Mohon tunggu...
Nora Handayani
Nora Handayani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Cinta untuk Bunda

26 Desember 2022   22:07 Diperbarui: 26 Desember 2022   22:34 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terima Baskara hanya diam, segerombolan anak-anak tersebut semakin mengolok-olok Baskara. Salah satu dari segerombolan anak tersebut berdecak "Baska jadi lo kasian banget yah, Hahahaha. Udah gak bisa jalan, cuma duduk doang dikursi roda, pasti ibu lo ngerasa kesusahan banget, jadi anak berguna dikit coba.."

Tak terima dengan perkataan mereka, Baska mengepal kedua tangannya kuat "Bisa gak sih gak usah bahas-bahas kekurangan gue?!, tanpa kalian kasih tau juga gue tau kalau gua punya kekurangan, kalian gak tau gimana setiap hari gue mati-matian buat bersyukur. Dan kalian dengan mudahnya ngomong kayak gitu?!" dada Baskara semakin sesat kini ia menangis sejadi-jadinya.

Aisyah melihat kejadian itu, ia segera berlari menghampiri Baskara. dan segerombolan anak itu langsung pergi ketika melihat ibu Baskara datang.

"Baska Maafin Bunda ya... Bunda telat pulangnya, udah Baska gak usah dengerin apa yang mereka bilang tadi, apa yang mereka omongin itu gak bener."

"Gimana Baska gak dengerin Bun, orang apa yang mereka bilang bener!" jawab Baska dengan nada sedikit tinggi.

Aisyah menghela nafas panjang, melihat Baskara menangis, dadanya terikut sesak. Ya bagaimana tidak, ibu mana yang bisa terima jika anaknya di perlakukan seperti itu.

"Baska bun--" ucapan Aisyah terhenti

"Udahlah Bun, Baskara mau ke kamar dulu. Baska capek, Baska mau tenangin diri dulu. Bunda juga pasti capekkan baru pulang, udah Bunda gak usah mikiran Baska, Baska gak pa-pa kok cuma perlu tenangin diri aja."

Aisyah menghela nafas panjang, ia menatap punggung Baskara di balik kursi roda yang mulai menghilang dari edaran matanya. Aisyah merenung, ia duduk dan bersandar di sofa ruang tamu. Menurutnya, hari ini adalah hari yang cukup melelahkan.

Aisyah memutuskan untuk menyusul Baskara ke kamarnya. Aisyah melangkah memasuki kamar anak laki-lakinya tersebut, tatapan wanita itu berubah sendu ketika melihat Baskara yang termenung duduk di dekat jendela menatap langit-langit malam.

"Baska..." Baskara menoleh mendengar suara dari Aisyah. Terdiam sebentar, lalu ia tersenyum "ehh Bunda kok belum tidur?" Aisyah mengehela nafas panjang, ia memutuskan untuk duduk di sebelah putranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun