2) Â Â Sangiran dan Gombong, Jawa Tengah;
3) Â Â Toalian, Sulawesi;
4) Â Â Mengeruda, Flores; dan
5) Â Â Lahat, Sumatra Selatan
c. Â Alat Tulang (Bones Tool)
Hingga saat ini budaya alat tulang ditemukan di Ngandong, Blora, Jawa Tengah. Budaya ini diketahui dibawa oleh manusia purba jenis Pithecanthropus Soloensis. Alat-alat tulang yang ditemukan berupa sudip dan mata tombak bergerigi yang berasal dari duri ikan pari. Ditemukan juga berbagai batu pelempar yang diikat dengan tali untuk menjerat hewan buruan. Tradisi ini tetap dikembangkan pada pasca-Pleistosen dalam kehidupan gua-gua, seperti yang terdapat di Gua Sampung di Ponorogo, Jawa Timur. Alat tulang juga ditemukan di beberapa wilayah di Jawa Tengah seperti Sangiran, Sambung Macan, Bringin, Patiayam. Pembuatan alat tulang dilakukan dengan teknik, pecah, pangkas, belah, penggosokan dan gabungan dari teknik-teknik tersebut. Bahan yang digunakan biasanya tulang kering (tibia), tulang lengan atas (humerus), tulang paha (femur), tanduk (antler), telapak kaki depan (metacarpal), tulang hasta (radius), tulang rusuk (costae), telapak kaki belakang (metatarsal), gading (incisivus), duri ikan, tulang panjang, dan tulang kaki.
d. Â Alat-alat dari Batu dan Tulang di Luar Indonesia
Alat-alat batu yang pembuatannya masih kasar terdapat di sekitar Danau Turkana (Kenya), Hadar (Ethiopia) dan Lembah Olduvai (Tanzania). Penelitian menunjukkan, bahwa sudah sejak sekitar 2,5 juta tahun lalu manusia yang menyerupai kera sudah membuat alat-alat dari batu dengan bentuk yang kasar. Olduvai dahulu kala adalah danau yang disekelilingnya banyak terdapat hewan liar dan hominidae seperti Australopithecus Robustus, merupakan genus homo tertua.
Disebabkan karena alat-alat dari masa paleolitik ini banyak ditemukan di Lembah Olduvai, maka alat sejenis di tempat lain disebut dengan tradisi peralatan Oldowan (Oldowan tool tradition). Paralatan Oldowan memiliki karakteristik berupa alat penetak yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti memotong daging, membelah tulang dan mengambil sumsum binatang. Hal ini menunjukkan kemajuan signifikan setelah sebelumnya manusia purba hanya bergantung pada penggunakan peralatan yang kasar yang ada di sekelilingnya, seperti batu dan tulang.
Alat penetak ini berkembang menjadi kapak genggam. Artefak kapak genggam pertama kali ditemukan di Afrika Timur dan terbuat dari batu api. Diperkirakan digunakan sejak 1,4 juta tahun lalu oleh Hominidae. Para ahli menamakan peralatan ini dengan istilah Acheulean (Acheulean tool tradition). Istilah ini diambil dari daerah bernama Saint-Acheul di Perancis di mana banyak kapak genggam Paleolitikum yang ditemukan. Bentuknya simestris dengan ujung yang tajam. Kapak ini dianggap telah digunakan untuk berbagai keperluan seperti berburu, mengumpulkan dan menyiapkan makanan.
B. Berburu dan Mengumpulkan makanan Tingkat Lanjut