Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menguji Food Combining sebagai Metode Diet

4 Juli 2024   07:48 Diperbarui: 4 Juli 2024   18:01 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sumber Kompas.com

Food Combining menjadi bahasan penting dalam pola diet saat ini. Kehadiran food combining tak lepas dari upaya menerapkan pola makan manusia menyesuaikan jenis makanan yang akan dikonsumsi.

Food Combining bukan hal baru dalam dunia gizi, kehadiran pola makan ini telah lama dikenal. Diantara banyak pola makan yang diharapkan memiliki efek penurunan badan (diet) maupun efek kesehatan pencernaan, food combining memiliki tujuan khusus.

Beda pandangan para ahli gizi terhadap food combining.  Pola ini berseberangan dengan pola makan yang dikampanyekan pemerintah , "Empat sehat lima sempurna" yang sudah lama dikampanyekan sejak era orde baru.

Bila akan diterapkan pada program "makan siang gratis"  akan menimbulkan kesulitan dalam penerapan. Karena dalam food combining memisahkan jenis makanan antara karbohidrat dengan protein. 

Dalam food combining ada aturan umum yang diterapkan : makan buah hanya dalam keadaan perut kosong, hindari menggabungkan karbohidrat dan protein, hindari makanan karbohidrat dengan makanan bersifat asam, hindari menggabungkan berbagai macam protein, konsumsi produk susu dan turunannya hanya pada saat perut kosong. 

Tubuh manusia dipercaya memiliki ritme metabolisme. Tubuh memiliki waktu atau fase dalam merawat dan memperbaiki sistem jaringan. Hal ini menjadi salah satu acuan dalam food combining. Berikut pembagian waktu tubuh dalam metabolisme.

Pukul 04.00 - 12.00, waktu dimana didalam tubuh dipercaya sedang dalam fase pembersihan alami, dimana seluruh kerja tubuh sedang melakukan pembuangan sisa sisa kotoran. Sebaiknya tubuh tidak diberikan asupan makanan berat, dan hanya disarankan minum air putih dan buah buahan. 

Artinya, tidak ada sarapan pagi kecuali minum air dan makan buah saja. Ini tentu berbeda dengan pola kebiasaan masyarakat indonesia yang terbiasa makan nasi uduk,  bubur ayam, nasi goreng, lontong sayur atau kudapan seperti kue, pisang goreng dan bermacam macam makanan khas sarapan pagi.

Sarapan pagi menjadi materi  kampanye kesehatan  pemerintah untuk anak sekolah.. Bahkan beberapa sekolah dan lembaga sosial  membuatkan  program khusus untuk anak anak sekolah sarapan pagi yang bergizi.

Beberapa ahli gizi berbeda pendapat tentang pentingnya sarapan pagi. Mayoritas menyarankan untuk sarapan pagi .Karena sarapan pagi penting untuk membangkitkan energi saat memulai aktifitas karena hampir 6- 8 jam perut kosong.

Pukul 12.00-20.00, Inilah waktu yang disarankan untuk pencernaan menerima makanan berat, sistem pencernaan sedang dalam fase terbaik dalam mengolah makanan dengan bantuan semua enzim yang ada didalam tubuh.

Makan siang, makan sore atau makan malam boleh dilakukan pada rentang waktu ini hingga jam 20.00. Setelah waktu ini maka tubuh masuk dalam fase penyerapan, pergantian dan perbaikan jaringan sel tubuh.

Jangan makan malam setelah jam 20.00 dipercaya bisa membantu menurunkan berat badan. Atau paling tidak mengurangi kerja pencernaan saat sedang menyerap zat gizi makanan.

ilustrasi Food Combining (sumber TribunNews)
ilustrasi Food Combining (sumber TribunNews)

Food Combining di Mata Para Ahli

Para Ahli gizi dan nutrisi  dalam beberapa publikasi memberikan catatan penting untuk food combining, berdasarkan penelitian yang dilakukan dan melihat kerja sistem tubuh manusia terutama sistem pencernaan.

Aturan dalam pola food combining belum seluruhnya  teruji dalam penelitian. Seperti dilarang menggabungkan konsumsi protein dan karbohidrat dalam satu waktu. Karena ada perbedaan penangan dua jenis zat makanan ini. 

Ahli nutrisi dari Australia, Jemma O'Hanlon membeberkan bahwa tubuh manusia dibekali berbagai macam enzim yang mampu bekerja untuk  mengolah makanan dalam waktu bersamaan. Tidak ada bukti penelitian tubuh mengalami pembusukan di dalam perut karena ada dua zat makanan yang berbeda masuk dalam tubuh.

Begitu juga ahli gizi, Dr.dr. Tan Shot Yen memberikan catatan penting dalam penerapan pola food combining. " ini jelas blunder, belum pernah ada bukti bahwa makanan yang dicerna  beda membuat masalah jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan-makanan yang lebih  cepat dicerna" 

"Begitu juga enzim yang mencerna karbo dan protein, walaupun berbeda, faktanya bisa bekerja sesuai target masing masing tanpa merugikan manusia ."

Dua pandangan dr Tan ini dikutif dari artikel kompas.com yang dipublikasi 09/12/2019. Para ahli gizi sebagian tidak sejalan dengan pola food  combining. Ini bisa menjadi satu catatan tidak semua pola diet, pola hidup 'sehat' cocok untuk semua orang. 

 Bisa dibayangkan juga pola makan orang Indonesia juga akan kesulitan, bayangkan makan soto ayam, harus makan secara terpisah. makan sate kambing juga akan dipisahkan antara makan nasi atau lontong dengan daging satenya.

Tentu pola food combining merupakan pilihan bagi orang yang akan menerapkan diet . Karena untuk pola diet sendiri banyak sekali pilihan dengan berbagai makan aturan untuk melaksanakannya. 

Menguji Food Combining Mitos atau Fakta?

Perbedaan pendapat dan catatan para ahli   gizi tentang food combining memunculkan pertanyaan , apakah food combining hanya sekedar mitos yang membuat bingung bagi yang akan menerapkannya ?

Food Combining dalam literatur  telah tercatat pertama kali sebagai pengobatan di Ayurveda di India, pola ini lalu dikembangkan di pertengahan tahun 1800-an dengan sebutan "tropologi". 

Di tahun 1920 seorang dokter asal New York bernama William Howard Hay mengenalkan metode nutrisi yang memisahkan makanan menjadi tiga kelompok: basa, asam dan netral. Metode ini terkenal dengan nama Diet Hay.

Perkembangan Food Combining terus mendapatkan catatan dari berbagai ahli terutama ahli di bidang nutrisi dan gizi.  Penelitian dan fakta yang didapat tidak menunjukan tubuh manusia bermasalah, mengalami kesulitan bahkan klaim terjadi pembusukan di dalam pencernaan tidak pernah terbukti.

Dalam kenyataan, hampir seluruh makanan memiliki kombinasi gabungan dari berbagai nutrisi, Sehingga akan timbul kerumitan bila harus memisahkan makro nutrisi, Daging tanpa lemak pun ternyata tetap saja memiliki kandungan lemak walau jumlahnya sangat kecil.

Mengenai pH dalam pencernaan , asam dan basa. Tubuh secara khusus mampu melakukan proses makanan yang berbeda dalam waktu bersamaan , di usus kecil ada bikarbonat yang mampu menyesuaikan makanan bersifat asam atau basa.

Tubuh manusia memiliki kemampuan kompleks yang diciptakan Tuhan melakukan tugas secara luar biasa sehingga kekhawatiran timbulnya masalah saat makanan berbeda kandungan masuk di dalam sistem pencernaan tidak terbukti.

Food combining bukanlah mitos, sebagai sebuah upaya untuk hidup sehat. Beberapa hal tentang food combining memang terbukti baik, namun dalam fakta yang terjadi tubuh manusia mampu melakukan tugas mencerna makanan gabungan dengan baik. Hanya saja tetap memperhatikan kandungan gizi dan tidak berlebihan.

Jadi pilih mana, food combining atau makan seperti biasa saja dengan memperhatikan zat nutrisi yang sehat? 

Salam Bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun