Mohon tunggu...
NOVA EVENTINA PURBA
NOVA EVENTINA PURBA Mohon Tunggu... Akuntan - Universitas Mercubuana

Jurusan : Magister Akuntansi NIM : 55522120017 Nama Dosen : APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Serat Tripama untuk Audit Kepatuhan Pajak Warga Negara

18 April 2024   17:40 Diperbarui: 18 April 2024   17:40 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://radarbojonegoro.jawapos.com/daerah/714042101/pasang-tapping-box-restoran-dan-rumah-makan-di-kabupaten-blora-optimalkan-pajak-restoran

 

Membayar pajak dapat diartikan sebagai tindakan sukarela seseorang untuk menyumbangkan sebagian keuangan mereka kepada negara sebagai fiskus sebagai imbalan atas penggunaan atau kepemilikan tertentu. Dalam konteks penggunaan pajak, fungsi pajak dapat berperan sebagai alat regulasi anggaran dan stabilitas. Dari segi fungsi anggaran, pajak berperan sebagai sarana untuk mengumpulkan dana yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin pemerintah, termasuk pengeluaran rutin dan pembangunan publik.

 

Dari pemahaman ini, tampaknya masalah utama dalam perpajakan adalah sejauh mana kesadaran masyarakat untuk mematuhi kewajiban pajak mereka sesuai dengan hukum yang berlaku. Meskipun ada banyak faktor yang memengaruhi penerimaan pajak, seperti faktor ekonomi makro, efektivitas sistem perpajakan, perdagangan, dan iklim bisnis global, kepastian dalam pematuhan pajak (tax compliance) merupakan tujuan utama yang sangat penting bagi pemerintah dalam upaya mendanai pengeluaran publik dan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kepatuhan pajak adalah faktor terpenting dari semua faktor yang memengaruhi penerimaan pajak. Kesadaran yang tinggi dari masyarakat akan mendorong lebih banyak orang untuk mematuhi kewajiban mereka sebagai wajib pajak, melaporkan, dan membayar pajak dengan benar sebagai wujud tanggung jawab sebagai warga negara. Semakin tinggi tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak, semakin besar pula penerimaan pajak, seperti yang dikemukakan oleh James and Nobes (1997: 137). Kepatuhan pajak ini mencerminkan seberapa bersedia masyarakat mematuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 

Kesadaran wajib pajak dalam mematuhi kewajiban perpajakannya sangat penting untuk mendukung pembangunan negara. Contoh dari kepatuhan perpajakan dapat diilustrasikan melalui sikap yang tergambar dalam Serat Tripama.

 

Serat Tripama menggambarkan dalam bentuk pupuh macapat dhandanggula, dengan tujuh bait yang mengisahkan kisah tiga tokoh utama dari dunia pewayangan Jawa. Ketiga tokoh ini berasal dari cerita yang berbeda. Tokoh pertama adalah Bambang Sumantri, yang juga dikenal sebagai Patih Suwanda, seorang patih dari kerajaan Maespati yang setia kepada Raja Harjunasasrabahu. Kisahnya terjadi sebelum era Sri Rama dalam kisah Ramayana. Tokoh kedua adalah Raden Kumbakarna, panglima perang tertinggi dari kerajaan Alengka, dan merupakan adik dari raja negara tersebut, Rahwana. Tokoh ketiga adalah Adipati Karna atau Basukarna, yang terkenal dalam pewayangan pada masa Mahabarata (Setyawan, Mulyaningtyas, dan Rohmadi 2021).

 

Isi Ajaran luhur dalam Serat Tripama

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun