Pagi tadi, saya dan suami berniat mengisi bahan bakar solar untuk kebutuhan rencana perjalanan.
Suatu keharusan, karena besok kami akan menjemput ananda yang pulang dari Yogyakarta. Dia akan menghabiskan waktu libur sekolah sekaligus lebaran di rumah.
Sementara tempat penjemputan di pul bus, lumayan jauh, yang memakan waktu sekitar dua jam dengan kendaraan.
Dengan penuh harapan, kami akan mendapatkan solar. Tujuan pertama adalah SPBU yang paling dekat dengan rumah, yaitu sekira 12 kilometer jarak tempuhnya.
Sesampainya di SPBU, kami tidak terlihat antrean mobil maupun truk. Sudah kuduga, pasti solar kosong.
Dan ternyata benar. Suami bertanya kepada petugas, "Kapan ada solar lagi mbak?"
"Belum tahu, pak," sambil menggelengkan kepala.
Setelah tak mendapatkan solar, kami masih berharap kepada SPBU yang letaknya lebih jauh lagi dari rumah.
Akhirnya, sampai juga di SPBU kedua. Kami pun mengantre bersama pejuang solar.
Terdapat dua jalur antrean, yaitu deretan truk, sebelahnya lagi mobil penumpang atau pribadi.
Para sopir truk antre dengan rapi, tanpa ada yang menyerobot ingin duluan. Begitu juga kami.