Mohon tunggu...
Nova Enggar Fajarianto
Nova Enggar Fajarianto Mohon Tunggu... Freelancer - anak muda yang akan terus belajar

Penggiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menulis adalah Kejujuran Hati

9 November 2019   10:52 Diperbarui: 9 November 2019   11:19 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: worklessclimbmore.com

Pagi hari yang sepi

Hanya terdengar bunyi mesin cuci yang tak mau berhenti

Berputar menggiling pakaian kotorku selama satu minggu

Sedangkan istriku memasak untuk kami makan selama satu hari ini

Lantas aku apa?

Mengerjakan sesuatu, entah itu apa

Yang ada hanya meletakkan jari jemari pada kotak hitamku

Aku lanjutkan mengetik karya ini yang tak tahu apa maksudnya

Menuliskannya kata demi kata, baris demi baris, hingga berbait-bait

Tak tertahan rasa hangat berada di dalam kontrakan yang tak begitu luas, namun cukup nyaman

Aku duduk bersila seraya melihat layar putihku yang menyala-nyala

Seakan mengajakku untuk sejenak melepas kepenatan

Setelah bekerja selama lima hari

Ia mengajakku untuk terus menuliskan kata-kata

Kata-kata yang sebenarnya bukan sebagai puisi seperti para pujangga

Kata-kata yang hanya berisi ungkapan kejujuran hati

Yah, aku harus jujur pada semuanya

Termasuk pada diriku sendiri

Aku jujur aku bingung untuk menuliskannya

Ingin rasanya menulis sebuah artikel yang singkat padat jelas dan penuh makna

Memberikan solusi atas permasalahan yang selalu menimpa bangsa ini

Bahkan di kehidupan sehari-sehari yang sering kita temui

Namun itu tadi, pikiranku tak mau menggerakkan jemari pada menulis artikel yang sistematis

Yang ada hanyalah aku merangkai kata yang tak pandai aku rangkai

Aku tetap mencoba dengan segala kejujuran hatiku

Kini aku tak mau berhenti untuk menuliskannya

Meski waktu terus berjalan dan detak jam dinding pun terdengar sampai hatiku

Memberi semangat padaku, jangan berhenti dulu sebelum waktunya

Aku ingin menghasilkan karya yang indah meski dalam bentuk tulisan sederhana

Aku andalkan kejujuran hatiku yang tak pernah berbohong pada kebenaran

Yang aku lakukan terdiri dari langkah-langkah yang membuatku yakin

Yakin dengan apa yang aku lakukan, bahwa ini memang kejujuran

Kejujuran yang akan membawa aku pada makna tertentu

Baik menurut Allah bukan menurut aku

Aku turuti saja, ke mana jari jemariku mengetik papan keyboard kotak hitamku

Lama-lama dan perlahan aku mulai menikmatinya

Haus akan gerak tubuh yang terjadi pada jemariku

Aku tak peduli apapun hasilnya, baik atau buruk menurut orang lain

Terpenting aku menuliskan terus karena ini dari hatiku

Terus menerus sampai aku merasa puas akan dahaga tulisan yang selama ini meronta-ronta

Ingin rasanya ditumpahkan pada selembar kertas atau pada layar kotak hitamku

Selama ini berhari-hari tertahan karena pekerjaan yang harus ditangani

Kini aku tumpahkan semua atas kejujuran ini

Lagi-lagi kejujuran yang aku bahas

Tak peduli jika orang lain mencemooh

Aku menulis bebas apa yang ada di pikiran dan di hati

Aku tak peduli pada semua yang mengomentari

Bagiku menulis adalah sebuah seni

Apapun bentuknya

Aku ingin berkarya, sampai nanti, sampai aku benar-benar tak sanggup lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun