Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasi Manajemen Kesan dan Persepsi dalam Organisasi

3 Desember 2020   23:30 Diperbarui: 4 Desember 2020   06:05 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kegiatan organisasi, dalam berbagai macam cara memberikan penilaian kepada karyawannya. Baik karyawan yang baru masuk kerja atau karyawan yang sudah lama bekerja.

Menurut Goffman, manajemen kesan atau management impression adalah proses dimana orang dalam sebuah situasi dapat mengatur secara verbal dan non verbal,penampilan baju,kata-kata dan gesture untuk memperkuat kesan mereka yang di hadapan orang lain.

Berhadapan dengan orang merupakan bagian usaha seseorang untuk menampilkan kesan pertama yang disukai. Sehingga berguna untuk menampilkan manajemen kesan yang baik untuk mendapatkan keuntungan dalam berbagai situasi dan kondisi apapun.

Menjadi fenomena manajemen bisa memberikan kesan pertama pada saat menerima calon pelamar baru yang akan menjadi karyawan.

Calon pelamar baru tentunya sudah mempersiapkan diri menjadi individu yang terbaik didalam proses untuk mendapat pekerjaan di perusahaan tersebut.

Analisa dalam menerapkan terhadap calon pelamar dalam manajemen pesan dan digabungkan teori Goffman diatas:

1.Cara Berpakaian :

Menjadi kesan yang menyenangkan apabila manajemen melihat pertama kali bahwa calon pelamar menggunakan pakaian rapi, bersih dan wangi.

Seharusnya ini menjadi pengalaman semua orang, ketika akan melamar pekerjaan tentu mempersiapkan pakaian yang terbaik.

2.Cara Berkomunikasi :

Menjadi penilaian yang mengesankan apabila calon pelamar mampu berkomunikasi dengan baik, artinya didalam proses wawancara memberikan jawaban yang jelas atau jawaban yang luas. Kemudian diterima dengan baik oleh perwakilan manajemen yang sedang wawancara.

3.Cara Berperilaku :

Menjadi hal penting juga dalam menunggu dalam ruangan, sedang duduk pada saat interview, menggunakan bahasa tubuh terutama gaya tangan atau tatapan mata, bisa juga pada saat berjalan dan berdiri.

Tindakan yang baik diawali bagaimana calon pelamar, mampu mengelolah sikap dan perilaku serta cara menghadapi situasi yang akan terjadi terutama bertemu dengan seorang manajemen yang mererima anda sebagai karyawan.

4.Pengalaman dan Kemampuan :

Menjadi penilaian tersendiri terhadap calon pelamar baik yang sudah mempunyai pengalaman atau calon pelamar yang baru lulus sekolah.

Sedangkan kemampuan calon pelamar tersebut, sangat terlihat dari pengalaman seseorang yang sudah lama bekerjanya tentu berbeda dengan baru lulus sekolah yang belum punya kemampuan.

Dari keempat point diatas merupakan gambaran terhadap manajemen kesan, yang salah satu kegiatan dalam simulasi penerimaan calon pelamar baru yang akan menjadi karyawan.

Dengan demikian selain manajemen kesan menjadi point penilaian pertama untuk bagi calon pelamar baru. Setelah diterima menjadi karyawan pasti akan mengenali terkait manajemen persepsi.

Manajemen kesan dengan manajemen persepsi saling berhubungan, bagaimana memberikan penilaian selanjutnya terhadap karyawan yang sedang diterima bekerja tersebut.

Manajemen persepsi disini tidak hanya karyawan yang baru diterima namun terhadap karyawan sudah lama bekerja juga.

Manajemen persepsi menurut pandangan Islam adalah proses manusia dalam memahami informasi baik melalui mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, hati untuk merasakan yang disalurkan ke akal dan pikiran manusia agar menjadi suatu pemahaman.

Persepsi disini akan membuat karyawan menumbuhkan kesadaran terutama dalam menjalankan pekerjaan, supaya penilaian manajemen menjadi positif dan berdampak pemberian reaward.

Perlu kita pahami bersama bahwa kadang-kadang persepsi itu lebih mengarahkan kekonotasi negatif yang berdampak punishment terhadap karyawan.

Punishment terhadap persepsi adalah penilaian kerja akan mempengaruhi penghasilan,karir terhambat, pemberian motivasi kurang terhadap pimpinan, dan lain sebagainya.

Penilaian punishment menurut penulis adalah perusahaan masih membutuhkan karyawan tersebut namun disisi lain ada pertimbangan khusus dengan melihat persepsi tersebut.

Reward dan punishment merupakan bagian sistem perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan agar mengalami perubahan menjadi persepsi yang positif.

Persepsi menjadi penilaian objektif atau subjektif,keuntungan bagi karyawan apabila mampu mempertahankan persepsi baik dilakukan penilaian dari organisasi.

Penilaian objektif dan subjektif, pasti dirasakan dalam kondisi dan situasi tertentu, karena penilaian tersebut tidak hanya terlihat sesuai dengan fakta saja namun ada juga penilai berdasarkan kepribadian atau kedekatan seseorang.

Persepsi baik tidak hanya dinilai oleh pimpinan organisasi saja namun bisa saja dinilai oleh rekan kerja, devisi lain, customer eksternal, atau yang lainnya.

Persepsi apa saja yang biasanya dalam penilaian manajemen perusahaan, diantaranya adalah :

1.Disiplin Kerja :

Bisa saja karyawan tersebut kehadiran kerjanya tidak maksimal, sering terlambat, loyalitas kurang, tidak bertanggung jawab, dan kurang memberikan respon, dan lainnya.

2.Komunikasi Kerja : 

Bisa saja komunikasi kurang baik terhadap pimpinan langsung di pekerjaan, kurang koordinasi sesama rekan kerja, atau sering berkomunikasi dengan rekan kerja dalam hal yang tidak penting.

3.Penampilan Kerja :

Bisa saja terhadap penampilan dalam menggunakan seragam kerja, kurang rapi, kurang wangi, dan lain sebagainya.

Dari ketiga Point diatas bagian contoh agar setiap karyawan atau bagi pembaca menghindar dari persepsi yang negatif.

Dengan demikian bahwa diantara manajemen kesan dan manajemen persepsi masih tetap digunakan untuk melakukan penilaian secara individu.

Penulis akhiri, apabila ada kekeliruan mohon dimaklumi.

Salam Persepsi dan Kesan

Oleh : Noto Susanto,S.E,M.M,CSTMI,CPHCM,CNHRP,CNLP,CPS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun