Ikatannya jauh lebih kuat. Hal ini bisa tercermin dari hal  ‘ajaib ‘ yang dilakukan. Seorang yang memiliki rasa persaudaraan akan rela bersusah payah untuk membela sahabatnya yang tidak beruntung atau sedang dalam keadaan kesulitan.
Tingkat pembelaannya jauh lebih hebat . Persaudaraan yang tunjukkan Bang Karno yang sampai peduli agar Bung Hatta mendapatkan calon istri. Bung Karno tak rela bila sampai Indonesia telah merdeka sang sahabatnya masih menjomblo pada usia yang telah lewat 40 tahun.
Dan Bung Hatta percaya kepada pilihan sahabatnya Bung Karno. Maka 18 November 1945 Bung Hatta resmi menilahi seorang gadis bernama Rachmi Rahim di sebuah vila di Megendung Bogor. Begitupun Bung Hatta bersedia menggantikan Bung Karno yang sedang dalam keadaan sakit dan dalam tahanan rumah pada tahun 1970 saat sang putra pertamanya akan menikah. Bung Hatta menjadi wakil Bung Karno.
Bahkan diakhir hidup Bung Karno, Bung Hatta datang menjenguk untuk terakhir kali dan memberikan doa untuk kesembuhan sahabat terbaiknya. Padahal keduanya mengalami perbedaan yang cukup tajam dalam masalah  politik negara sehingga Bung Hatta mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956.
Persahabatan Bung Karno dan Bung Hatta lebih dari persahabatan, tapi sudah ke taraf persaudaraan yang tak terpisahkan oleh masalah politik, atau masalah besar lainnya.Keduanya Dwi Tunggal yang tak terpisahkan.
Kesimpulan
Bersahabatlah dengan banyak orang dari berbagai suku, agama , ras dan kolompok. Dengan persahabatan banyak hal positif yang bisa didapat termasuk kesempatan yang terbuka.
Perluas jaringan persahabatan, perbaiki hubungan segera bila ada hal yang kurang berkenan. Jangan biarkan perselisihan membuat persahabatan menjadi lepas. Berbesar hati, saling memaafkan dan saling memberikan hadiah.
Saya adalah orang yang mendapatkan banyak keuntungan dari luasnya persahabatan. Kebaikan dan ketulusan persahabatan menjadi  ruh yang harus ada disetiap simpul persahabatan.
Â
Seribu sahabat rasanya terlalu sedikit, satu musuh rasanya sudah terlalu banyak.