persahabatan seperti koleksi berharga.Sejak kecil saya diajarkan orang tua untuk mencari sahabat sebanyak banyaknya bila perlu tak punya musuh walau satu orangpun. Nasihat ini selalu saya pegang saat ini.
Bagi sayaSaya berusaha sebisa mungkin bersahabat dengan semua orang, tanpa kecuali. Hanya saja saya menerapkan  ‘klasifikasi’ persahabatan, bukan untuk gaya gayaan .  Hal ini saya terapkan berdasarkan parameter subyektif yang saya buat sendiri.
Jadi ada sahabat yang hanya sekedar ‘say hello’ saja, kenal secara formal. Tidak banyak informasi yang saya ketahui tentang sahabat ini. Saya bisa saja ngobrol banyak atau bercerita hal umum tapi tidak ngobrol hal yang lebih privat. Sahabat versi ini cukup banyak jumlahnya.
Dulu ketika saya SMA ada anak anak yang suka bikin masalah dan anak anak seperti ini biasanya akan dikucilkan atau tak banyak orang yang mau bergaul. Kebalikannya saya biasanya akan membuka hubungan persahabatan karena saya yakin anak anak seperti ini akan punya manfaat pada saat tertentu.
Dan benar saja saat saya harus berselisih dengan kelompok anak lainnya, anak anak yang dicap bermasalah ini menjadi orang yang membantu saya. Hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, dengan bantuan sahabat ‘bermasalah’ ini saya malah bisa mengatasi masalah.
Persahabatan harus luas lintas batas, jangan ada sekat pemisah. Apapun latar belakang mereka  persahabatan tetap bisa dibangun. Karena setiap orang aslinya punya fitrah yang baik. Hanya latar belakang kehidupan atau pola asuh yang membuat orang kadang jadi salah Langkah.
Kembali ke istilah klasifikasi persahabatan, saya membaginya menjadi tiga klasifikasi. Pertama, persahabatan ‘say hello’, persahabatan ‘saling percaya’ dan persahabatan ‘saling berbagi’. Ketiga klasifikasi ini untuk memudahkan saya menerapkan sejauh mana persahabatan akan dibangun.
Ada persahabatan yang bila diseriusi malah bisa menjadi toxic. Karena sahabat ini punya attitude yang kurang baik yang parahnya  malah bisa menjerumuskan. Maka sahabat jenis ini akan saya masukkan ke persahabatan say hello saja. Sekedar kenal saja. Saya membatasi diri untuk tidak terlibat lebih intens dengan jenis sahabat seperti ini.
Karena bisa memberikan pengaruh yang kurang baik, kalau masih memungkinkan  bisa diberi masukan positif, saya lakukan dengan cara yang paling halus agar tidak menggurui. Biasanya ada yang berhasil walau persentasenya kecil.
Untuk sahabat ‘saling percaya’ saya akan membuka diri  dan lebih banyak berinteraksi. Persahabatan tingkat ini hal yang  bersifat privat memang belum  sepenuhnya di-sharing. Namun tingkat kepercayaan sudah jauh lebih tinggi . Persahabatan jenis ini sudah  bisa untuk kerjasama organisasi, atau kerjasama komunitas yang sifatnya membutuhkan trust .
Saya biasanya sudah memprofiling, mencari informasi. Menggali track recort sebelumnya. Hal ini menurut saya wajar dilakukan untuk menjalin persahatan ‘saling berbagi’ diperlukan juga tingkat kepercayaan yang lebih karena persahabatn jenis ini akan sampai ke Kerjasama bisnis yang sifatnya harus penuh kepercayaan dan tahu karakter asli.
Nah, untuk persahabatan ‘saling berbagi’, saya tentu sudah mengetahui latar belakang, jejak hingga attitude, namun perlu porto folio atau minimal pernah melakukan perjalanan bareng yang cukup panjang. Karakter sahabat bisa tercermin dalam dua hal , pertama saat perjalanan jauh dan kedua saat berurusan dengan keuangan. Bila dua hal ini bisa didapatkan informasi maka pantas bila persahabatan ini masuk dalam klasifikasi persahabatan ‘saling berbagi’
Tentu peng klasifikasian ini tidak dibuat untuk membeda bedakan perlakuan, misal untuk berbagi bantuan bersifat materi atau non materi selama sahabat membutuhkan sebaiknya cepat direspon untuk segera dibantu.
Sahabat bisa easy go  easy come, datang silih berganti. Bahkan ada yang kemarin bersahabat sekarang bisa menjadi musuh atau sebaliknya dulu bermusuhan saat ini malah bersahabat baik.
Persahabatan juga harus dibatasi untuk hal hal tertentu.
Persahabatan juga memiliki aturan dan pembatasan, karena persahabatan tidak boleh merusak ranah pribadi yang bersiafat privat
Pertama, Hal hal yang bersifat rahasia pribadi selayaknya tidak diumbar mengingat bisa ada perubahan sifat dan pola pikir.
Kedua Batasi hal yang bersifat sensitif seperti perasaan. Ini biasanya berlaku untuk persahabatan lawan jenis. (Yang sejenis mungkin juga terjadi ? ). Termasuk perasaan posesif yang berlebihan bisa merusak persahabatan itu sendiri.
Ketiga, Batasi waktu karena setiap orang mempunyai waktu untuk sendiri , waktu untuk keluarga, pasangan, komunitas atau kelompoknya. Jangan sampai hubungan persahabatan  menjadi sebab masalah atau keretakan hubungan hanya karena waktu yang habis tersita.
Sebenarnya hal ini bisa diatasi dengan saling pengertian dan saling paham atas persahabatan yang dibangun.
Belajar Dari Kisah Bung Karno dan Bung Hatta
Persahabatan bisa menjadi persaudaraan karena kesamaan nasib, kesamaan visi misi, kesamaan karakter dan lain lain. Persaudaraan lahir dari hal yang lebih serius. Â Tingkat saling percaya yang tidak diragukan lagi. Sifat saling menolong yang kuat.
Ikatannya jauh lebih kuat. Hal ini bisa tercermin dari hal  ‘ajaib ‘ yang dilakukan. Seorang yang memiliki rasa persaudaraan akan rela bersusah payah untuk membela sahabatnya yang tidak beruntung atau sedang dalam keadaan kesulitan.
Tingkat pembelaannya jauh lebih hebat . Persaudaraan yang tunjukkan Bang Karno yang sampai peduli agar Bung Hatta mendapatkan calon istri. Bung Karno tak rela bila sampai Indonesia telah merdeka sang sahabatnya masih menjomblo pada usia yang telah lewat 40 tahun.
Dan Bung Hatta percaya kepada pilihan sahabatnya Bung Karno. Maka 18 November 1945 Bung Hatta resmi menilahi seorang gadis bernama Rachmi Rahim di sebuah vila di Megendung Bogor. Begitupun Bung Hatta bersedia menggantikan Bung Karno yang sedang dalam keadaan sakit dan dalam tahanan rumah pada tahun 1970 saat sang putra pertamanya akan menikah. Bung Hatta menjadi wakil Bung Karno.
Bahkan diakhir hidup Bung Karno, Bung Hatta datang menjenguk untuk terakhir kali dan memberikan doa untuk kesembuhan sahabat terbaiknya. Padahal keduanya mengalami perbedaan yang cukup tajam dalam masalah  politik negara sehingga Bung Hatta mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956.
Persahabatan Bung Karno dan Bung Hatta lebih dari persahabatan, tapi sudah ke taraf persaudaraan yang tak terpisahkan oleh masalah politik, atau masalah besar lainnya.Keduanya Dwi Tunggal yang tak terpisahkan.
Kesimpulan
Bersahabatlah dengan banyak orang dari berbagai suku, agama , ras dan kolompok. Dengan persahabatan banyak hal positif yang bisa didapat termasuk kesempatan yang terbuka.
Perluas jaringan persahabatan, perbaiki hubungan segera bila ada hal yang kurang berkenan. Jangan biarkan perselisihan membuat persahabatan menjadi lepas. Berbesar hati, saling memaafkan dan saling memberikan hadiah.
Saya adalah orang yang mendapatkan banyak keuntungan dari luasnya persahabatan. Kebaikan dan ketulusan persahabatan menjadi  ruh yang harus ada disetiap simpul persahabatan.
Â
Seribu sahabat rasanya terlalu sedikit, satu musuh rasanya sudah terlalu banyak.
Selamat Hari Persahabatan Internasional
Salam Bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H