Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Ayahku (Autobiografi #3)

6 Juni 2023   22:00 Diperbarui: 6 Juni 2023   22:05 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau bioskop di Jakarta sudah ada, menonton film di bioskop merupakan hal  mewah saat itu. Salah satu bioskop yang pernah diceritakan adalah bioskop Rivoli di jalan Kramat Raya dan Bioskop Grand di Kawasan Senen.

Sebagai anak yang memasuki masa remaja, ayahku harus berjuang di Jakarta. Sering tak memiliki uang . Berjalan kaki adalah alat transportasi yang Ayahku miliki. Sepasang sendal yang ia bawa dari Lampung menjadi saksi. Keinginan besarnya melihat keramaian Jakarta ia dapatkan dengan mencuri waktu selepas pulang sekolah. 

Becak becak berseliweran di jalan jalan Jakarta. Menjadi tukang becak adalah profesi yang banyak dipilih para pendatang di Jakarta. Selain mudah mencari uang, tukang becak cukup punya pamor Ketika itu. Jarak yang ditempuh becak juga cukup jauh karena saat itu  jalanan belum sepadat sekarang.Kata Ayahku bisa dihitung jari ia bisa naik becak . Padahal salah satu kenikmatan di Jakarta ketika itu  naik becak .

Setelah datang kabar duka , kematian kakekku . Ayah meminta pulang ke kampung halaman untuk melihat pusara Kakekku dan setelah itu memutuskan tak kembali lagi ke Jakarta.

Ayahku Kembali ke Jakarta setelah lulus dari Pendidikan Guru Atas (PGA). Kurang lebih enam tahun kemudian. Itupun ada kisah dibalik kenapa ayahku bersedia Kembali ke Jakarta. (Bersambung...)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun