d. Â Ganguan manusia lain
e. Â Tumbuh-tumbuhan biasanya lebih mudah tumbuh di daerah-daerah beriklim panas, menyebabkan hewan-hewan herbivora (pemakan tumbuhan) bermigrasi, yang diikuti juga dengan migrasi hewan-hewan karnivora (pemakan daging) yang menjadi pemangsanya.
Manusia purba kebanyakan hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan tinggal di kawasan padang rumput dengan semak belukar dan hutan kecil di sekitarnya. Daerah tersebut biasanya dekat dengan sumber air, danau atau rawa. Sumber makanan mereka adalah daging dan tumbuhan yang dimakan mentah
Fosil hewan di Indonesia sebagian besar ditemukan di Jawa dan digolongkan sebagai fauna Jetis (sekitar Pegunungan Kendeng, seperti di Sangiran dan Mojokerto), Trinil (di Trinil, Ngawi dan Sangiran) dan Ngandong.
Â
2. Â Hasil-hasil Budaya
a. Â Kapak Perimbas
Merupakan sejenis kapak yang digenggam dan berbentuk masif. Teknik pembuatan alat ini umumnya masih kasar dan tidak mengalami perubahan dalam waktu perkembangan yang panjang. Kapak ini dianggap masih satu jenis dengan kapak genggam, karena berasal dari periode waktu yang relatif sama. Kapak perimbas digunakan untuk memotong sesuatu.
b. Â Alat Serpih (flakes)
Alat serpih dihasilkan dari batuan utuh yang dipukulkan dengan tekanan tertentu dibagian dekat tepiannya, sehingga menghasilkan serpihan. Alat serpih berfungsi untuk menajamkan, menghaluskan, menguliti hewan, dan mengiris potongan kecil. Alat ini berukuran kecil dan tipis; terbuat dari batu seperti kalsedon, gamping, kuarsa atau obsidian; memiliki proksimal (bagian ujung yang menerima pukulan, sebagai ujung serpih). Budaya alat serpih tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti :
1)   Punung  dan Ngandong, Jawa Timur;