Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita tentang Gang Senggol (Autobiografi #8)

12 Juni 2023   22:46 Diperbarui: 12 Juni 2023   23:35 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku suka sekali duduk bersama teman teman lainnya mendengarkan Mang Yamin bercerita, bercanda dan bermain gitar. Mang Yamin memiliki seorang istri dan dua orang anak laki laki. Seorang anaknya seusia denganku bernama pungut dan sang kakak Bernama Wawang . Pungut meninggal saat masih kecil. Siingatku hari itu aku masih bermain main dengannya dan keesokan harinya Pungut meninggal karena sakit.

Walau masih kanak kanak aku mengalami kesedihan yang cukup dalam. Kehilangan seorang teman bermain. Teman berlari lari karena aku dan pungut senang sekali berlari di gang gang sempit.

Di Gang Senggol juga ada seorang anak muda nyentrik, seorang jagoan berkelahi, Namanya Bang Madi. Ia memilki nama beken Bang Belly. Tubuhnya yang tinggi , kekar  dengan tato di lengannya. Kata orang orang Bang Madi adalah Jagoan. Dirumahnya ada sebilah clurit dengan ukuran cukup besar.

Clurit ini sering dibawa bawa bila Bang Madi keluar rumah, entah untuk apa keperluannya. Sebenarnya Bang Madi orang yang produktif , suka mereparasi alat alat eketronik . Radio, Tape, Televisi , kipas angin dan bermacam macam barang elektronik lainnya.

 Ayahku tak pernah mau mereparasi ke tempat Bang Madi karena pernah mengalami hal yang tidak memuaskan. Tapi Bang Madi pernah membantu ayahku untuk menebang pohon beringin besar yang ditakuti karena angker. Pohon beringin besar ini ditebang karena tanahnya dibeli ayahku untuk membangun rumahku saat ini di Kemayoran.

Gang Senggol merupakan tempatku tumbuh, banyak cerita dan kenang kenangan ditempat ini. Termasuk di gang inilah ayahku membeli sebidang tanah dan membangun sebuah rumah. (Bersambung....)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun