"Angkat tangan kalian!" perintahnya kemudian.
Laras dan petugas dapur lain menurut. Raja pun memeriksa tangan mereka. Ia ingin tahu siapa yang bertugas memotong rempah hari ini. Untuk membuat makan siang Raja, dibutuhkan kunyit. Baginda tentu mencari orang yang telapak tangannya kuning karena kunyit. Ternyata ada dua orang yang telapak tangannya berwarna kuning yaitu Laras dan Pak Dimas. Raja kembali berpikir. Hmm ... Pak Dimas adalah seorang koki, tugasnya memasak dan meracik bumbu. Tidak mungkin dia ada di tempat rempah-rempah.
"Kau memakai pisau ini, bukan?" Raja kemudian mendekati Laras.
Laras masih diam. Keringat dingin membasahi tubuhnya.
"Ya ... Â Raja. Me ... memang saya yang memakainya," ucapnya takut-takut.
Semua mata tertuju pada Laras. Raja kelihatan geram.
"Ini adalah pisau peninggalan Raja Ming dari Cina. Kenapa kau begitu berani menggunakannya tanpa izin?!" nada suara Raja tinggi.
"Kau tidak pantas bekerja lagi di istana!"
"Ampun, Baginda. Saya ... saya hanya tidak ingin membuat Raja menunggu lama," katanya pelan.
"Apa maksudmu?" Raja menatapnya tak mengerti.
"Baginda selalu marah apabila makanan datang terlambat, bukan? Tadi ketika hendak memotong rempah-rempah untuk membuat makan siang Baginda, saya tidak menemukan pisau dimanapun. Saya mencari keluar dapur, dan hanya pisau itulah yang saya temukan," Laras tertunduk.