Siapa yang menyadari
Jika sebenarnya, kadang
Sebuah puisi kejamnya melebihi Hitler
Dengan kekuatannya
Puisi mampu membelenggu sebuah jiwa
*
Pada dasar lantainya yang dingin beku
Puisi mampu mengenggamÂ
Sebuah kenangan dengan kuat melekat
Dan menempatkannya di dua sisi jantung
*
Puisi mempunyai seribu sayap
Untuk memasung sebuah hati
Agar selalu terbang mengunjungi kenangan
Tiada batas waktu dikenalnya
*
Saat kepak sayap puisi terbang,
Hingga pada kenangan terindah
Senyum terkulum simpul
Kepak-kepak sayapnya berpelangi
*
Sebaliknya,
Ketika sayap puisi terbang
Dan hinggap di kenangan penuh luka
Seketika kelam pandangan
*
Begitulah puisi
Yang bukan sehelai daun
Yang bisa  bebas terjatuhÂ
Ke tanah kapan saja, di mana saja
Tanpa merasa sakit di dadanya
Bpn, Mar 2018
Selamat Hari Puisi, Kamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H