Aku suka sekali duduk bersama teman teman lainnya mendengarkan Mang Yamin bercerita, bercanda dan bermain gitar. Mang Yamin memiliki seorang istri dan dua orang anak laki laki. Seorang anaknya seusia denganku bernama pungut dan sang kakak Bernama Wawang . Pungut meninggal saat masih kecil. Siingatku hari itu aku masih bermain main dengannya dan keesokan harinya Pungut meninggal karena sakit.
Walau masih kanak kanak aku mengalami kesedihan yang cukup dalam. Kehilangan seorang teman bermain. Teman berlari lari karena aku dan pungut senang sekali berlari di gang gang sempit.
Di Gang Senggol juga ada seorang anak muda nyentrik, seorang jagoan berkelahi, Namanya Bang Madi. Ia memilki nama beken Bang Belly. Tubuhnya yang tinggi , kekar  dengan tato di lengannya. Kata orang orang Bang Madi adalah Jagoan. Dirumahnya ada sebilah clurit dengan ukuran cukup besar.
Clurit ini sering dibawa bawa bila Bang Madi keluar rumah, entah untuk apa keperluannya. Sebenarnya Bang Madi orang yang produktif , suka mereparasi alat alat eketronik . Radio, Tape, Televisi , kipas angin dan bermacam macam barang elektronik lainnya.
 Ayahku tak pernah mau mereparasi ke tempat Bang Madi karena pernah mengalami hal yang tidak memuaskan. Tapi Bang Madi pernah membantu ayahku untuk menebang pohon beringin besar yang ditakuti karena angker. Pohon beringin besar ini ditebang karena tanahnya dibeli ayahku untuk membangun rumahku saat ini di Kemayoran.
Gang Senggol merupakan tempatku tumbuh, banyak cerita dan kenang kenangan ditempat ini. Termasuk di gang inilah ayahku membeli sebidang tanah dan membangun sebuah rumah. (Bersambung....)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H