Pagi hari yang sepi
Hanya terdengar bunyi mesin cuci yang tak mau berhenti
Berputar menggiling pakaian kotorku selama satu minggu
Sedangkan istriku memasak untuk kami makan selama satu hari ini
Lantas aku apa?
Mengerjakan sesuatu, entah itu apa
Yang ada hanya meletakkan jari jemari pada kotak hitamku
Aku lanjutkan mengetik karya ini yang tak tahu apa maksudnya
Menuliskannya kata demi kata, baris demi baris, hingga berbait-bait
Tak tertahan rasa hangat berada di dalam kontrakan yang tak begitu luas, namun cukup nyaman
Aku duduk bersila seraya melihat layar putihku yang menyala-nyala
Seakan mengajakku untuk sejenak melepas kepenatan
Setelah bekerja selama lima hari
Ia mengajakku untuk terus menuliskan kata-kata
Kata-kata yang sebenarnya bukan sebagai puisi seperti para pujangga
Kata-kata yang hanya berisi ungkapan kejujuran hati
Yah, aku harus jujur pada semuanya
Termasuk pada diriku sendiri
Aku jujur aku bingung untuk menuliskannya
Ingin rasanya menulis sebuah artikel yang singkat padat jelas dan penuh makna
Memberikan solusi atas permasalahan yang selalu menimpa bangsa ini
Bahkan di kehidupan sehari-sehari yang sering kita temui
Namun itu tadi, pikiranku tak mau menggerakkan jemari pada menulis artikel yang sistematis
Yang ada hanyalah aku merangkai kata yang tak pandai aku rangkai
Aku tetap mencoba dengan segala kejujuran hatiku
Kini aku tak mau berhenti untuk menuliskannya
Meski waktu terus berjalan dan detak jam dinding pun terdengar sampai hatiku
Memberi semangat padaku, jangan berhenti dulu sebelum waktunya
Aku ingin menghasilkan karya yang indah meski dalam bentuk tulisan sederhana
Aku andalkan kejujuran hatiku yang tak pernah berbohong pada kebenaran
Yang aku lakukan terdiri dari langkah-langkah yang membuatku yakin
Yakin dengan apa yang aku lakukan, bahwa ini memang kejujuran
Kejujuran yang akan membawa aku pada makna tertentu
Baik menurut Allah bukan menurut aku
Aku turuti saja, ke mana jari jemariku mengetik papan keyboard kotak hitamku
Lama-lama dan perlahan aku mulai menikmatinya
Haus akan gerak tubuh yang terjadi pada jemariku
Aku tak peduli apapun hasilnya, baik atau buruk menurut orang lain
Terpenting aku menuliskan terus karena ini dari hatiku
Terus menerus sampai aku merasa puas akan dahaga tulisan yang selama ini meronta-ronta
Ingin rasanya ditumpahkan pada selembar kertas atau pada layar kotak hitamku
Selama ini berhari-hari tertahan karena pekerjaan yang harus ditangani
Kini aku tumpahkan semua atas kejujuran ini
Lagi-lagi kejujuran yang aku bahas
Tak peduli jika orang lain mencemooh
Aku menulis bebas apa yang ada di pikiran dan di hati
Aku tak peduli pada semua yang mengomentari
Bagiku menulis adalah sebuah seni
Apapun bentuknya
Aku ingin berkarya, sampai nanti, sampai aku benar-benar tak sanggup lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H