Mohon tunggu...
Nova Pebriani Lubis
Nova Pebriani Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Marsuo Holong Na Mago (Menemukan Cinta yang Hilang)

29 Oktober 2024   15:27 Diperbarui: 29 Oktober 2024   15:53 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ucok: "Etek, etek Farida do kan? Aso inda unjung ro etek mangaligi hami?."

Etek Farida: menghela napas panjang "Olo amang, Etek Farida do on. Inda unjung etek lupa tu hamu mang, mancit ate-ate ni etek mangida hamu songonon mang." matanya berkaca-kaca

Ucok mengernyitkan alis, merasa haru tapi juga bingung mengapa selama ini keluarga mereka seakan lepas tangan.

Ucok: "Etek, aso kehe umak mangaranto? Ayah pe maninggalkon hami? Aso inda dong sada keluarga pe na paduli tu hami?." suara nya bergetar dan mata nya berkaca-kaca.

Etek Faridah: tersentak, merasa tersentuh oleh kesedihan Ucok "Baya amang, na dangol ma hangoluan namu sannari, inda bisa etek amang mangida hamu songonon baya mang, inda tarurus hamu baya jadina."

Etek Faridah menyeka air matanya. Ia tahu ibu Ucok tidak pernah benar-benar menerimanya karena latar belakang keluarga mereka yang rumit, tapi ia tetap merasakan kasih sayang yang besar untuk ketiga anak ini. Dengan mata berkaca-kaca, ia memutuskan untuk menawarkan sesuatu.

Etek Faridah: "Ucok, dohot etek ma hamu tinggal da mang, so adong mangurus hamu, inda bisa etek mangida hamu malarat mang, anso bisa etek manjago hamu na tolu."

Ucok: terdiam sejenak, menahan haru "Etek, inda langa manyusahkon hami dietek molo tinggal hami rap etek?."

Etek Faridah: "Inda amang, inda manyusahkon hamu di etek, malahan sonang do roa ni etek bisa mangurus hamu na tolu mang."

Ucok berpikir sejenak, hatinya terasa berat untuk menurunkan harga dirinya. Namun, mengingat adik-adiknya, ia tahu ini adalah kesempatan untuk memberikan mereka kehidupan yang lebih baik.

Beberapa hari setelah percakapan itu, Ucok, Siti, dan Tagor pindah ke rumah Etek Faridah. Rumah sederhana tapi nyaman itu jauh lebih baik dari yang mereka tinggali sebelumnya. Di rumah ini, mereka mendapat tempat yang layak, makan teratur, dan merasakan kasih sayang yang tulus dari seorang Etek yang selama ini dianggap jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun