Fraud pada perusahaan seperti PT Kimia Farma bisa terjadi pada berbagai tingkatan, baik di sisi internal (karyawan, manajemen) maupun eksternal (mitra, pemasok). Pencegahan kecurangan membutuhkan pengawasan yang ketat, sistem pengendalian internal yang baik, dan kebijakan transparansi yang jelas untuk memastikan tidak ada penyimpangan yang merugikan perusahaan atau pihak terkait.
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam potensi fraud pada PT Kimia Farma:
1. Pengelolaan Keuangan dan Penyalahgunaan Dana
Fraud pada perusahaan besar sering terjadi di bagian keuangan, baik yang dilakukan oleh pihak internal (seperti manajemen atau karyawan) atau eksternal (seperti pemasok atau mitra bisnis). Potensi penyalahgunaan dana bisa mencakup pencatatan yang tidak benar, penggelembungan laporan keuangan, hingga penyelewengan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi.
2. Manipulasi Laporan Keuangan
Dalam beberapa kasus, manipulasi laporan keuangan bisa terjadi untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik dari kenyataan atau untuk menghindari kewajiban perpajakan. Hal ini dapat melibatkan pengaturan pengeluaran, pendapatan, atau aset untuk memberikan gambaran yang lebih menguntungkan atau untuk mendapatkan pinjaman dengan persyaratan yang lebih baik.
3. Korupsi dan Suap
Dalam industri farmasi, kemungkinan adanya korupsi dan suap sering terjadi, terutama berkaitan dengan hubungan dengan instansi pemerintah, pihak distributor, atau pemasok bahan baku. Pemberian suap atau gratifikasi untuk memenangkan kontrak atau mendapatkan izin yang seharusnya tidak diperoleh juga dapat menjadi indikasi adanya fraud.
4. Penyalahgunaan Aset Perusahaan
Beberapa bentuk kecurangan lainnya adalah penyalahgunaan aset perusahaan, seperti penggunaan kendaraan, properti, atau perlengkapan untuk kepentingan pribadi tanpa izin atau pencurian aset fisik.
5. Sistem Pengendalian Internal yang Lemah