Kedua, waithood yang menjadi pilihan mayoritas perempuan merupakan perjalanan panjang akan visi dan misi serta life goals. Sehingga dukungan terhadap ekspektasi juga menjadi penting dalam manifestasi goal oriented.
Ketiga, waithood harus diimbangi dengan meningkatkan nilai (value) dan juga pengetahuan dari diri perempuan, sehingga bisa menciptakan ruang dan tatanan yang lebih mendukung pembangunan dari diri sendiri untuk meraih kebahagiaan.
Sikap kita adalah tetap menjalankan konsekuensi pilihan dengan rasa tanggungjawab dengan tetap belajar, beradaptasi dengan berbagai tantangan dan perkembangan.
Paling tidak, tetap kompetitif dengan segala pencapaian kita. Berdiam sejenak, berhenti dan melanjutkan perjalanan kembali tentu akan lebih bermakna dengan memperhatikan sekeliling kita.
Pada akhirnya, waithood akan memiliki nilai akhir seperti halnya lampu merah di ujung jalan, dimana lampu ini akan berganti dengan warna 'kuning'dan 'hijau' untuk melanjutkan perjalanan generasi berikutnya.
Paling tidak penggalan lirik lagu The Lantis (2021) 'Kau sabar untuk menunggu aku disana. Walau ku berada di lampu merah Ku yakin Semua ini hanyalah hambatan sementara' kembali mengalun syahdu, Â karena kita telah berhasil menyiapkan mental dalam menghadapi fenomena sosial dan lingkungan yang ada di sekeliling kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H