Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Aglomerasi" untuk Ekonomi Keberlanjutan dan Akselerasi Capaian SDGs Indonesia

8 April 2024   13:57 Diperbarui: 9 April 2024   10:50 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Penampakan udara kawasan SCBD, Jakarta. (Sequis Tower via Kompas.com) 

Ekonomi berkelanjutan secara ideal tentu merupakan perekonomian yang memberikan kesejahteraan umum yang sebsar-besarnya, dengan penggunaan sumber daya secara optimal tanpa merusaknya atau jejak ekologis harus lebih kecil dibandingkan biokapasitas. Artinya perspektif aglomerasi ini bisa dilihat dari dua hal;

Pertama, aglomerasi secara spasial dengan melihat pola hubungan antara wilayan geografis yang meghubungkan dengan tata keruangan wilayah.

Kedua, aglomerasi yang mendasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh masyarakat urban dengan adanya transformasi wilayah.

Dari dua tipe aglomerasi ini, secara luas menjadi katalis penting untuk memajukan urbanisasi lebih lanjut yang pada akhirnya memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi (Shen L.Y., Cheng C.Y., Gy, X Y, Du C., Meng H., Wang J.H. Can, 2022) sehingga mampu mendorong Pembangunan berkelanjutan yang memiliki kualitas tinggi.

Dalam roadmap SDGs 2030, Indonesia sedang menuju pemenuhan capaian untuk SDGs 8-Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Promote Sustained, Inclusive and Sustainable Economic Growth, Full and Productive Employment and Decent Work for All). 

Dalam roadmap disebutkan dua tolok ukur penting yang menjadi faktor utama pencapaian ini, yakni pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk. 

Oleh pemerintah, hal ini diukur secara transformasi struktural dari sektor pertanian, sektor manufaktur dan sektor jasa dengan produktivitas lebih tinggi dalam mendorong proses pendapatan. 

Angka yang diperkirakan dalam pertumbuhan ekonomi di sini sebesar 6,2% guna mencapai pertumbuhan PDB riil per kapita 5,4% dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,7% (https://sdgs.bappenas.go.id/, 2023). 

Capaian target ini tentu tidak mudah dan harus dilakukan pendekatan multi sektoral, meningkatkan interkonektifitas, pembangunan infrastruktur, peningkatan SDM hingga pengurangan ketergantungan terhadap komoditas termasuk bahan mentah melalui diversifikasi produk dan daya saing dalam proses produktivitas. 

Pariwisata, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan mendorong keterampilan pemuda secara kompetitif adalah beberapa kunci guna mendorong keberhasilan SDGs 8 melalui pola aglomerasi.

Untuk mencapai tujuan ekonomi keberlanjutan sesuai dengan target capaian SDGs 8, aglomerasi di Indonesia tentu bukan waktu yang singkat. Apalagi berbicara aspek ekonomi yang membutuhkan proses pemerataan. Ada dua dampak yang musti dipertimbangkan, apakah spread effect (positif) ataukah justru backwash effect (dampak negatif) dari nilai economies of scale-nya sendiri. Misalnya wilayah aglomerasi mungkin nantinya akan berkembang lebih cepat, terutama untuk DKI Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, Cianjur dan sekitarnya, karena ada interaksi antar wilayah yang berdekatan, sehingga kegiatan ekonomi akan berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun