Mohon tunggu...
Nova Rizkyaning Putri
Nova Rizkyaning Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi prodi ekonomi pembangunan umm

email : novarizkyaningp18@gmail.com Ig : @novarizky_11

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kampung Adat Osing Kemiren

8 April 2020   19:34 Diperbarui: 8 April 2020   19:35 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adat adalah salah satu perwujudan lokal yang menunjukkan arti penting dari suatu daerah dengan daerah lain, ekspresi adat tidak sama dan bervariasi dari setiap komunitas. Keanekaragaman adat tersebut merupakan simbol-simbol perbedaan budaya sebagai ciri khas setiap masyarakat.

Indonesia merupakan negara yang menganut pluralitas di bidang hukum, dimana diakui keberadaan hukum barat, hukum agama dan hukum adat. 

Dalam prakteknya  sebagian masyarakat masih menggunakan hukum adat untuk mengelola ketertiban di lingkungannya. Selain itu salah satu pengembangan wisata alternatif dalam dunia kepariwisataan adalah desa wisata yang biasanya didasarkan atas potensi dan ciri khas yang dimiliki masing-masing desa, antara lain: flora, fauna, rumah adat, pemandangan alam, iklim, makanan tradisional, kerajinan tangan, seni tradisional, dan sebagainya.

Salah satu daerah yang mengembangkan wisata alternatif dalam dunia kepariwisataan adalah kota Banyuwangi. Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. 

Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. 

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2). Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan penghubung utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).

Salah satu keunikan Banyuwangi adalah penduduk yang multikultur, dibentuk oleh 3 elemen masyarakat yaitu Jawa Mataraman, Madura, dan Osing. Suku Osing adalah penduduk asli Banyuwangi. 

Sebagai keturunan kerajaan Blambangan, suku osing mempunyai adat-istiadat, budaya maupun bahasa yang berbeda dari masyarakat jawa dan madura. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa. Suku Osing Banyak mendiami di Kecamatan Glagah, Licin, Songgon, Kabat, Rogojampi, Giri, Kalipuro, Kota serta sebagian kecil di kecamatan lain.

Kecamatan Glagah khususnya di Desa Kemiren, sangat kental akan adat istiadat dan budaya Suku Osing. Ini yang menjadikan Desa Kemiren di Banyuwangi sendiri terkenal dan kaya akan budaya dan tradisinya, sehingga. Pemerintah Daerah menetapkannya , sebagai daerah cagar budaya dan mengembangkannya sebagai Desa Wisata (Suku) Using (Osing) pada tahun 1995 oleh Bupati Purnomo Sidik.

Pemerintah kabupaten Banyuwangi juga berupaya seirus dalam mengembangkan pamor Kemiren sebagai desa wisata unggulan untuk pariwisata berbasis kearifan lokal, selain beberapa desa lain yang dianggap memiliki keunggulan. 

Banyak pengunjung dan wisatawan lokal maupun asing berkunjung ke Desa Kemiren untuk mengetahui desa yang terkenal akan budaya dan adat istiadatnya ini. Keistimewaan desa adat kemiren, masih menjaga tradisi -- tradisi yang sudah ada sejak nenek moyang mereka. Barong ider Bumi,Tumpeng Sewu, arak -- arakan,dan seni barong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun