Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Flexing Ternyata Ada Manfaatnya

4 September 2024   09:33 Diperbarui: 4 September 2024   09:33 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Flexing (sumber via Kompas.com)

"Kita harus terlihat mapan, sejahtera, tajir. Ga boleh kelihatan miskin di depan calon pemilih"

Kalimat itu terlontar saat kontestasi pemilihan kepala desa. Seorang konsultan pemenangan memberikan wanti wanti. Untuk itu , Si Kades harus mengganti mobil  avanza yang biasa ia pakai . Untuk keperluan pilkades, sebuah mobil jenis Pajero keluaran 2022 disewa untuk 3 bulan.

Calon kades harus menggunakan mobil pajero setiap aktivitas selama kontestasi.Untungnya  tak harus beli, hanya menyewa saja tanpa diketahui banyak orang (rahasia) Hanya tim inti yang tahu. Selebihnya warga desa hanya tahu calon kadesnya baru beli mobil  baru.

Kontestasi politik, seringkali membutuhkan 'aksesoris' . Si calon harus tampil kaya, terlihat mentereng. Karena mayoritas   pemilih tidak tertarik dengan calon yang kere dan miskin. Maka setiap kunjungan si calon harus 'dipoles', bisa dibedakan yang mana calon yang mana hanya tim pemenangan, si calon harus terlihat seperti 'sultan'.

Tak hanya calon , sang istri calon juga harus tampil prima,kaya , mewah dan 'beda'. Kalau biasanya pakai handphone rakyat kebanyakan, saat kontestasi handphone harus terlihat baru keluaran terakhir. Tas, sepatu  juga harus bermerk, Bukan barang pasar malam. 

Urusan memberi kesan kaya dan mewah memang strategi agar pemilih percaya calonnya sudah selesai dengan masalah ekonominya , ditambah si calon harus 'ringan tangan' membagikan souvenir, sembako, uang transport, uang rapat dan uang kopi.

Flexing dalam dunia politik kadang digunakan untuk menunjukan status, strata, kesuksesan yang sudah sejahtera , sudah mapan. Hal ini akan memberi kesan dan pesan kepada pemilihnya agar yakin dan percaya. 

Para pemilih memang lebih suka terpukau dengan tampilan luar terlebih dahulu. Hampir sama didunia kehidupan nyata, orang kadang lebih respect ketika yang dihadapinya orang yang sukses secara ekonomi, mapan secara keuangan.

Jet Pribadi sebagai simbol Kekayaan (sumber Kompas.com)
Jet Pribadi sebagai simbol Kekayaan (sumber Kompas.com)

Flexing Antara Dibenci dan Disayang

Memamerkan kekayaan, status sosial, gelar akademik, pencapaian jabatan, keturunan (hubungan keluarga), kekayaan, aset yang dimiliki kadang diperlukan untuk membuat orang orang 'terpengaruh'. Lalu percaya dan mau mengikuti arahan.

Di dalam bisnis marketing jaringan seperti multi level marketing (MLM) , seorang leader harus tampil keren dan wah di hadapan para calon downllinenya. Ia harus menyampaikan prestasinya, pencapaian rupiah, hingga hal mewah yang terlihat dari kasat mata. 

Aksesoris, fashion hingga kendaraan pribadinya harus tampil berkelas. Hal itu jadi  wajar saja di dalam dunia marketing dan bisnis pada umumnya. Sebenarnya belum masuk dalam kategori flexing, tapi lebih memberikan motivasi. Bila serius bisa kaya seperti ini.

Flexing di kalangan  artis atau para pesohor memang lebih ingin menunjukkan eksistensi, pencapaian setelah karya mereka laku di dunia industri entertainment. Namun beda dengan flexing yang dilakukan para pejabat atau istri pejabat yang membuat orang bertanya tanya darimana uang yang digunakan untuk membeli barang, atau menikmati fasilitas mewah.

Dengan posisi kedudukan dari hasil atau gaji yang bisa dilacak,apalagi harta seorang pejabat harus dilaporkan secara berkala kepada institusi berwenang, ada laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) yang bisa diakses publik.

Flexing yang dilakukan pejabat memang lebih memancing apalagi yang sengaja di viralkan di media sosial. Biasanya jadi santapan para netizen untuk menyerang. kasus flexing sering berujung pada pemanggilan oleh institusi hukum, petugas pajak hingga sangkaan perbuatan korupsi.

Flexing dibeberapa kasus sering berkaitan dengan kesehatan mental, merasa dibanding bandingkan dengan orang lain, mengikuti standar yang tidak realistis. Flexing juga terkait dengan budaya, pergaulan dan latar belakang pendidikan.

Bagi kalangan tertentu melakukan flexing adalah upaya untuk unjuk diri secara impulsif kepada orang banyak, keinginan untuk dipuji, jadi bahan pembicaraan. Merasa puas ketika memamerkan barang mewah, gaya hidup glamour. Uniknya Flexing secara sadar juga dimanfaatkan oleh beberapa media untuk mendapatkan berita. 

Bahkan dibuatkan program khusus agar para artis dan pesohor bisa melakukan flexing yang diliput khusus. Banyak tayangan televisi yang meliput rumah dan interior mewah seorang artis, meliput kendaraan super mahal para pesohor, bahkan ada tayangan yang meliput saat si artis berbelanja barang mewah.

Secara tidak langsung flexing memang seperti bermata dua,  dibenci namun juga disayang. Bagi penontonnya, melihat kemewahan seperti 'hiburan' batin dari kemiskinan yang selalu mendera setiap hari. Banyak orang malah seperti diajak bermimpi, gembira melihat barang barang mewah walau tak pernah memiliki.

Cristiano Ronaldo bersama salah satu mobil mwahnya (sumber : Bola.com)
Cristiano Ronaldo bersama salah satu mobil mwahnya (sumber : Bola.com)

Bahaya Flexing Di Tengah Kemiskinan

Memamerkan kekayaan , barang mewah, gaya hidup glamour punya bahaya yang merugikan. Bahaya bagi si pelaku flexing dan juga bahaya bagi orang yang melihatnya. apalagi flexing dilakukan di tengah kemiskinan yang parah dan akut.

Komunitas La Sape di Kongo merupakan contoh perilaku flexing  yang sangat terkenal. kaum La Sape menggunakan fashion branded dengan harga mahal walau mereka hidup kekurangan. Yang penting kesohor walau hidup tekor. 

Perilaku tidak wajar komunitas La Sape memang seperti paradoks atas kemiskinan yang mereka derita. Bergaya kelas atas diantara lingkungan yang sangat kontras. Pelakunya rela mengadakan uang dengan berbagai cara agar bisa membeli celana, kemeja, sepatu hingga aksesoris branded kelas dunia. Penganut La Sape pantang menggunakan barang tiruan atau barang kw yang akan menurunkan derajat harga diri mereka.

Di Indonesia sendiri perilaku flexing di media sosial juga mewabah, pelakunya diduga 'orang kaya baru' atau 'orang kaya palsu' yang berupaya menipu diri sendiri dan orang lain agar mendapat pujian. orang yang melakukan flexing sadar bila apa yang dilakukannya hanya kepalsuan. 

Kalau di media sosial mungkin tujuan untuk mendapatkan ribuan follower dan ujungnya mungkin bisa di monetize  namun flexing di dunia politik tujuannya agar mendapatkan simpati para pemilih dan menang kontestasi.

Flexing merupakan perbuatan yang berefek negatif, munculnya sifat konsumtif yang berlebihan, memandang remeh orang lain karena mengukur nilai seseorang berdasarkan barang , aset, kekayaan yang dimiliki. Pelaku flexing seringkali melakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan pujian .

Selain itu flexing menyebabkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin nyata, kesenjangan sosial semakin melebar dan memperkuat stratifikasi sosial. Efeknya munculnya kecemburuan sosial yang bisa berdampak pada tindakan kriminal bahkan tindakan anarkis.

Ketika Flexing Sebagai Hal Lumrah

Di beberapa negara flexing bukan lagi hal tabu, ia menjadi bagian dari gaya hidup. Orang yang memamerkan kekayaan bagian dari cara bersosialisasi. Memperlihatkan mobil supercar , perhiasaan mahal, rumah sultan, dan fasilitas wah lainnya.

Korea selatan merupakan satu negara yang menganggap flexing ada hal yang tidak melanggar norma. Menurut data dari Morgan Stanley pada 2022, warga korea selatan tercatat paling tinggi di dunia membeli barang mewah secara individu. Nilainya mencapai 21,8 Triliun Won atau setara dengan 246 Triliun rupiah. 

Maka jangan heran kalau warga Korea Selatan menganggap memamerkan kekayaan bagian dari pencapaian pribadi, kesuksesan yang harus dibagikan (dipamerkan). Orang Korea Selatan tidak akan menuduh macam macam, karena memang orang yang memamerkan adalah orang yang pantas. Memang seorang sultan. 

Cristiano Ronaldo seorang pesepak bola terkenal dunia seringkali memamerkan kekayaannya. Baik deretan mobil mewahnya , barang pribadi yang melekat di tubuhnya , rumahnya dan berbagai macam gaya hidupnya. Hal yang dipamerkan tentu sebuah pencapaian pribadinya. Selain ada muatan konten marketing tersembunyi. Flexing seperti ini lebih sebagai brand personality. 

Para Sultan Timur Tengah yang memiliki kekayaan luar biasa juga digambarkan (dipamerkan) memiliki fasilitas mewah yang menakjubkan, mulai dari istana, mobil mewah hingga pesawat pribadi yang sudah dimodif jadi istana terbang. Tentu flexing dari Pangeran Timur tengah ini bisa dipahami karena aset mereka sangat fantastis. Klub bola Eropa terkenal saja bisa mereka beli, apalagi cuma barang mewah yang masih dijual secara massal.

Yang jadi masalah adalah bila flexing dilakukan orang yang dipertanyakan dari mana asal sumber dananya, sebandingkah dengan profil pribadinya, Ini yang membuat kepo tingkat tinggi para netizen julid tak terbendung. 

Flexing mungkin sesuatu hal yang tidak pantas dilakukan, namun ada orang yang melakukan flexing karena memang sedang dalam pekerjaan memasarkan dirinya atau barang yang sedang di marketingkan.

Bukan tidak mungkin ada orang naik jet pribadi tapi sebenarnya sedang memasarkan jasa sewa pesawat jet kepada para pesohor lainnya. Sebagai bagian dari misi khusus soft marketing. 

Jadi intinya, ketika kita melihat orang melakukan flexing , bisa jadi ia sedang dalam misi khusus. Biar dipilih bila di area politik, biar banyak dapat follower, biar dapat cuan. atau memang sedang 'bersyukur' atas pencapaian pribadinya. Setuju ga ? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun