Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

9 Tips Membuat Kerangka Tulisan Online

25 Mei 2021   22:54 Diperbarui: 25 Mei 2021   23:08 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Photo gadgetan.com"


Membuat kerangka menulis atau outline merupakan perencanaan bahan untuk tulisan yang akan dipersiapkan. Hal ini belum tentu juga dilakukan semua penulis, padahal kerangka tulisan membuat kita berpikir terstruktur terutama dalam menyusun kata-kata sehingga menjadi kalimat.

Kebiasaan kita membuat kerangka tulisan akan menghantarkan menjadi penulis profesional. Kenapa demikian, karena kita lebih mudah menganalisa dari setiap isi tulisan yang akan disajikan kepada pembaca. Sangat disayangkan juga, bila menulis tidak membuat outline atau kerangka tulisan tersebut.

Hal yang mendasar seperti kerangka tulisan dalam menentukan tema atau judul. Sering terjadi juga membuat judul yang tidak menarik atau judul tidak sesuai dengan tema, memang perlu jam terbang juga dalam membuat judul yang lebih mudah dipahami pembaca.

Tidak hanya tema dan judul tulisan, kita harus menentukan juga berapa jumlah kata tulisan sampai akhir penutupan.

Biasanya tulisan online mempunyai kisaran sekitar 600 - 1000 jumlah kata, namun tidak menjadi ukuran juga bahwa jumlah kata harus sesuai dengan yang ditulis. Bisa saja lebih atau kurang, maksudnya bisa di bawah 600 kata dan bisa lebih diatas 1000 kata.

Bagian dari kerangka tulisan juga adalah dalam menyusun paragraf, biasanya yang sering saya tulis kisaran 20-35 jumlah kata. Namun tidak menjadi patokan juga harus 20-35 kata tersebut, bisa kurang atau lebih, yang harus dipikirkan jangan sampai paragraf terlalu tipis atau terlalu tebal juga.

Paragraf tersebut menjadi penghubung dalam setiap tulisan, agar pembaca tidak merasa bosan dengan tipis dan tebalnya suatu paragraf tulisan. Untuk bisa diberikan pembatas dengan menggunakan tanda baca seperti tanda koma, titik, tanda tanya, tanda seru, dan lain sebagainya.

Selanjutnya saya akan berbagi dan sharing tips dalam menyusun kerangka menulis online, berikut uraiannya :

1.Menentukan Tema :

Tema merupakan tulisan pokok pembahasan utama yang perlu kita pikirkan sebelum menulis. Maksudnya adalah sebelum tercetus ide untuk menulis judul tulisan, kita perlu memikirkan temanya tentang apa. 

Seperti apa tema yang kita pikirkan, hal yang kita rasakan saat ini seperti tentang kesehatan, ekonomi, pemerintahan, politik, dan masih banyak lainnya. Bisa juga tema yang sedang viral, tema tentang hobi kita, atau tema yang pernah terjadi atau peristiwa sebelumnya.

Dari tema tersebut bisa dibuatkan indikator-indikator kecil atau pecahan tulisan dari tema yang akan dibuatkan judul. Seperti tema kesehatan, maka judul yang akan kita tulis bisa saja tentang virus corona, vaksin, situasi new normal, dan lain sebaginya.

2.Membuat Judul :

Membuat judul mudah dan sangat cepat untuk judul tulisan, namun belum tentu diminati oleh pembaca. Maksudnya adalah kita bisa menganalisa dari sebuah tema diatas sesuai yang kita tentukan, sehingga judul tulisan yang menarik dan bisa dinikmati oleh pembaca lainnya.

Judul tulisan yang menarik tergantung kita mulai dari mana, seperti halnya kita mengucapkan untuk sebuah tulisan. Seperti pembelajaran online situasi pandemi Covid-19, pembelajaran jarak jauh ditengah pandemi virus Corona, dan lain sebagainya. Itu contoh judul yang saya sampaikan, bila kita menganalisa dari tema kesehatan tersebut.

Dengan demikian menentukan judul yang baik kunci dari memahami isi tulisan yang kita tulis. Jangan sampai hanya sekedar judul saja, karena harus dipikirkan juga judul dan isi tulisan harus nyambung. 

3.Opening Yang Menarik :

Opening atau pembukaan tulisan itu sama saja. Namun bagaimana supaya pembukaan yang menarik, ini yang menjadi ulasan agar kita bisa menterjemahkan secara luas dan mendalam. Kenapa demikian, karena setelah membaca judul orang akan memulai membaca pembukaan tulisan.

Pembukaan tulisan harus bisa memikat para pembaca, agar bisa tulisan kita terus dibaca. Apa pembukaan yang perlu kita sajikan seperti bisa dengan peraturan dan undang-undang sesuai dengan tema dan judul, bisa juga dengan pengertian atau definisi, atau dengan berita yang viral dengan kalimat yang menggoda para pembaca.

Selanjutnya bisa juga dengan ide dan pikiran kita dengan mengidentifikasi judul yang bisa diuraikan dengan mengajak atau mempengaruhi pembaca bahwa tulisan penting untuk dibaca.

4. Paragraf penghubung:

Paragraf ini adalah kelanjutan dari kalimat pembuka atau opening yang menghubungkan kedua atau lebih paragraf diantara kalimat utama tersebut. Ini bagian paragraf raksasa menjadi pondasi dari kekuatan tulisan untuk menghasilkan ide dari suatu kata dan kalimat.

Paragraf penghubung ini bisa digunakan 3 sampai 4 paragraf dengan menguatkan uraian kalimat yang kita tulis. Namun tidak menjadi ukuran juga di paragraf mana yang menjadi batasan, ini tergantung bagaimana narasi yang akan diuraikan dalam kalimat tiap paragraf.

Sehingga untuk menyambung atau menghubungkan lebih mudah untuk menganalisa dan memilih kalimat yang efektif. Maka dari itu, sebelum memperbanyak paragraf tulisan agar dibaca ulang agar lebih bermakna dan bisa dirasakan semua pembaca.

5. Paragraf Pembanding :

Paragraf pembanding ini sebagai menguatkan dan menyakinkan penulis bahwa setiap paragraf penghubung lebih kokoh pendiriannya. Paragraf ini digunakan untuk menguraikan kalimat baik negatif maupun positif, sehingga tulisannya lebih renyah dan nikmat.

Seperti kita ketahui bahwa kalimat pembanding bisa lebih satu atau dua, seperti kalimat penghubung satu dan dua jauh lebih efektif dibandingkan dengan kalimat penghubung tiga dan empat, karena kalimat tersebut sebagai tambahan dan pemanis kalimat saja.

Begitulah paragraf pembanding untuk kita gunakan yang seluas-luasnya, sehingga pembaca ikut meresapi dari tulisan yang disajikan. Namun demikian, tergantung juga mau digunakan atau tidak, karena gaya bahasa seorang penulis bisa berbeda-beda atau sesuai dengan keinginan masing-masing.

6. Paragraf Fenomena :

Paragraf fenomena ini sering saya gunakan juga, karena lebih asyik dan menarik terutama sesuai dengan berbagai kejadian, peristiwa, dan fakta. Cara menguraikan kalimat yang menggunakan fenomena harus dikemas sebaik-baiknya, jangan sampai tulisan kearah yang negatif.

Sebetulnya fenomena ini lebih mudah untuk dituliskan, alasanya sebelum kita akan menulis pasti sudah tau permasalahan yang akan ditulis. Hanya sedikit harus berhati-hati juga dalam menyajikan terutama yang berhubungan dengan situasi dan kondisi lingkungan masyarakat baik secara individu maupun kelompok.

Dengan demikian dari penulisan fenomena tersebut, bisa diuraikan satu dan dua paragraf. Jika terlalu panjang permasalahan akan melebarkan kemana-mana, dikhawatirkan tidak nyambung dengan tema utama tulisan.

7. Paragraf Referensi :

Penggunaan refrensi atau sumber tulisan yang memerlukan data atau informasi, boleh digunakan dan tidak wajib juga digunakan. Namun harus dibekali dengan kekuatan mengidentifikasi dari setiap paragraf menurut pandangan penulis.

Dari refrensi yang akan kita gunakan, bisa dibedah kembali apa yang menjadi poin penting yang kita terima dari setiap refrensi atau sumber. Jika meragukan untuk menayangkan tulisan, berikan saja refrensi biar tidak terlihat kaku dan tidak membuat kita khawatir.

Referensi atau mencari sumber sama halnya dengan mengutip, agar setiap argumen penulis menjadi lebih sempurna. Baik kutipan langsung, kutipan tidak langsung, bisa refrensi dari google, informasi dari orang sekitar, berita online, dan lain sebagainya. Pastikan kita untuk tetap mengutip walaupun tidak langsung, hanya dengan membuat kesimpulan.

8. Paragraf Analisa :

Paragraf analisa merupakan menguraikan Ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Memberi jawaban dalam tulisan melalui sudut pandang penulis, sehingga analisa tulisan tersebut dinikmati oleh pembaca.

Sisi lain bahwa paragraf analisa mencerminkan kualitas pengalaman dan wawasan dari seorang penulis. Ketajaman memberikan pendapat dapat diukur dari perbedaan makna kata atau kalimat yang berbeda dengan orang lain. Menemukan hal yang baru dari yang dipikirkan oleh penulis 

Yang perlu diketahui adalah bahwa paragraf analisa, kita melihat dari uraian tulisan terutama dilihat setiap fenomena kejadian atau peristiwa tertentu. Dengan demikian, mulai dari sekarang pastikan sudah menciptakan ide baru.

9. Closing Yang Memukau :

Closing paragraf atau penutupan paragraf sama saja. Ini menjadi kehebatan penulis untuk memberikan kata dan kalimat dari seluruh tulisan yang lebih singkat dan jelas. 

Kalimat penutup bisa saja diberikan kesimpulan isi tulisan, himbauan, saran, dan kritikan yang membuat pembaca lebih mudah memahami isi tulisan  yang disajikan oleh penulis.

Selanjutnya dari uraiannya diatas, jika akan memulai menulis hendaknya membuat kerangka tulisan online. Agar lebih berjalan efektif dan yang paling penting lebih mudah mengevaluasi dari setiap apa yang akan kita tulis.

Semoga bisa bermanfaat dan berguna terutama untuk penulis pemula atau orang yang akan mulai menulis. Jika ada kekeliruan mohon dimaklumi.

Salam Perubahan

Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CHLP, CPS, CPI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun