatuh 

Ke tanah kapan saja, di mana saja

Tanpa merasa sakit di dadanya

Bpn, Mar 2018

Selamat Hari Puisi, Kamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun