Mohon tunggu...
Nora Oya
Nora Oya Mohon Tunggu... Buruh - “If you think you are too small to make a difference, try sleeping with a mosquito.” - Dalai Lama

rakyat biasa, ibu seorang putra, yang pecinta binatang, pemerhati budaya dan pecinta wastra

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tujuan Wisata di Kota Tangerang yang Sebenarnya Bisa Ditata Lebih Baik!

4 Desember 2019   00:01 Diperbarui: 4 Desember 2019   22:08 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecap Benteng dari Tangerang (foto: travellingyuk.com)

Cina Benteng memang selalu diidentifikasi dengan stereotip orang Cina berkulit hitam atau gelap, jagoan bela diri, dan hidupnya pas-pasan atau malah miskin.

Sampai sekarang, ternyata mereka juga tetap miskin meski sudah jarang yang jago bela diri. Meski ada beberapa yang sudah berhasil sebagai pedagang. Sebagian besar Cina Benteng hidup sebagai petani, peternak, nelayan. Bahkan, ada juga pengayuh becak.

Sejarah  Cina Tangerang memang sulit dipisahkan dengan kawasan Pasar Lama (Jalan Ki Samaun dan sekitarnya) yang berada di tepi sungai dan merupakan permukiman pertama masyarakat Cina di sana.

Pada akhir tahun 1800-an, sejumlah orang Cina dipindahkan ke kawasan Pasar Baru dan sejak itu mulai menyebar ke daerah-daerah lainnya. Pasar Baru pada tempo dulu adalah merupakan tempat transaksi (sistem barter) barang orang- orang Cina yang datang lewat sungai dengan penduduk lokal.

Selain di Kampung Sewan yang terletak di belakang Bendungan Pintu Air Sepuluh, keturunan etnik Tionghoa di Tangerang ini juga tersebar di Teluk Naga. Dulu sebagian dari mereka merupakan petani.

Setelah rumah dan sawahnya terkena gusur untuk proyek pembangunan bandara Soekarno Hatta, mereka pun pindah ke Kampung Sewan pada 1970an. Dulu tempat tinggal mereka adalah yang sekarang menjadi landasan kapal (bandara), lalu digusur dan pindah ke Kampung Sewan.

Kelenteng 

Bagian dalam Kelenreng Boen Tek Bio (foto: pribadi)
Bagian dalam Kelenreng Boen Tek Bio (foto: pribadi)

Sebagai kawasan permukiman Cina, di Pasar Lama dibangun kelenteng tertua, Boen Tek Bio, yang didirikan tahun 1684 dan merupakan bangunan paling tua di Tangerang. Lima tahun kemudian, 1869, di Pasar Baru dibangun kelenteng Boen San Bio (Nimmala).

Kedua kelenteng itulah saksi sejarah bahwa orang-orang Cina sudah berdiam di Tangerang lebih dari tiga abad silam. 

Kelenteng Boen Tek Bio Tangerang adalah yang pertama berdiri diantara tiga kelenteng tertua di Tangerang. Komunitas Tionghoa di Petak Sembilan mendirikan kelenteng ini waktu itu dalam bentuk yang masih sangat sederhana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun