Misal bos sangat sensitif dengan jam kerja, maka saya berupaya datang dan pulang tepat waktu. Bos sangat senang bila segera dilaporkan bila ada kendala, maka saya akan melakukan hal yang bos inginkan.Â
Karena hal inilah saya mendapat kemudahan dalam pekerjaan bahkan karirpun mulai menanjak naik. Segalak-galaknya bos, bila kita mampu mengambil celah hatinya, bukan tidak mungkin kita akan menjadi bawahan yang disayang. "Rayuan Bos" kadang sifatnya keras, galak dan terkesan menyeramkan.Â
Bos Gebrak Meja hingga Lempar Sepatu
Setelah pindah kerja ke Lembaga Sosial dan Kemanusian, saya mendapatkan bos yang lebih "killer". Rayuannya jauh lebih "seru". Bila lagi moodnya jelek maka semua hal bisa jadi salah. Amarah bos yang meluap-luap membuat semua orang ketakutan.
Beda bila Bos sedang bahagia, suasana hatinya sedang cerah maka suasana sangat menyenangkan. Bos sangat memperhatikan bawahannya, peduli, humoris, mudah memberikan bantuan. Sifatnya sangat menyenangkan dan bersahabat.
Bos memang seperti memiliki dua kepribadian yang saling bertolak belakang. Saya menduga Bos memiliki kecenderungan bipolar alias dua kepribadian. Menurut definisi Bipolar memiliki pengertian sebagai kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, termasuk episode mania (atau hipomania) dan depresi. Orang dengan gangguan bipolar mengalami perubahan drastis dalam suasana hati, energi, aktivitas, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.
Bila sedang dalam keadaan emosi, bos bisa menggebrak meja. Bahkan, dalam situasi tertentu sampai melepas sepatu dan melemparkannya. Bahasa emosi yang digunakan tergolong kurang pantas.Â
Bila dalam keadaan seperti itu semua bawahannya hanya diam tak ada yang melawan. Bos akan reda sendiri dan meminta maaf kemudian atas kemarahannya. Begitulan ulah bos bila sedang marah besar.
Maka ada kaidah bila sedang menghadapi bos, bila sedang "mendung", maka anak buahnya akan tiarap dan menghindar sampai "mendung berubah menjadi cerah". Ada informan di sekitar bos yang akan memberikan info suasana hatinya.
Saya pernah mendapat informasi dari beberapa teman, semakin tinggi posisi seseorang dalam sebuah level organisasi maka bebannya menjadi semakin berat sehingga tingkat emosinya semakin tinggi.Â
Latar belakang dan pola asuh punya peran membentuk karakter seseorang. Bos 'kan masih manusia, kalau memang sifatnya gampang emosian alias baperan, itu yang akan terlihat saat memimpin. Ya, sebagai bawahan siap-siap aja menghadapi tipe bos seperti ini, kalau tidak kuat tinggal lambaikan tangan dan buat surat pengunduran diri.