Mohon tunggu...
Dayat H.D Author/Asisten Author (MUSASHI SAMURAI)
Dayat H.D Author/Asisten Author (MUSASHI SAMURAI) Mohon Tunggu... Hair stylist -

Hair stylist, Vidio maker, Blogger author [notesdayat.blogspot.com], Asisten author #Wijasasmaya #Misssusanhansen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Me adalah Aku, Engkong (?), Mother adalah Ibu [Bagian 2]

23 September 2016   07:34 Diperbarui: 23 September 2016   07:47 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangi turu ngadek metenteng, ketemu tonggo wong-wongane ketok sumeh.

Esuk-esuk ngombe teh adepane telo goreng, enak benerrrr delok bapak leyeh-leyeh... Jebul nyeleh.

Pantun ini dalam dan kasar, mengingat bagaimana keadaan para petani yang semakin merengek seperti bayi 'Nandor telo umur pitu wulan lagi iso di bedol, bar di dol regane isih kalah karo rego uyah. Lapo sajeke urip arep mangan lawuh uyah!', begitu suara yang tersaring gendang telingaku ketika beberapa petani duduk dibawah pohon usai 'tandur' padi.

[Bagian 2]

"Kamu Hidayatullah?", Tanya seorang pria berambut uban.

"Iya... Anda siapa? Apakah anda...."

"Saya bapak kamu", Nada suara pelan melirih jawabnya.

Bagaimana bisa seusia gue memanggil bapak kandung dengan panggilan Anda? Kami berdua sama-sama saling terdiam, gue tundukkan pandangan gue ke bawah lalu gue tatap sebentar wajah yang mengaku dia adalah 'engkong' gwe untuk memastikan apakah ada kemiripan diantara kami? Lucu sekali rasanya dalam hati dan pikir gwe, 'Kalau bener bapak gwe pasti kita ada miripnya'.

"Maafkan bapak. Dulu kamu masih sangat kecil, masih dalam gendongan... Menangis, sakit, dan dulu kamu bukan disini tapi di rumah kontrakan pak Djanan", Ceritanya pelan sambil menunjukkan sketsa wajahnya kepada langit biru di siang itu.

Gwe hanya diem, belum tau ingin bicara apa. Yang gwe rasain saat itu seperti ada sepatu panser menempel di bibir gwe; kaku dan keras.

"Dayat sengaja datang ke Jakarta lagi sama bulik. Karena cuma bulik dan suaminya yang mau jujur sama Dayat kalau bapak masih ada", Pelan kataku.

Burung-burung gereja menonton kami dari lapangan jaman bahela, mereka menyanyikan melodi-melodi tak ber-irama lalu terbang jauh ketika jaket hitam melayang.

"Bapak mau pulang dulu ya, nanti malam bapak kesini lagi dan kita ngobrol-ngobrol"

Pembicaraan kami tak panjang, masih dikalahkan rasanya sepatu panser menempel di bibir. gwe tersenyum dengan wajah seperti anak kucing meminta kepala ikan.

1 hari kemudian, gwe dan bulik harus segera pamit kembali ke Jogja. Sebenarnya enggan untuk jauh darimu 'engkong', tapi di hati kita masih merasakan kita berbeda.

"Terimakasih (Alm) beliau Yatno, Devi, tetangga-tetangga, dan sahabat-sahabat baru yang sudah ber-pesta besar menyambut kedatangan kami. Ya... semoga kita akan jumpa lagi di lain hari".

"Hati-hati Dayat... Oh iya, surat cinta kemarin sebenarnya dari (...Lupa namanya...) bukan dari gue", Ucap Devi.

Langkah gwe dan bulik Rum mulai jauh dari tempat kemarin ber-pesta.

Namun saat itu bertepatan lagi ketika mikrolet sepepu sang raja jalanan (Kopaja) menghentikan putaran rodanya tepat depan kami jl. Daan Mogot-Kalideres. Abang supir sedikit beruban rambutnya, lagu itu nyaring untuk menyelinap ke memori ini.

'Teng-teng-tong-teng..... teng-teng-tong-teng..... (.........) Tapi tak sepatah kata~yang bisa ter-ucap..... hanya ingatan yang ada di kepala..., hari berganti angin tetap berhembus..., cuaca berubah daun-daun tetap utuh...'

Notes Dayat, http://notesdayat.blogspot.co.id/2016/09/meaku-engkong-motheribu-bagian-2.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun