Mohon tunggu...
Yulianus Magai
Yulianus Magai Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis mudah Papua
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Yulianus magai, anak mudah Papua Yang kini aktif menulis di di www.wagadei.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Mama Papua Jual Hasil Kebun di Depan DPRD

28 November 2022   07:41 Diperbarui: 24 September 2023   11:04 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption, moanemani Papua, saat pagi hari mama mama Papua jual di depan kantor DPRD Dogiyai 

"Kalau pake motor jam 8 sudah tiba di sini," kata Mama Iyai dengan bahasa daerah Mee logat Mapia.

Orang-orang Mee di Mapia berbicara dengan menggunakan dua logat. Sebagian berbahasa

Kamuu, sebagian lainnya berbahasa Mapia.

Tentu Mama Iyai tak menumpangi kendaraan secara gratis. Dia harus membayar ongkos

mobil seharga Rp 200 ribu. Jika menumpangi mobil dari Magode ke Moanemani biasanya mama-mama Papua ini membayar Rp 50 ribu per orang. Mereka harus membayar Rp 100 ribu per orang jika menumpangi motor.

"Itu harga tetap. Tidak kurang dan tidak lebih," ujarnya.

Jika dihitung-hitung, ongkos pulang-pergi dengan mobil ke Moanemani harus menghabiskan Rp 100 ribu. Begitu pula jika menumpangi motor. Dirinya bersama mama Papua lainnya

harus menghabiskan Rp 200 ribu tiap hari pulang-pergi ke pasar. "Jadi ukur-ukur dengan hasil jualan yang kami dapat, yang untung hanyalah Rp 25 ribu saja," ujarnya.

Begitu tiba di depan kantor wakil rakyat Kabupaten Dogiyai pada pukul 9 pagi, Mama Martina Iyai langsung menggelar lapak jualan.

Hasil jualannya setiap hari memang tak menentu. Terkadang hanya mendapatkan Rp 200 ribusehari. Pendapat sebesar itu tak surutkan semangatnya. Dia tekun menjual hasil kebunnya ini sejak tahun 2008. Dia bahkan dapat membiayai keluarga dan pendidikan anak-anaknya.

Tak hanya itu, sesampai di Moanemani, Mama Iyai harus menunggu hasil-hasil kebun itu laku terjual. Setelah hasil kebun laku terjual, dia harus melanjutkan pekerjaan lainnya, menjual noken.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun