Mohon tunggu...
NOVA EVENTINA PURBA
NOVA EVENTINA PURBA Mohon Tunggu... Akuntan - Universitas Mercubuana

Jurusan : Magister Akuntansi NIM : 55522120017 Nama Dosen : APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Metode AWD dan AWK pada Treaty Shopping dan Penghindaran Pajak Berganda

22 Juni 2024   22:57 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:21 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis wacana deskursif merupakan pendekatan analisis teks yang mendalam untuk memahami konstruksi makna dan kekuasaan dalam wacana sosial. Berikut adalah beberapa poin penting dalam menjelaskan analisis wacana deskursif:

Fokus pada Wacana Sosial: Analisis wacana deskursif menyoroti bagaimana teks-teks (baik lisan maupun tulisan) digunakan untuk membangun dan mempertahankan makna dalam konteks sosial tertentu. Ini mengacu pada cara di mana bahasa digunakan untuk membentuk dan mereproduksi struktur kekuasaan, identitas, nilai-nilai, dan norma-norma dalam masyarakat.

Konstruksi Makna: Analisis ini meneliti bagaimana makna dibangun dan direpresentasikan dalam teks-teks wacana. Ini melibatkan pengidentifikasian kata-kata, frasa, dan konstruksi kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu, serta bagaimana makna ini terhubung dengan konteks sosial yang lebih luas.

Kritik terhadap Kekuasaan: Salah satu aspek kunci dari analisis wacana deskursif adalah kritik terhadap penggunaan bahasa untuk mempertahankan kekuasaan dan dominasi dalam masyarakat. Ini melibatkan pengungkapan bagaimana bahasa dapat digunakan untuk menekan atau memperkuat posisi kekuatan tertentu, termasuk hierarki sosial, ketimpangan gender, atau ketidaksetaraan ekonomi.

Konteks Sosial dan Sejarah: Analisis wacana deskursif selalu mempertimbangkan konteks sosial dan sejarah di mana teks-teks tersebut diproduksi dan diterima. Ini mencakup memahami norma-norma budaya, nilai-nilai yang dominan, perubahan sosial, dan bagaimana hal-hal ini mempengaruhi produksi dan interpretasi wacana.

Metode dan Pendekatan Analisis: Pendekatan ini menggunakan berbagai teknik analisis seperti analisis teks, analisis framing, analisis diskursus kritis, serta pendekatan linguistik dan sosial untuk mengungkap struktur dan fungsi teks dalam konteks sosial.

Tujuan Kritis dan Transformasional: Analisis wacana deskursif sering kali memiliki tujuan untuk mengidentifikasi dan mengkritisi ketidakadilan atau ketimpangan sosial yang direproduksi melalui bahasa, serta untuk mendukung perubahan sosial dan transformasi menuju kesetaraan dan keadilan.

Secara keseluruhan, analisis wacana deskursif memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami kompleksitas bahasa dalam membangun makna dan mempengaruhi realitas sosial, serta untuk mengungkap hubungan antara bahasa, kekuasaan, dan identitas dalam masyarakat.

Analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis / CDA) adalah pendekatan analisis teks yang mengkaji hubungan antara bahasa, kekuasaan, dan ideologi dalam wacana sosial. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai analisis wacana kritis:

Fokus pada Kekuasaan dan Ideologi: Analisis wacana kritis menyoroti bagaimana bahasa digunakan untuk mempertahankan, mereproduksi, atau menantang struktur kekuasaan dalam masyarakat. Ini mencakup pemeriksaan cara di mana teks-teks wacana (baik lisan maupun tulisan) mencerminkan dan memperkuat ketidaksetaraan sosial, dominasi politik, atau hegemoni ideologis tertentu.

Konstruksi Sosial dan Identitas: CDA meneliti bagaimana teks-teks wacana membentuk identitas sosial, baik individu maupun kelompok. Ini melibatkan analisis terhadap bagaimana stereotip, prasangka, atau representasi sosial tertentu direproduksi melalui bahasa, serta dampaknya terhadap pembentukan opini dan sikap masyarakat.

Kritik terhadap Dominasi Bahasa: Salah satu aspek penting dari CDA adalah kritik terhadap penggunaan bahasa untuk menekan atau membatasi kelompok tertentu. Hal ini bisa mencakup penggunaan bahasa untuk meneguhkan hegemoni kelompok tertentu atau untuk meredam suara-suara alternatif yang mungkin menantang status quo.

Konteks Sosial dan Historis: CDA selalu mempertimbangkan konteks sosial dan sejarah di mana teks-teks tersebut dihasilkan. Ini melibatkan pemahaman terhadap norma-norma budaya, nilai-nilai yang dominan, perubahan sosial, dan bagaimana hal-hal ini memengaruhi produksi serta interpretasi wacana.

Metode Analisis yang Komprehensif: Pendekatan ini menggunakan berbagai teknik analisis seperti analisis teks, analisis framing, analisis sintaksis, serta pendekatan linguistik dan sosial lainnya. Tujuannya adalah untuk mengungkap struktur dan fungsi teks dalam konteks sosial yang lebih luas.

Tujuan Transformasional: Analisis wacana kritis sering kali memiliki tujuan untuk mendukung perubahan sosial dan politik. Dengan mengungkapkan cara di mana bahasa digunakan untuk mempertahankan ketidakadilan atau ketimpangan sosial, analisis ini berupaya untuk memicu kesadaran kritis dan mendorong tindakan kolektif untuk mencapai perubahan yang lebih adil dan inklusif.

Secara keseluruhan, analisis wacana kritis memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami peran bahasa dalam pembentukan realitas sosial dan politik. Ini membantu dalam mengungkap dominasi dan kekuasaan yang tertanam dalam bahasa serta untuk mendukung upaya untuk mencapai perubahan sosial yang lebih baik.

Diskursus mengenai metode analisis wacana deskursif dan analisis wacana kritis dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda akan menyoroti pendekatan yang berbeda dalam memahami dan mengkritisi praktik-praktik ini dari sudut pandang bahasa dan kekuasaan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing metode:

Analisis Wacana Deskursif:

Fokus Utama: Memeriksa bagaimana teks-teks yang terkait dengan treaty shopping dan penghindaran pajak berganda dibangun untuk mempengaruhi pemahaman dan persepsi publik serta regulator terhadap praktik-praktik ini.

Pendekatan: Mengidentifikasi konstruksi makna di balik teks-teks hukum, dokumen perpajakan, laporan perusahaan, atau narasi publik yang terkait dengan praktik-praktik ini.

Tujuan: Memahami bagaimana bahasa digunakan untuk mempertahankan atau mengkritik praktik-praktik perpajakan yang dapat dimanipulasi untuk mengurangi kewajiban pajak dengan cara yang legal tetapi mungkin tidak etis.

Analisis Wacana Kritis:

Fokus Utama: Mengidentifikasi dan mengekspos bagaimana bahasa digunakan untuk mempertahankan ketidakadilan atau ketimpangan dalam sistem perpajakan, terutama dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda.

Pendekatan: Mengkritisi cara di mana teks-teks tertentu (seperti perjanjian perpajakan, interpretasi hukum, atau laporan keuangan) mungkin memanfaatkan atau menyembunyikan ketimpangan kekuasaan yang mungkin menguntungkan pihak-pihak tertentu.

Tujuan: Mendorong kesadaran kritis terhadap cara di mana bahasa dan kekuasaan saling terkait dalam membentuk praktik perpajakan global yang sering kali kompleks dan kontroversial.

Integrasi Kedua Metode:

Keuntungan: Menggabungkan analisis wacana deskursif dan kritis memungkinkan untuk pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana teks-teks hukum dan keuangan dapat mencerminkan atau menentang struktur kekuasaan yang ada dalam konteks perpajakan global.

Komprehensif: Saling melengkapi untuk mengungkap bagaimana praktik-praktik seperti treaty shopping dan penghindaran pajak berganda tidak hanya teknis dan hukum, tetapi juga ideologis dan sosial.

Dengan menggunakan kedua metode ini secara bersama-sama, analis dapat membantu mengurai kompleksitas dan dampak praktik-praktik perpajakan yang kontroversial ini, serta mendorong dialog yang lebih mendalam mengenai perubahan yang dibutuhkan dalam sistem perpajakan global untuk mencapai keadilan dan transparansi yang lebih besar.

Analisis wacana deskursif dapat memberikan wawasan yang mendalam dalam konteks menghindari treaty shopping dan penghindaran pajak berganda dengan mengungkap bagaimana bahasa digunakan untuk membangun, mempertahankan, atau mengkritisi praktik-praktik ini. Berikut adalah beberapa aspek analisis wacana deskursif yang relevan dalam konteks ini:

Konstruksi Makna dan Narasi: Analisis wacana deskursif akan memeriksa bagaimana teks-teks seperti perjanjian perpajakan, laporan keuangan perusahaan, atau argumen hukum membangun narasi atau konstruksi makna tentang treaty shopping dan penghindaran pajak berganda. Ini mencakup pemetaan bagaimana aktor dan situasi dijelaskan dalam teks-teks ini, serta bagaimana hal tersebut mempengaruhi persepsi publik dan regulator terhadap praktik-praktik ini.

Pemetaan Kekuasaan dan Ideologi: Analisis wacana deskursif akan mengidentifikasi cara di mana teks-teks hukum atau keuangan mencerminkan dan mempertahankan struktur kekuasaan yang mendukung treaty shopping dan penghindaran pajak berganda. Ini melibatkan pengungkapan bagaimana bahasa digunakan untuk mempertahankan ketidakadilan atau ketimpangan dalam sistem perpajakan global, serta bagaimana ideologi tertentu mendasari praktik-praktik ini.

Kritik terhadap Dominasi Bahasa: Salah satu fokus utama analisis wacana deskursif adalah kritik terhadap penggunaan bahasa untuk memanipulasi atau menyembunyikan informasi yang relevan dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda. Ini melibatkan penelusuran bagaimana bahasa digunakan untuk menegaskan legitimasi praktik-praktik ini atau meredam potensi kritik terhadapnya.

Konteks Sosial dan Politik: Analisis wacana deskursif selalu mempertimbangkan konteks sosial, politik, dan historis di mana teks-teks tersebut diproduksi. Hal ini penting untuk memahami bagaimana norma-norma budaya, nilai-nilai dominan, atau perubahan sosial mempengaruhi produksi dan interpretasi wacana tentang treaty shopping dan penghindaran pajak berganda.

Dengan menggunakan pendekatan ini, analisis wacana deskursif dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana bahasa digunakan untuk membentuk realitas sosial dan politik dalam konteks praktik perpajakan yang kompleks dan sering kali kontroversial ini. Ini dapat membantu dalam mengungkapkan cara di mana narasi-narasi tertentu dibangun untuk mempengaruhi opini publik atau untuk mempertahankan status quo yang mungkin merugikan secara pajak namun legal secara teknis.

Analisis wacana kritis pada treaty shopping dan penghindaran pajak berganda menyoroti kritis terhadap hubungan antara bahasa, kekuasaan, dan ideologi dalam konteks praktik-praktik ini. Berikut adalah beberapa aspek penting dari analisis wacana kritis dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda:

Pemetaan Kekuasaan: Analisis wacana kritis akan mengidentifikasi bagaimana teks-teks hukum, laporan keuangan, atau dokumen perpajakan membangun dan mempertahankan struktur kekuasaan yang mendukung praktik treaty shopping dan penghindaran pajak berganda. Ini mencakup penelusuran bagaimana bahasa digunakan untuk menetapkan hierarki kekuasaan yang memungkinkan beberapa pihak untuk memanfaatkan celah dalam peraturan perpajakan.

Kritik terhadap Ideologi: Analisis ini mengungkap ideologi atau nilai-nilai yang mendasari praktik-praktik tersebut. Misalnya, penggunaan bahasa untuk membenarkan strategi perpajakan yang merugikan secara global atau untuk mempromosikan kepentingan ekonomi tertentu tanpa mempertimbangkan dampaknya secara adil bagi semua pihak.

Pengungkapan Ketidakadilan: Fokus analisis wacana kritis adalah mengungkap ketidakadilan atau ketimpangan yang mungkin disamarkan atau diperkuat oleh bahasa dalam praktik treaty shopping dan penghindaran pajak berganda. Hal ini termasuk memeriksa bagaimana bahasa digunakan untuk menutupi atau mengalihkan perhatian dari konsekuensi sosial dan ekonomi yang mungkin timbul dari praktik-praktik tersebut.

Kritik terhadap Hegemoni Bahasa: Analisis ini menyoroti cara di mana bahasa dapat digunakan untuk mempertahankan hegemoni tertentu dalam konteks perpajakan global. Ini mencakup bagaimana terminologi atau konsep-konsep tertentu digunakan untuk membatasi pilihan kebijakan atau untuk membenarkan ketidaksetaraan dalam sistem perpajakan.

Tujuan Transformasional: Tujuan utama dari analisis wacana kritis adalah untuk mendorong kesadaran kritis dan perubahan sosial. Dengan mengidentifikasi dan mengkritisi penggunaan bahasa dalam mendukung treaty shopping dan penghindaran pajak berganda, analisis ini berkontribusi pada upaya untuk merumuskan kebijakan yang lebih adil, transparan, dan inklusif dalam pengaturan perpajakan global.

Secara keseluruhan, analisis wacana kritis pada treaty shopping dan penghindaran pajak berganda memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana bahasa digunakan untuk mempengaruhi persepsi, kekuasaan, dan nilai-nilai dalam konteks perpajakan internasional. Ini membantu dalam mengungkapkan kompleksitas dan dampak dari praktik-praktik perpajakan yang sering kali kontroversial ini, serta mendorong tindakan menuju perubahan yang lebih adil dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun