Petugas Bank Indonesia telah menjanjikannya untuk datang kembali agar memperoleh kabar proposalnya. Ketika tiba di sana, mereka bilang nanti akan dikabarkan lewat telepon.
Lagi-lagi proposalnya ditolak, menurut mereka kegiatan lomba yang diikuti oleh Lissa tidak akan memberikan timbal balik bagi instansi manapun.
Setelah melihat dompetnya, ia baru saja menyadari bahwa uangnya hanya tersisa beberapa lembar seribuan. Berkas proposal yang telah dicetaknya sudah memakan banyak biaya, namun tidak ada satu pun kabar bahwa mereka bersedia memberikan biaya keberangkatan.
Padahal Lissa tidak meminta banyak, hanya perlu biaya tiket keberangkatan dan kepulangannya. Apabila memang ada pihak yang akan memberinya dana hanya setengah dari jumlah dana yang diajukannnya, ia bersedia berangkat dengan angkutan mobil atau bus meski akan tiba sangat lama di Makassar.
Sudah lima belas instansi pemerintah dan perusahaan swasta menerima proposalnya, setiap hari Lissa berharap balasan telepon dari pihak yang berbaik hati akan memberikannya dana. Namun nihil, bahkan kantor gubernur juga tidak ada perkembangan.
Katanya, proposal dan surat terbukanya belum sampai ke atas. Memang sulit jika berurusan dengan birokrasi, apalagi mengemis dana.
Sebenarnya bisa saja Lissa meminta tolong pada Pakde agar memberikannya uang untuk berangkat, ia bisa berhutang dan membayarnya setelah tamat kuliah jika sudah bekerja. Tetapi itu adalah hal bodoh, Mak akan marah besar.
Ketika sedang mencuci baju, Pakde mengagetkan lamunannya. "Siapo, Pakde?"
"Pakde jugo dak tau, dio bilang nak nagih utang Lissa. Ke depan  be lah"
Lissa meninggalkan cucian bajunya. Seingatnya, ia tidak pernah berhutang kepada siapapun. Apakah Mak berhutang pada rentenir? Sehari sebelum Bapak meninggal, Mak mengirim SMS kalau ia tidak punya uang sepeser pun untuk membeli obat Bapak.
Dua orang menunggu di balik pagar rumah, kelihatannya ayah dan anak perempuannya. Lissa semakin gelisah, atau jangan-jangan Mak berhutang pada teman sekolahnya? Sehingga ia membawa ayahnya untuk menagih. Ya Allah, bayar pakai apa?