Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Perempuan Memilih Berhenti di "Lampu Merah" atau Waithood, Fenomena Sosial-Global?

1 Maret 2024   09:37 Diperbarui: 1 Maret 2024   22:18 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Shutterstock/ANDRII YALANSKYI via KOMPAS.com)

Waithood di Indonesia sendiri menurut beberapa sumber terjadi seiring dengan menyebarnya fenomena yang sama secara global yang dimulai pada abd 21.

Tak hanya budaya patriarki yang disebut-sebut sebagai salah satu faktor penyebab, namun juga faktor ekonomi dan tidak mudahnya membina hubungan pernikahan, meskipun telah berpacaran cukup lama.

Diah, seorang mahasiswi S2 di salah satu perguruan tinggi di Jakarta misalnya, menyebutkan bahwa dirinya sudah tidak lagi menginginkan untuk cepat menikah di usianya yang saat ini menginjak kepala 3.

Bagi Diah, menikah sebuah pilihan. Dia mengaku pernah merasakan keinginan yang kuat akan pernikahan semasa berpacaran saat kuliah hingga lulus S1.

"Saat itu adalah saat indah ya, berpacaran dan kita pengennya menikah".

Namun Diah tidak merasakan hal yang sama dengan pacarnya yang justru ingin investasi dulu untuk kehidupan mereka mendatang. Diah mengaku sudah cukup tebal mendengar pertanyaan "kapan nikah?" atau "pacar kamu beneran serius nggak sama kamu?".

Berbeda dengan Putra, salah satu karyawan di perusahaan swasta Kalimantan Timur, yang justru menganggap pernikahan menjadi tujuan yang harus ia capai pada saat berusia 26 tahun. "Mungkin karena saya laki-laki, dan secara sosial, menikah itu bisa menaikkan strata tersendiri".

Dok. Pri. Bersama Waithooders di Corporate Gathering RS. CMH, 2023
Dok. Pri. Bersama Waithooders di Corporate Gathering RS. CMH, 2023

Cara pandang inilah yang kemudian menciptakan konstruksi baru dalam kehidupan sosial generasi Z yang saat ini justru lebih memilih untuk menyiapkan masa depan lebih baik.

Bagi Diah misalnya, menyiapkan masa depan menurutnya akan lebih bisa menjamin kehidupannya, dibandingkan memikirkan pasangannya. 

Kesadaran ekonomi, menjadi faktor utama bagi Diah dibandingkan dia tidak memiliki kesiapan saat berumah tangga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun