Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Rayuan atau Gertakan Bos, Apa yang Harus Dilakukan?

10 Juli 2024   16:40 Diperbarui: 18 Juli 2024   11:59 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI karikatur "Rayuan atau Gertakan Bos" | Sumber: menggunakan Bing Creator AI

Bagi saya yang sudah memiliki beberapa pengalaman menghadapi bos, perlu ada batas bila dirasa sifat dan gaya bos sudah melebih batas yang patut ditoleransi. Kita bisa membuat batasan tersebut sampai sejauh mana bos bertingkah dan bisa merugikan diri sendiri sebagai pribadi dan mengganggu kinerja organisasi.

Saya bersama teman-teman pernah menurunkan bos yang punya dampak berbahaya bagi perusahaan. Kinerjanya berbahaya dan sudah dalam taraf merusak maka bos seperti ini dilaporkan ke bos yang lebih tinggi untuk diambil tindakan.

Bos bukanlah orang yang boleh berbuat semaunya. Ia harus tunduk dengan hukum, norma dan peraturan perusahaan atau institusi. 

Sebagai bawahan, perlu memberikan pertimbangan bila bos melakukan hal yang berbahaya. "Rayuan mautnya" bila membuat orang lain menemui "maut" maka jangan ragu untuk mengingatkannya, memberikan masukan atau memberikan saran. 

Bila tidak berani ada cara lain, ada bos yang lebih tinggi, ada HRD, ada institusi kompeten bila telah masuk ke wilayah hukum positif, atau masuk ke hal kekerasan dan kesusilaan.

Membiarkan bos melakukan semaunya akan merugikan banyak orang dan hancurnya institusi. Jadi ambil sikap bila bos sudah di luar nalar dan berbahaya. Tentu gunakan cara yang sesuai, bukan mengambil cara atau jalan yang malah menambah masalah menjadi lebih rumit. Tetaplah bijak dan sesuai hukum yang berlaku.

Kita tidak mungkin merubah arah angin tapi kita bisa merubah arah layar.

Salam Bahagia...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun