Mohon tunggu...
novayulita
novayulita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang

saya menyukai membaca, memasak, berkreasi, suka juga menjelajahi tempat yang menarik khususnya alam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sastra Anak Jembatan menuju Pembelajaran Multikultural

2 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   11:23 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi sastra anak 

Secara sederhana, sastra anak adalah buku-buku yang biasanya dibaca oleh anak-anak di bawah bimbingan orang dewasa, seperti orang tua atau guru. Buku-buku ini umumnya ditulis oleh orang dewasa, tetapi isinya disesuaikan dengan minat dan pemahaman anak-anak. Dalam praktiknya, sastra anak sangat beragam. 

Mulai dari buku-buku sederhana seperti buku abjad, hingga cerita yang lebih kompleks seperti dongeng, cerita fantasi, atau kisah nyata tentang orang-orang terkenal. 

Buku-buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai baik dan pengetahuan baru kepada anak-anak. Sastra anak adalah dunia cerita yang luas dan menarik bagi anak-anak. Cerita-cerita di dalamnya bisa membuat anak-anak tertawa, menangis, atau bahkan terinspirasi. Selain itu, tampilan buku-buku anak juga dirancang semenarik mungkin agar anak-anak tertarik untuk membacanya (Yuliani,. Ocktalia, 2021).

Pentingnya pembelajaran multikultural di kelas   

Pendidikan multikultural adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang lebih damai dan bersatu. Dengan membekali siswa dengan pengetahuan dan sikap yang tepat, kita dapat mencegah konflik sebelum terjadi. 

Pendidikan multikultural adalah sebuah keyakinan bahwa perbedaan budaya dan etnis adalah hal yang wajar dan berharga. Pendidikan ini menekankan pentingnya menghargai dan memahami perbedaan-perbedaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal pendidikan dan kesempatan yang dimiliki setiap orang (Banks dalam (Nuraini, 2017)).

 Menurut Yakin mengemukaan bahwa pendidikan multikultural adalah pendekatan yang berusaha memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh siswa, terlepas dari latar belakang mereka, dengan cara memasukkan dan menghargai berbagai macam budaya dalam kegiatan belajar mengajar. (Yuliani,. Ocktalia, 2021).

Hernandaz (1989) mendefinisikan pendidikan multikultural di Indonesia sebagai manifestasi kesadaran akan keberagaman budaya, penghormatan terhadap hak asasi manusia, serta upaya mitigasi atau eliminasi berbagai bentuk prasangka. Tujuan utamanya adalah membangun masyarakat yang adil dan progresif. 

Pendidikan multikultural memiliki dua mandat utama, yakni membekali bangsa Indonesia untuk menghadapi dinamika budaya global dan mengintegrasikan keberagaman budaya dalam bingkai persatuan bangsa (Suaka, 2022). 

Pendidikan multikultural tidak hanya memberikan pengetahuan tentang berbagai budaya, tetapi juga membentuk karakter siswa menjadi lebih demokratis, manusiawi, dan mampu menerima perbedaan.

Pembelajaran sastra bertujuan untuk melatih siswa dalam mengapresiasi keindahan karya sastra. Kegiatan ini diharapkan dapat mengasah kemampuan berpikir kritis, daya imajinasi, serta sensitivitas siswa terhadap isu sosial dan budaya. Dengan memahami makna yang terkandung dalam karya sastra, siswa diharapkan dapat mengembangkan kepribadian, memperkaya pengetahuan, dan meningkatkan kemampuan berbahasa.

Cerita anak itu penting banget buat tumbuh kembang anak. Cerita bisa ajarin anak soal baik dan buruk, cara berpikir kreatif, dan bikin imajinasinya jadi kaya. Tidak hanya di sekolah, cerita anak juga bisa jadi teman bermain di rumah.

Melalui pembelajaran sastra anak, siswa tidak hanya diajak untuk menikmati cerita, tetapi juga untuk belajar banyak hal baru. Mulai dari nilai-nilai moral, pengetahuan tentang dunia sekitar, hingga pengembangan bahasa dan kreativitas. Oleh karena itu, pemilihan karya sastra yang tepat sangatlah krusial.

Menurut Huck dan Norton, interaksi anak dengan karya sastra, baik lisan maupun tulis, berkontribusi signifikan terhadap perkembangan bahasanya. Proses menyimak atau membaca secara tidak langsung memperkaya perbendaharaan kata anak, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan linguistik mereka.

Sastra anak punya banyak sekali manfaat untuk membantu anak belajar bahasa dan mengembangkan kemampuan berbahasanya. Menurut May dalam (Samiaji, 2023), buku cerita anak bisa jadi alat belajar yang seru. Selain itu, buku cerita juga bisa:

  • Membantu anak belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
  • Membuat anak lebih memahami perasaan dirinya dan orang lain.
  • Menumbuhkan minat anak untuk membaca dengan cara yang menyenangkan.
  • Menambah pengetahuan anak tentang berbagai hal.
  • Menginspirasi anak untuk menulis cerita sendiri.
  • Membuat anak menghargai keindahan bahasa dan cerita.
  • Membantu anak belajar berinteraksi dengan orang lain.
  • Mengajarkan anak tentang apa yang benar dan salah.

Intinya, sastra anak bukan hanya sekadar cerita yang menyenangkan, tapi juga punya peran penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan, terutama dalam hal bahasa.  

Selain itu, Sastra anak memiliki peran penting dalam pendidikan multikultural dengan memperkenalkan anak-anak pada keberagaman budaya, nilai toleransi, dan sikap saling menghargai. Membaca karya sastra dari berbagai latar belakang membantu anak memahami perspektif berbeda, mengembangkan empati, serta memperluas wawasan budaya. Selain itu, sastra anak mendukung perkembangan bahasa dan kognisi, menanamkan nilai multikultural, dan membantu anak memahami identitas diri mereka dalam konteks keberagaman. 

Dengan sastra anak, pendidik dapat menanamkan nilai-nilai multikultural, membangun masyarakat yang inklusif, dan meningkatkan kesadaran sosial anak-anak terhadap isu-isu budaya. Cerita-cerita yang kaya akan imajinasi juga mendorong kreativitas, daya pikir kritis, dan keterampilan sosial, mempersiapkan anak untuk hidup harmonis dalam masyarakat majemuk. 

Jenis-Jenis Sastra Anak untuk Pembelajaran Multikultural

  • Cerita Rakyat dan Folklor
  • Cerita rakyat dari berbagai daerah mengandung nilai-nilai budaya lokal dan tradisi yang dapat membantu anak memahami latar belakang budaya yang berbeda. Misalnya, cerita dari Jawa, Madura, atau Batak yang menggambarkan kepercayaan dan kebiasaan masyarakat setempat.
  • Novel dan Buku Cerita
  • Novel yang ditulis oleh penulis dari berbagai latar belakang budaya, seperti "The Kite Runner" oleh Khaled Hosseini atau karya-karya lokal, dapat memberikan wawasan tentang pengalaman hidup di budaya lain. Buku-buku ini sering kali mengangkat tema universal seperti persahabatan, keluarga, dan perjuangan.
  • Puisi
  • Puisi dapat menjadi medium yang kuat untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman dari berbagai perspektif budaya. Melalui puisi, anak-anak dapat merasakan emosi dan nilai-nilai dari budaya yang berbeda, serta belajar tentang keindahan bahasa.
  • Drama dan Teater
  • Menggunakan drama atau teater untuk memerankan cerita dari berbagai budaya dapat membantu anak-anak memahami konteks sosial dan emosional karakter dalam cerita tersebut. Aktivitas ini mendorong kolaborasi dan komunikasi antar siswa.
  • Buku Bergambar dan Komik
  • Buku bergambar dan komik dengan tema multikultural dapat menarik perhatian anak-anak dan memberikan informasi visual tentang berbagai budaya. Ini termasuk ilustrasi yang menggambarkan kebiasaan, pakaian, dan lingkungan dari berbagai belahan dunia

Contoh-contoh sastra anak yang mengandung nilai-nilai multikultural  

  • "Aku Anak Indonesia" oleh Theresia Praditya
  • Buku cerita bergambar ini mengandung delapan nilai pendidikan multikultural, termasuk nilai demokrasi, toleransi, humanisme, dan pluralisme. Karya ini dapat dijadikan media ajar untuk mengenalkan anak pada keberagaman budaya dan mendorong sikap saling menghargai di lingkungan sekitar.
  • "Si Anak Pelangi" oleh Tere Liye
  • Novel ini menceritakan tentang Rasuna, seorang anak dari keluarga sederhana yang hidup di tengah masyarakat beragam. Karya ini mengajarkan nilai-nilai multikultural melalui penggambaran interaksi antara berbagai suku, etnis, dan agama, sehingga membantu anak memahami dan menghargai perbedaan.
  • Film Animasi "Upin & Ipin" dan "Adit & Sopo Jarwo"
  • Kedua film animasi ini mengandung nilai-nilai multikultural yang dapat membantu anak-anak memahami konsep toleransi dan kerjasama antarbudaya. Mereka menyajikan cerita yang mencerminkan kehidupan sehari-hari dalam konteks masyarakat yang beragam.
  • Cerita Rakyat Sumbawa
  • Beberapa cerita tradisional dari Sumbawa seperti "Jompong Suar," "Marbat Bore," dan "Kakek Aca di Puncak Sekunyit" mengandung nilai-nilai kultural, agama, kesetaraan, dan gotong royong. Cerita-cerita ini dapat digunakan untuk memperkenalkan anak pada warisan budaya lokal sekaligus mengajarkan prinsip-prinsip multikultural.(Yangsen & Sukarismanti, 2023)
  • Puisi dan Cerita Fiksi
  • Karya sastra seperti puisi dan cerita fiksi yang menggambarkan kehidupan masyarakat dari berbagai latar belakang budaya juga dapat berfungsi sebagai alat pendidikan multikultural. Dengan membaca berbagai jenis sastra, anak-anak dapat belajar tentang sikap dan perilaku yang mencerminkan keberagaman

Metode pengajaran menggunakan sastra anak 

Mengintegrasikan sastra ke dalam pembelajaran multikultural dapat dilakukan melalui berbagai cara yang kreatif. Berikut beberapa metode yang dapat diterapkan oleh pendidik:

  • Pemilihan Karya Sastra yang Beragam
  • Pilihlah karya sastra dari berbagai budaya dan latar belakang penulis. Pastikan untuk menyertakan penulis dari kelompok yang kurang terwakili dan menjelajahi tema-tema yang relevan dengan isu-isu multikultural. Hal ini akan memberikan siswa akses yang lebih luas terhadap perspektif yang berbeda.
  • Diskusi Kelas dan Debat
  • Fasilitasi diskusi kelas yang mendorong siswa untuk berbagi pemikiran dan perasaan mereka terhadap karya yang dibaca. Diskusi ini dapat melibatkan pertanyaan terbuka tentang tema, karakter, dan nilai-nilai yang muncul dalam cerita. Dengan cara ini, siswa belajar untuk mendengarkan perspektif satu sama lain dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
  • Proyek Kreatif
  • Ajak siswa untuk membuat proyek kreatif yang terinspirasi oleh karya sastra yang mereka baca. Misalnya, mereka dapat menulis puisi, membuat poster, atau melakukan presentasi tentang tema multikultural yang muncul dalam karya tersebut. Proyek ini dapat memperkuat pemahaman siswa dan memberikan ruang untuk ekspresi kreatif.
  • Menggunakan Drama dan Performa
  • Menggunakan drama atau performa untuk memerankan adegan dari karya sastra juga bisa menjadi cara yang efektif. Melalui peran aktif, siswa dapat merasakan karakter dan konteks cerita dengan lebih mendalam. Ini juga dapat mendorong kerja sama di antara siswa.
  • Pembelajaran Berbasis Masalah
  • Tantang siswa untuk menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan isu-isu multikultural. Misalnya, mereka dapat menyelidiki bagaimana komunitas lokal berinteraksi dan merayakan keragaman. Siswa dapat menggunakan sastra sebagai titik awal untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh komunitas yang berbeda.

Sastra anak bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga jembatan penting untuk pendidikan multikultural. Melalui cerita yang menarik dan penuh warna, anak-anak diajak mengenal keberagaman budaya, nilai toleransi, dan rasa saling menghargai. Ayo jadi pendidik yang kreatif dengan memerankan karya sastra sebagai pendidikan multikultural dalam membantu mengasah imajinatif, kemampuan bahada dan pemikitan kritis peserta didik untuk mempersiapkan mereka untuk hidup harmonis di tengah masyarakat yang beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Anafiah, S. (2015). Pemanfaatan Sastra Anak Sebagai Media Penanaman Wawasan Multikultural. Humaniora, 15(1), 10--15.

Fitria, S., Kusumoriny, L. A., Nasution, S. S., Inggris, S., Pamulang, U., & Selatan, T. (2023). Eksplorasi karya sastra multikultural untuk menumbuhkan toleransi di sekolah alam kairo. Karya Sastra Multikultural, 22--33.

Lara. (2022). Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Dalam Novel "Si Anak Pelangi" Karya Tere Liye Skripsi. , 33(8.5.2017), 2003--2005. www.aging-us.com

Nuraini, F. (2017). Pendidikan mul tikul tural. 22--24.

Salsabila, A. (2022). Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam Buku Cerita Bergambar" Aku Anak Indonesia" Karya Theresia Praditya. Repository.Uinjkt.Ac.Id. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/66424%0Ahttps://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/66424/1/SKRIPSI_PIAUD_Anbar Salsabila_11170184000052.pdf

Samiaji, M. H. (2023). Mempercakapkan Sastra Anak. In Kemendikbud. https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/3822/mempercakapkan-sastra-anak#:~:text=Sastra anak sangat penting untuk pembelajaran mental%2C moral%2C dan juga,diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Suaka, I. N. (2022). Karya Sastra Novel sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Berwawasan Multikultural. ...: Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra ..., 4(April), 159--172. https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sandibasa/article/view/2010%0Ahttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sandibasa/article/download/2010/1457

Yangsen, B. R., & Sukarismanti. (2023). Eksplorasi Nilai-Nilai Multikultural dalam Sastra Anak Sumbawa sebagai Revitalisasi Pendidikan Nilai dan Karakter. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 9(2), 871--885. https://doi.org/10.30605/onoma.v9i2.2881

Yuliani,. Ocktalia, L. (2021). Peram sastra anak dalam pendidikan multikultural.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun