Mohon tunggu...
NOVA EVENTINA PURBA
NOVA EVENTINA PURBA Mohon Tunggu... Akuntan - Universitas Mercubuana

Jurusan : Magister Akuntansi NIM : 55522120017 Nama Dosen : APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Metode AWD dan AWK pada Treaty Shopping dan Penghindaran Pajak Berganda

22 Juni 2024   22:57 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kritik terhadap Dominasi Bahasa: Salah satu fokus utama analisis wacana deskursif adalah kritik terhadap penggunaan bahasa untuk memanipulasi atau menyembunyikan informasi yang relevan dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda. Ini melibatkan penelusuran bagaimana bahasa digunakan untuk menegaskan legitimasi praktik-praktik ini atau meredam potensi kritik terhadapnya.

Konteks Sosial dan Politik: Analisis wacana deskursif selalu mempertimbangkan konteks sosial, politik, dan historis di mana teks-teks tersebut diproduksi. Hal ini penting untuk memahami bagaimana norma-norma budaya, nilai-nilai dominan, atau perubahan sosial mempengaruhi produksi dan interpretasi wacana tentang treaty shopping dan penghindaran pajak berganda.

Dengan menggunakan pendekatan ini, analisis wacana deskursif dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana bahasa digunakan untuk membentuk realitas sosial dan politik dalam konteks praktik perpajakan yang kompleks dan sering kali kontroversial ini. Ini dapat membantu dalam mengungkapkan cara di mana narasi-narasi tertentu dibangun untuk mempengaruhi opini publik atau untuk mempertahankan status quo yang mungkin merugikan secara pajak namun legal secara teknis.

Analisis wacana kritis pada treaty shopping dan penghindaran pajak berganda menyoroti kritis terhadap hubungan antara bahasa, kekuasaan, dan ideologi dalam konteks praktik-praktik ini. Berikut adalah beberapa aspek penting dari analisis wacana kritis dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda:

Pemetaan Kekuasaan: Analisis wacana kritis akan mengidentifikasi bagaimana teks-teks hukum, laporan keuangan, atau dokumen perpajakan membangun dan mempertahankan struktur kekuasaan yang mendukung praktik treaty shopping dan penghindaran pajak berganda. Ini mencakup penelusuran bagaimana bahasa digunakan untuk menetapkan hierarki kekuasaan yang memungkinkan beberapa pihak untuk memanfaatkan celah dalam peraturan perpajakan.

Kritik terhadap Ideologi: Analisis ini mengungkap ideologi atau nilai-nilai yang mendasari praktik-praktik tersebut. Misalnya, penggunaan bahasa untuk membenarkan strategi perpajakan yang merugikan secara global atau untuk mempromosikan kepentingan ekonomi tertentu tanpa mempertimbangkan dampaknya secara adil bagi semua pihak.

Pengungkapan Ketidakadilan: Fokus analisis wacana kritis adalah mengungkap ketidakadilan atau ketimpangan yang mungkin disamarkan atau diperkuat oleh bahasa dalam praktik treaty shopping dan penghindaran pajak berganda. Hal ini termasuk memeriksa bagaimana bahasa digunakan untuk menutupi atau mengalihkan perhatian dari konsekuensi sosial dan ekonomi yang mungkin timbul dari praktik-praktik tersebut.

Kritik terhadap Hegemoni Bahasa: Analisis ini menyoroti cara di mana bahasa dapat digunakan untuk mempertahankan hegemoni tertentu dalam konteks perpajakan global. Ini mencakup bagaimana terminologi atau konsep-konsep tertentu digunakan untuk membatasi pilihan kebijakan atau untuk membenarkan ketidaksetaraan dalam sistem perpajakan.

Tujuan Transformasional: Tujuan utama dari analisis wacana kritis adalah untuk mendorong kesadaran kritis dan perubahan sosial. Dengan mengidentifikasi dan mengkritisi penggunaan bahasa dalam mendukung treaty shopping dan penghindaran pajak berganda, analisis ini berkontribusi pada upaya untuk merumuskan kebijakan yang lebih adil, transparan, dan inklusif dalam pengaturan perpajakan global.

Secara keseluruhan, analisis wacana kritis pada treaty shopping dan penghindaran pajak berganda memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana bahasa digunakan untuk mempengaruhi persepsi, kekuasaan, dan nilai-nilai dalam konteks perpajakan internasional. Ini membantu dalam mengungkapkan kompleksitas dan dampak dari praktik-praktik perpajakan yang sering kali kontroversial ini, serta mendorong tindakan menuju perubahan yang lebih adil dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun