Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Bapak Selalu Payah

12 November 2016   11:10 Diperbarui: 12 November 2016   13:02 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Warta Priangan

“Sudah pulang kamu, Le?” sapa Gunawan.

“Ya, Pak. Dan peer ku sudah selesai semua. Tadi aku dan Toni mengerjakan peer dibantu papanya Toni. Bahasa Inggris, IPA dan Geografi. Papanya Toni pintar, dia tahu semua hal. Apalagi Bahasa Inggris nya, wuah..wuahh…lancar, Pak,” Jalil bercerita panjang lebar sambil memasukan beberapa buku ke dalam tas, sesekali wajahnya berpaling ke dinding yang tertempel jadwal mata pelajarannya.

“O..o..o..o,” hanya itu yang bisa Gunawan ucapkan. Wajahnya termangu-mangu.

*

Udara Kota Surabaya siang ini begitu terik, di pangkalan becak tampak Gunawan tengah asik menghitung uang hasil pendapatannya narik becak hari ini. Rupanya udara yang terik membuat orang malas untuk berjalan kaki, walaupun itu hanyalah sebuah jarak yang dekat. Tentunya hal ini membawa keuntungan bagi Gunawan karena semakin banyak yang malas jalan kaki, maka dirinya akan mendapat uang lebih banyak.

“Ahhh….40 ribu…lumayan..” katanya Gunawan pada diri sendiri, senyumnya mengembang puas. Lalu memasukkan sejumlah uang tersebut ke dalam dompet hitamnya yang sudah sangat lusuh. Sejurus kemudian Gunawan membetulkan letak becaknya, niat hati hendak beristirahat sebentar, karena sedari tadi, kakinya tiada jeda mengkayuh pedalnya.

“Pakl’e, ke Gramedia Basuki Rahmat, ya!!!” seorang anak perempuan, langsung duduk di becaknya dan menyebutkan alamat yang di tuju. Gunawan terdiam sejenak, nampak bimbang. “Tapi itu lumayan jauh dari sini, apakah uangnya cukup untuk membayar?” batinnya.

“Dari sini ke sana sekitar 25 ribu,” katanya lagi.

“Iya, Pakl’e. Ini uangnya,” anak tersebut tanpa membantah menyepakati harga yang di berikan, bahkan langsung memberikan uangnya pada Gunawan.

Hari ini Gunawan senang luar biasa, senyum anak istrinya terbayang di wajahnya. “Alhamdulillah,” ucapnya dalam hati.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun