Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menguji Food Combining sebagai Metode Diet

4 Juli 2024   07:48 Diperbarui: 4 Juli 2024   18:01 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Food Combining (sumber TribunNews)

Pukul 12.00-20.00, Inilah waktu yang disarankan untuk pencernaan menerima makanan berat, sistem pencernaan sedang dalam fase terbaik dalam mengolah makanan dengan bantuan semua enzim yang ada didalam tubuh.

Makan siang, makan sore atau makan malam boleh dilakukan pada rentang waktu ini hingga jam 20.00. Setelah waktu ini maka tubuh masuk dalam fase penyerapan, pergantian dan perbaikan jaringan sel tubuh.

Jangan makan malam setelah jam 20.00 dipercaya bisa membantu menurunkan berat badan. Atau paling tidak mengurangi kerja pencernaan saat sedang menyerap zat gizi makanan.

ilustrasi Food Combining (sumber TribunNews)
ilustrasi Food Combining (sumber TribunNews)

Food Combining di Mata Para Ahli

Para Ahli gizi dan nutrisi  dalam beberapa publikasi memberikan catatan penting untuk food combining, berdasarkan penelitian yang dilakukan dan melihat kerja sistem tubuh manusia terutama sistem pencernaan.

Aturan dalam pola food combining belum seluruhnya  teruji dalam penelitian. Seperti dilarang menggabungkan konsumsi protein dan karbohidrat dalam satu waktu. Karena ada perbedaan penangan dua jenis zat makanan ini. 

Ahli nutrisi dari Australia, Jemma O'Hanlon membeberkan bahwa tubuh manusia dibekali berbagai macam enzim yang mampu bekerja untuk  mengolah makanan dalam waktu bersamaan. Tidak ada bukti penelitian tubuh mengalami pembusukan di dalam perut karena ada dua zat makanan yang berbeda masuk dalam tubuh.

Begitu juga ahli gizi, Dr.dr. Tan Shot Yen memberikan catatan penting dalam penerapan pola food combining. " ini jelas blunder, belum pernah ada bukti bahwa makanan yang dicerna  beda membuat masalah jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan-makanan yang lebih  cepat dicerna" 

"Begitu juga enzim yang mencerna karbo dan protein, walaupun berbeda, faktanya bisa bekerja sesuai target masing masing tanpa merugikan manusia ."

Dua pandangan dr Tan ini dikutif dari artikel kompas.com yang dipublikasi 09/12/2019. Para ahli gizi sebagian tidak sejalan dengan pola food  combining. Ini bisa menjadi satu catatan tidak semua pola diet, pola hidup 'sehat' cocok untuk semua orang. 

 Bisa dibayangkan juga pola makan orang Indonesia juga akan kesulitan, bayangkan makan soto ayam, harus makan secara terpisah. makan sate kambing juga akan dipisahkan antara makan nasi atau lontong dengan daging satenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun