Mohon tunggu...
novhelisborty
novhelisborty Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Seperti menikmati kopi, hidup ini penuh kepahitan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seperti Rindu, Mimpi Harus Dibayar Tuntas!

27 November 2021   21:53 Diperbarui: 27 November 2021   22:47 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

"Eh bentar, tapi bener juga loh, Lis. Dulu kamu pernah menempel kertas di dinding yang isinya mimpi untuk jalan-jalan ke Aceh. Eh taunya berangkat beneran."

"Cuma kebetulan Tin", Lissa menjawabnya lemas.

"Kebetulan kamu ikut lomba di sana karena lolos berkas, eh tau-tau kampus bersedia membiayai. Lis, Lis, enak yo jalan-jalan gratis".

"Ah kamu lebay Tin", Lissa tertawa datar.

Hari senin kampus bahkan kantor-kantor selalu ramai. Mahasiswa yang silih berganti memasuki area FIB mengalihkan pandangan Lissa dan Titin. Dengan menyandang tas gendongnya yang terlihat cukup berat, bergegas Bu Fitri memasuki ruang kelas. Lissa kaget, Titin segera menutup buku bacaannya dan memasukkannya ke dalam tas. Seperti biasa, Titin membaca buku yang sebelumnya telah Lissa pinjam di perpustakaan kota.

Ketika memasuki usia dewasa, seseorang memang seharusnya lebih mementingkan investasi bagian leher ke atas untuk memenuhi pengetahuan. Setiap orang harus paham akan hal ini, agar Indonesia tidak lagi menduduki peringkat ke-60 persis berada di bawah Thailand dan di atas Bostwana dari 61 negara soal minat membaca di dunia menurut Most Littered Nation In the World.

Andai mereka tahu, inspirasi untuk mewujudkan mimpi juga bisa berasal dari buku yang kita baca. Seperti tokoh Masenja, dalam novel 'Aku Masenja' yang ditulis oleh Rumasi Pasaribu. Masenja hanya seorang guru di pedalaman Bengkulu, tetapi mimpinya untuk memberikan pendidikan dan pengabdian terhadap anak-anak selalu berapi-api. Lalu ada juga kisah inspiratif yang dipaparkan dalam novel Asma Nadia,  'Jilbab Traveler' Tokoh Rania Samudra yang menjelajahi Korea.

Bu Fitri memberikan beberapa tugas, pertanda perkuliahan hari ini telah berakhir.

***

Seperti rindu, mimpi harus dibayar tuntas!

 

Lissa memutuskan pulang ke kampung halaman dan libur kuliah untuk beberapa hari ke depan, bapaknya meninggal dunia sehari setelah ia dinyatakan lolos berkas untuk berangkat ke kota selanjutnya, Makassar. Firasatnya benar, setelah bertahun-tahun sakit dan tidak kunjung sembuh, bapak akhirnya pulang ke rumah sebenarnya. Padahal baru kemarin aku cerita pada Titin, kalau bapakku belum pernah ke Makassar meski ia pernah lahir disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun