Ayahku meminta tolong kepada salah satu pamannya yang berprofesi sebagai guru untuk bisa membantunya. Dengan lobi lobi  khusus, menggunakan jalur kekeluargaan, akhirnya didapatkan kesempatan itu.
Ayahku  diminta sebuah surat yang menyatakan ia pernah bersekolah hingga kelas tiga di jenjang SMP di Jakarta . Dan suratnya harus dari sekolah di SMP Taman Siswa Kemayoran. Sebuah tantangan , jarak Krui ke Jakarta harus dilalui berhari hari dan berbiaya tidak sedikit.Dan belum tentu pihak sekolah  mau membuatkan surat tersebut.
Apapun dilakukan ayahku untuk memenuhi itu. Setelah melaporkan kepada sang kakak di Jakarta dan meminta bantuannya. Aku bisa membayangkan perjuangannya saat itu. Sang kakak dengan berbagai cara akhirnya bisa mendapatkan surat yang diminta dan  ayahku segera ke Jakarta untuk mengambilnya .
Perjalanan Krui -- Jakarta -- Krui dilalui dengan tabah oleh ayahku demi ia bisa kembali bersekolah. Keinginan untuk merubah nasib , keinginan ingin mendapatkan eksistensi . Impiannya masuk sekolah keguruan  akhirnya terkabul , surat yang menyatakan Ayahku pernah bersekolah di jenjang SMP hingga kelas tiga bisa diterima.
Dimulailah fase baru kehidupan seorang lelaki bernama lengkap Ahmad Thabrani Yunus. Kehidupan yatim yang ia jalani telah menempanya menjadi manusia yang tak mudah menyerah.
Selama tiga tahun Pendidikan PGA dilaluinya sebagai angkatan pertama. Setelah lulus PGA ayahku menjadi guru disebuah sekolah dasar di Pesisir barat hanya berbeda kecamatan. Dengan mengendarai sepeda ontelnya Ayahku memberikan ilmunya.
Sebagai guru baru dengan status honorer tentu tak banyak uang yang ayahku dapatkan. Tapi semua dijalaninya dengan yakin.Kelak akan ada masanya seorang guru akan hidup sejahtera. Saat itu gelombang perubahan politik dari masa orde lama ke orde baru sedang dimulai.
Ayahku yang berada jauh dari pusat ibukota tentu tak banyak merasakan. Kesulitan ekonomi, hiper inflasi, pengkhianatan politik, hingga huru hara pasca tragedi.
Laut yang luas , tanah yang subur cukup menjadi benteng pertahanan orang orang pesisir dari pengaruh buruk resesi ekonomi. Anak anak tetap tertawa  bermain di pinggir pantai. Ibu ibu masih membuat kue kering untuk teman mengopi para suami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H