Angka Makan Daging Orang Indonesia
Daging merah atau daging ruminansia yang berasal dari sapi, domba atau kambing merupakan sumber proteni hewani yang baik. Salah satu keunggulan protein hewani yang sangat penting adalah memiliki komposisi asam amino esensial yang paling lengkap dibandingkan protein nabati. Variasi kandungan nutrisi juga lebih beragam seperti vitamin D, vitamain B12, zat besi dan asam lemak omega-3.
Mengonsumsi daging ruminansia memilki manfaat meningkatkan massa otot, meningkatkan metabolisme, dan punya pengaruh penting dalam kekuatan dan kepadatan tulang.
Indonesia sebagai negara besar, subur dan kaya ternyata memiliki asupan makan daging yang rendah. Mengutip data Organization of Economic Cooperation and Development (OECD) konsumsi daging sapi di Indonesia hanya menyentuh angka 2,2 Kg/perkapita jauh dibawah rata rata konsunsi dunia yang mencapai angka 6,4 Kg/perkapita. Setali tiga uang dengan tren konsumsi daging domba yang hanya 0,4 Kg/perkapita dibawah angka rata rata dunia yang tercatat 1,3 Kg per kapita.
Angka konsumsi daging ayam juga masih dibawah konsumsi daging dunia. Angka yang tercatat sebesar 8,1 kilogram per kapita masih dibawah rata rata konsumsi dunia yang mencapai 14,9 kilogram per kapita.
Angka rendahnya konsumsi daging Indonesia tidak bisa dilepaskan dari harga daging merah yang memang mahal. Tingginya harga daging merah berkaitan juga dengan belum mampunya Indonesia memenuhi kebutuhan daging nasional dan msih tergantung dengan daging impor.
Terlepas dari masalah harga mahal, ketersedian daging merah di pasaran, harga daging impor dan penyakit hewan yang memiliki pengaruh terhadap pola konsumsi, angka makan daging di Indonesia masih rendah. Hal ini juga terkait budaya orang Indonesia untuk makan daging merah.
Di beberapa daerah di Indonesia budaya makan daging tidaklah sama, seperti budaya Minang yang memiliki konsumsi daging cukup  tinggi. Dalam budaya orang minang , daging merah akan menunjukkan status orang. Dalam ritual ritual tertentu semisal adat melamar, keberadaan makanan berbasis daging biasanya dibuat rendang akan disajikan dari pihak laki laki ke pihak keluarga perempuan.
Dulu makan daging rendang hanya dilakukan para bangsawan, petinggi , pemangku adat. Biasanya terkait upacara adat. Namun saat ini makan daging rendang sudah tidak lagi terkait upacara, orang bisa makan rendang kapan saja.